Brilio.net - Misteri masih menyelubungi kematian Iguh Indah Hayati (55) dan Elia Eimanuel Putra (24). Ibu dan anak ini ditemukan telah menjadi kerangka. Penemuan kerangka keduanya terkuak ketika mantan suami Iguh Indah, Mudjoyo Tjandra, datang ke rumah yang sebelumnya ditinggali bersama.
Kapolres Cimahi, AKBP Tri Suhartanto mengungkapkan, pihaknya saat ini bersama Tim Forensik Rumah Sakit Sartika Asih Bandung telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk proses penyelidikan terhadap kasus temuan kerangka ibu dan anak di bangunan kosong, di Desa Tanimulya, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
BACA JUGA :
5 Fakta penemuan kerangka ibu dan anak di rumah kosong di Bandung, diduga meninggal 6 tahun lalu
"Kami telah melaksanakan kegiatan olah TKP terkait dengan adanya penemuan dua jenazah yang sudah menjadi kerangka," kata Tri, dilansir brilio.net dari antaranews, Rabu (31/7).
Saat menggeledah rumah kosong tersebut, polisi pun menemukan sejumlah barang bukti lain yakni guratan di tembok yang diduga merupakan curahan hati ibu dan anak tersebut. Tulisan terlihat ada di bagian ruang tamu serta kamar tempat mereka meninggal hingga menjadi kerangka. Beberapa tulisan diduga disampaikan untuk Mudjoyo Tjandra.
BACA JUGA :
Kasus kematian Afif Maulana ditutup, Kapolda Sumbar sebut penyebabnya karena patah tulang
"Jikalau kau menikah lagi, aku harap kau jangan menyakiti istri ketiga mu nanti. Aku lihat kau sudah meminang istri baru lagi kan? Yang dari Ciamis yang photo bersamamu itu. Dipajang di FB Hendra Setiawan. Di kolom komentar tertulis mengingat karena kau pernah gagal menjalani hubungan pada istri ke 1 mu yang bernama Leony Maria Theressia," tulisnya.
Nggak cuma itu saja, dalam tulisan yang masih terus diselidiki itu terungkap jika Iguh Indah dan anaknya, Elia, meminta rumah tersebut diwakafkan untuk pembangunan masjid Tanimulya.
"Aku minta rumah ini diwakafkan untuk mesjid Tanimulya. Kalau Mudjoyo Tjandra tidak menyerahkan untuk didirikan mesjid di tempat ini, berarti sudah menjadi penjahat karena merebut hak saya dan warga Tanimulya untuk warga RT 10. Pak RT tolong tagih rumah ini dan harus jadi mesjid atas kematian saya," terang tulisan tersebut.
Sementara itu, di tembok tengah rumah, tertulis curahan hati yang diduga dibuat oleh Elia. Tulisan itu berbunyi jika dia meminta maaf tak bisa menjadi anak yang sempurna. Dia pun mengungkapkan keinginannya untuk bersekolah, namun sayang tak ada biaya untuk bisa mewujudkan keinginannya.
"Aku hanya minta uang sekolah tapi kau seperti itu. Katanya raihlah cita-citamu setinggi langit, tapi kau tidak dukung aku dengan biaya sekolah. Maafkan aku tidak bisa menjadi anak yang sempurna karena manusia tidak ada yang sempurna. Termasuk istrimu aja kau tinggalkan karena kau menuntut dia menjadi sangat sempurna. Tapi ketahuilah, hanya tuhan yang sempurna," bunyi tulisan itu.
Coretan di tembok rumah itu kini jadi bukti yang dikumpulkan kepolisian untuk mengungkap misteri kematian Iguh Indah dan Elia. Termasuk pemeriksaan terhadap barang bukti lain yang sudah terlebih dahulu diamankan. Namun, pihaknya belum bisa menyimpulkan apapun penyebab kematian ibu dan anak tersebut sebab masih menunggu hasil otopsi dari tim forensik.
"Di sini kita melakukan pendalaman terkait dengan barang-barang yang ditemukan, sebagai petunjuk untuk kita bisa menentukan apakah penemuan tengkorak ini ada keterkaitan dengan suatu tindak pidana atau bukan," tambah Tri Suhartanto dilansir dari antaranews.
AKBP Tri juga mengatakan jika kini suami dari Iguh, Mudjoyo Tjandra, tengah dijadikan saksi untuk mengungkap penyebab kematian dari dua jasad tersebut. Terungkap, jika Mudjoyo sudah meninggalkan rumah sejak 2015 tanpa bukti perpisahan dari pihak pengadilan.
"Menurut keterangannya masih pisah rumah. Belum ada perceraian dan memang keluar dari rumah ini semenjak tahun 2015," katanya dikutip dari liputan6.com.