1. Home
  2. »
  3. Serius
23 Oktober 2019 17:31

Pengakuan Risma tolak tawaran jadi menteri dari Megawati

Risma dua kali ditawari jabatan menteri, oleh Megawati dan Puan Maharani. Muhammad Bimo Aprilianto

Brilio.net - Per 23 Oktober 2019, para menteri Kabinet Indonesia Maju telah resmi dilantik. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengumumkan satu per satu nama menteri yang dipilih serta pos kerja yang diberikan. Dari 38 nama yang diumumkan, tidak ada nama Tri Rismaharini. Padahal sejak awal, Wali Kota Surabaya ini disebut bakal mengisi satu kursi kementerian Kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin.

Sebelumnya pihak keluarga sempat mengonfirmasi kalau Risma sempat dapat tawaran untuk jadi menteri. Dilansir brilio.net dari merdeka.com, Rabu (23/10), Risma menjelaskan alasan namanya tak pernah dipanggil Presiden Jokowi ke Istana Negara seperti para calon menteri sebelumnya.

BACA JUGA :
Sukseskan Asian Games 2018, 3 tokoh ini kini jadi menteri


Di rumah dinas Wali Kota Surabaya di Jalan Sedap Malam, Risma bercerita jika dirinya memang lebih dari sekali ditawari menjadi menteri. Bukan oleh Presiden Jokowi secara langsung. Namun tawaran justru datang dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

"September sempat ketemu Ibu Mega, ditawari jadi menteri, tapi saya sudah jawab tidak. Tapi wes mbak ojok kesusu, pokoke sebelum Oktober (dijawab) ya mbak," ujarnya menirukan ucapan Megawati saat itu.

Ia menambahkan, saat Oktober tiba, dirinya malah sedang berada di Korea. Saat itu lah dia ditelepon Puan Maharani. Puan kembali menanyakan tawaran untuk duduk di kursi menteri.

BACA JUGA :
Umumkan kabinet baru, gaya Jokowi silangkan kaki ini bikin heran

"Aku Oktober pergi ke Korea. Waktu itu aku ditelepon Mbak Puan, piye dadi menteri. Saya jawab endak (enggak) saya selesaikan di Surabaya dulu," tambahnya.

foto: merdeka.com

Ada beberapa alasan mengapa dirinya menolak menduduki kursi menteri. Pertama, ia merasa harus menjaga Kota Surabaya hingga tuntas masa baktinya yang kurang lebih tinggal satu tahun ke depan. Ia mengaku akan menyesal jika terjadi apa-apa dengan Surabaya, di mana ia sudah berdarah-darah sebelumnya menjaga Surabaya.

"Kalau aku meninggalkan Surabaya kalau terjadi apa-apa, saya nyesel (menyesal). Saya sudah berdarah-darah, benerkan, tanganku putus, tendonku juga kena dan saya sering jatuh di lapangan. Apa yang saya lakukan itu nanti akan sia-sia gitu," tegasnya.

Risma mengaku pernah bertemu langsung dengan Jokowi. Namun ia enggan mengatakan, apa yang dibicarakannya saat itu. Lalu, bagaimana jika di tengah tahun terjadi reshuffle kabinet? Risma tidak mau berandai-andai. Saat ini, sambung Risma, dia akan fokus menyelesaikan jabatannya di Surabaya.

"Kalau ke Pak Jokowi, saya sudah sampaikan apa yang saya omongkan. Tapi itu rahasia ya. Saya sampaikan, saya ketemu Pak Jokowi juga, tapi sudah saya sampaikan ke Bu Mega," katanya.

"Mimpi-mimpi yang ingin saya buat di kota Surabaya, ini di akhir-akhir ini saya harus menyelesaikan yang pokok dulu. Misalnya, 99 persen warga kota Surabaya harus bisa makan. Saya bangun mimpi saya. Saya buat cable car dan ruang bawah tanah yang akan digunakan oleh publik," tegas Risma.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags