Brilio.net - Menurut data terbaru yang diterima berdasarkan call center Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), ada sebanyak 162 korban yang meninggal dunia akibat gempa yang terjadi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin. Para korban yang meninggal mayoritas merupakan anak-anak.
Sejauh ini tercatat ada sebanyak 2.345 unit rumah yang hancur dengan skala kerusakan mulai dari 60 persen hingga 100 persen. Menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, titik yang terdampak gempa luar biasa berada di Kecamatan Cugenang.
BACA JUGA :
Sejarah mencatat 14 kali gempa merusak terjadi di Cianjur-Sukabumi
Imbas gempa di kecamatan tersebut juga dirasakan langsung oleh Ida Farida, ibu rumah tangga dari Desa Benjot, Kecamatan Cugenang. Saat ditemui di RSUD Sayang, Kabupaten Cianjur, Selasa (22/11), Ida menceritakan tentang perjuangannya menembus akses jalan yang terputus.
Menurut laman antaranews, Ida rela menerjang reruntuhan untuk menyelamatkan anak perempuannya, Siti Hamdal, yang tertimpa atap rumah.
Akses jalan belum bisa dibuka, saya terobos-terobos. Lewat sawah-sawah saya, berjuang demi anak daripada kenapa-kenapa, ujar Ida.
BACA JUGA :
Update korban gempa Cianjur: 162 meninggal, mayoritas anak-anak
Penyintas gempa magnitudo 5,6 di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat itu mengatakan bahwa lingkungan tinggalnya mayoritas berupa pegunungan. Sebelum gempa terjadi, Ida berkumpul bersama empat anaknya.
Kemudian, saat terjadi gempa, akses jalan utama terputus reruntuhan dan longsoran. Selain itu, membuat listrik padam, jalanan tertimbun longsor dan meluluhlantakkan bangunan rumah.
Untuk melewati jalanan tersebut, dia dan keempat anaknya harus berjalan pelan-pelan menggunakan sepeda motor. Sesekali bila gempa susulan terasa, mereka berhenti berjalan untuk mengawasi keadaan.
Kondisi anaknya, Siti, terluka parah di bagian kepala tertimpa atap rumah sebelum menjalankan salat zuhur. Sehingga, ia segera dilarikan ke Puskesmas Cisau. Di sana, Siti mendapatkan pertolongan pertama berupa jahitan kepala.
"Masihnyut-nyutan, baru dikasih obat," ujar Siti.
Sementara tiga anak Ida lainnya diungsikan ke rumah saudaranya yang lebih aman dari gempa, karena takut gempa susulan terjadi kembali.
Saat ini, Siti masih menjalani perawatan setelah trauma akibat gempa Cianjur. Seperti penyintas lainnya, Siti berharap segera pulih, dan Ida mendapat bantuan dari pemerintah setelah rumahnya luluh lantak.
Lebih lanjut, menurut laporan BMKG, gempa bumi di Cianjur terjadi pukul 13.21 WIB, Senin (21/11). Gempa berpusat di 10 km arah barat daya dariKabupaten Cianjur, Jawa Barat, dengan kedalaman gempa 10 km. Gempa tidak berpotensi tsunami.