1. Home
  2. »
  3. Serius
14 September 2021 15:21

Potensi hujan petir di wilayah Indonesia akibat 3 fenomena musim

Sejumlah wilayah diproyeksikan BMKG akan mengalami bencana hidrometeorologi, seperti Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur. Faya Lusaka

Brilio.net - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan bahwa sejumlah daerah di Tanah Air akan mengalami hujan petir dalam beberapa hari ke depan. Hal itu dipicu oleh tiga fenomena musim yang tengah aktif di sekitar wilayah Indonesia.

Dilansir brilio.net dari Liputan6.com, Selasa (14/9) Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan potensi hujan lebat disertai kilat/petir/angin kencang akan terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia pada tanggal 13-20 September 2021.

BACA JUGA :
10 Momen apes di jalan pas musim hujan, bikin angguk setuju


"BMKG juga memprakirakan 'potensi hujan lebat' yang dapat disertai kilat/petir/angin kencang dalam periode 13 - 20 September 2021," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto dalam keterangan tulis yang dilansir dari Liputan6.com.

Guswanto menerangkan, ketiga fenomena musim tersebut adalah fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby Ekuatorial, dan gelombang Kelvin yang terpantau aktif di wilayah Indonesia hingga seminggu ke depan.

"MJO, gelombang Rossby Ekuatorial, dan gelombang Kelvin adalah fenomena dinamika atmosfer yang mengindikasikan adanya potensi pertumbuhan awan hujan dalam skala yang luas di sekitar wilayah aktif yang dilewatinya," ujar Guswanto.

BACA JUGA :
20 Meme lucu tentang hujan ini bikin senyum sekaligus baper

Fenomena MJO dan gelombang Kelvin bergerak dari arah Samudra Hindia ke arah Samudra Pasifik melewati wilayah Indonesia dengan siklus 30-40 hari pada MJO, sedangkan pada Kelvin skala harian. Sebaliknya, fenomena Gelombang Rossby bergerak dari arah Samudera Pasifik ke arah Samudra Hindia dengan melewati wilayah Indonesia.

"Sama halnya seperti MJO maupun Kelvin, ketika Gelombang Rossby aktif di wilayah Indonesia maka dapat berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah indonesia," ujar dia.

Selain itu, lanjut Guswanto terbentuknya belokan maupun pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) dapat mengakibatkan meningkatnya potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia. Suhu muka laut dan anomali suhu muka laut juga terpantau masih hangat di sebagian besar perairan di Indonesia, yang mendukung peningkatan suplai uap air sebagai sumber pembentukan awan-awan hujan.

"Kondisi tersebut juga didukung oleh masih tingginya kelembaban udara di sebagian besar wilayah di Indonesia hingga seminggu ke depan," pungkasnya.

Fenomena musim itu juga diprakiraan dapat memicu bencana hidrometeorologi yang bakal menerpa sejumlah daerah, seperti Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur.

"Berdasarkan Prakiraan Cuaca Berbasis Dampak (IBF-Impact Based Forecast) BMKG, potensi dampak bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang dan atau tanah longsor dari cuaca ekstrem hingga tiga hari ke depan yakni tanggal 15 September 2021 untuk level SIAGA," ujar Guswanto.

Adapun daerah-daerah tersebut antara lain Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bengkulu, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kep. Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca ekstrem dan potensi bencana hidrometeorologi di sejumlah wilayah dalam seminggu ke depan. Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengimbau masyarakat agar mewaspadai hal tersebut.

"BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem pada periode sepekan ke depan (hujan secara sporadis, lebat, dan durasi singkat, disertai petir dan angin kencang, bahkan hujan es), yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan puting beliung, terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi," kata Guswanto dalam keterangan tulis kepada Liputan6.com, Selasa (14/9).

Prakiraan cuca buruk ini terjadi di daerah-daerah di Indonesia dianataranya Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kep. Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua.

Sejumlah wilayah juga diproyeksikan BMKG akan mengalami bencana hidrometeorologi. Daerah-daerah tersebut antara lain, seperti Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur.

"Berdasarkan Prakiraan Cuaca Berbasis Dampak (IBF-Impact Based Forecast) BMKG, potensi dampak bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang dan atau tanah longsor dari cuaca ekstrem hingga tiga hari ke depan yakni tanggal 15 September 2021 untuk level SIAGA," ujar Guswanto.

Untuk informasi lebih spesifik hingga level kecamatan, menurut Guswanto publik dapat mengaksesnya di laman https://signature.bmkg.go.id/.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags