Brilio.net - Presiden RI, Prabowo Subianto meminta semua jajaran kementerian turut serta mendukung untuk segera menyiapkan program Makan Bergizi Gratis (MGB). Program ini dikabarkan akan segera direalisasi pada 2025 mendatang.
Kemudian program Makan bergizi, Kepala Badan Gizi Nasional, dan semua K/L untuk siapkan, segera kita mulai dengan bergerak cepat, tepat sasaran, terukur, tapi jangan takut dengan kesulitan, ungkap Prabowo dalam Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (23/10) lalu.
BACA JUGA :
Kualitas pendidikan bagus meski tak pakai UN, intip sistem ujian di 7 negara maju ini
foto: Instagram/@prabowo
Prabowo mengakui menjalankan program tersebut tentu tidak mudah, apalagi menurutnya masih banyak pihak yang meragukan kemampuan pemerintah yang dipimpinnya untuk melaksanakannya.
BACA JUGA :
Presiden Prabowo tekankan pembelajaran STEM, kenali pengertian, manfaat dan metode belajarnya
Saya tidak katakan bahwa ini bisa selesai dalam 1-2 minggu atau tiga bulan. Tidak ada di antara kita yang punya tongkat Nabi Sulaiman, tapi kita bisa berhitung, kita bisa mengelola, alokasi dana, kita bisa kerahkan sumber daya dan kita akan mencapai target yang kita tentukan. Saya haqqul yakin, saya pertaruhkan kepemimpinan saya. Bagi saya, makan bergizi untuk anak-anak, ibu hamil adalah strategis. Yang tidak mendukung hal ini silahkan keluar dari pemerintahan yang saya pimpin, tegas Ketua Umum Partai Gerindra tersebut.
Menurutnya semua jajaran kementerian dan lembaga yang ada saat ini merupakan sebuah tim yang handal sehingga harus yakin bahwa program ini bisa dilaksanakan dengan baik. Prabowo menekankan bahwa program makan bergizi gratis ini merupakan bagian dari rencana kebangkitan bangsa Indonesia.
Selain itu, Prabowo menilai pentingnya pendidikan yang menurutnya sangat mutlak. Dia mengaku sudah berbicara dengan menteri pendidikan dan sudah memiliki gambaran besar bagaimana pemerintah kelak akan menggunakan teknologi untuk mempercepat upaya membawa pendidikan kepada anak-anak di seluruh pelosok Tanah Air.
Mencerdaskan kehidupan bangsa mutlak, pendidikan bagi kita adalah prioritas yang sangat tinggi. Saya kira ini terlihat komitmen kita terhadap pendidikan. Kalau tidak salah alokasi kita dalam anggaran 2025 untuk pendidikan salah satu tertinggi? Mungkin selama sejarah, untuk pertama kali kita sudah 25 persen? Oh 20 (persen). Jadi, masalah pendidikan sangat utama, jelasnya.
Selain itu, Prabowo juga menyinggung kesehatan bagi anak-anak dan seluruh masyarakat Indonesia.
Kalau kita bisa berikan pendidikan yang terbaik untuk anak-anak kita, kesehatan yang memadai untuk seluruh rakyat kita, itu adalah demokrasi yang sebenarnya, tegasnya.
Sementara itu kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana memastikan bahwa program unggulan Prabowo-Gibran tersebut akan dimulai pada 2 Januari 2025.
Jadi (2 Januari). Pada prinsipnya program ini harus jalan dan semua harus membantu program ini bisa jalan, ungkap Dadan saat ditemui usai Sidang Kabinet Paripurna.
foto: Instagram/@prabowo
Dalam keterangannya, Dadan turut membantah kabar yang beredar bahwa pihak TNI yang akan memasak dalam program tersebut mengingat Prabowo telah mengangkat seorang purnawirawan TNI Lodewyk Pusung sebagai Wakil Kepala Badan Gizi Nasional. Dia menjelaskan bahwa TNI merupakan salah satu mitra yang akan membantu kesuksesan program makan bergizi gratis ini.
Mitra lain juga akan banyak, salah satu mitra untuk operasional dan kebijakan menyiapkan lahan dan lain-lain salah satunya adalah TNI karena mereka punya struktur di bawah, sementara yang lain juga akan banyak terlibat terutama koperasi, Bumdes dan pihak ketiga lain. UMKM juga, jelasnya.
Saat ditanya lebih lanjut terkait jumlah sasaran penerima program ini pada tahap awal, Dadan mengaku hal tersebut cukup teknis dan akan disampaikan oleh Prabowo sendiri.
(Prioritas penerima?) Ada ibu hamil, ibu menyusui, anak balita, dan seluruh anak sekolah dari mulai PAUD sampai SMA negeri dan swasta di seluruh Indonesia, jelas Dadan.
Sementara itu, Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengungkapkan program makan bergizi gratis ini dapat berdampak positif bagi masyarakat, apalagi program tersebut berbarengan dengan menurunnya jumlah kelas menengah di tanah air.
Ini bertepatan juga dengan momentum turunnya kelas menengah. Jadi saya pikir ini juga sedikit banyak turut membantu agar kelas menengah ini juga bebannya berkurang khususnya setidaknya untuk memberikan makan siang kepada anaknya, ungkap Josua Pardede.
Namun sisi lain, Josua menekankan ada tantangan dari sisi ruang fiskal dalam APBN, terlebih, katanya, setelah melihat jumlah menteri dan wakil menteri yang banyak dan adanya nomenklatur kementerian dan lembaga atau badan baru yang dibentuk dalam pemerintahan kali ini.
Kendati demikian, Josua menyampaikan akan ada anggaran dari sisi belanja pegawai yang meningkat dan termasuk dalam pengeluaran rutin, sehingga menurutnya apabila ingin tetap menjaga defisit APBN di bawah tiga persen, maka harus ada program-program lain yang dikorbankan atau ditunda terlebih dahulu.
Jadi saya pikir MBG tetap berjalan, tetapi mungkin ada beberapa efisiensi ataupun rasionalisasi dari beberapa spending lainnya supaya tetap menjaga defisit fiskal tetap di bawah tiga persen, tandasnya.