1. Home
  2. »
  3. Serius
25 Juni 2024 12:12

Pusat Data Nasional hampir sepekan diserang hacker, peretas minta tebusan Rp131 M, respons pemerintah?

Akankah pemerintah memenuhi tebusan dari hacker yang menyerang Sistem Pusat Data Nasional? Muhammad Rizki Yusrial

Brilio.net - Sejak Kamis 20 Juni 2024 lalu, Sistem Pusat Data Nasional mengalami masalah. Hal tersebut berdampak pada sistem pengecekan imigrasi. Akibatnya, Bandara Internasional Soekarno-Hatta terjadi antrian panjang karena penumpang yang baru datang dari luar negri mengalami gangguan pengecekan.

Merespons hal tersebut, Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi mengatakan bahwa saat ini pihaknya akan melakukan pemulihan secara bertahap. Pasalnya tak cuma sistem imigrasi, gangguan tersebut juga berdampak pada sejumlah layanan publik.

BACA JUGA :
Akun Instagram Zara di-hack, foto kenangan bersama Eril ikut hilang


foto: YouTube/Kementrian Sekretariat Negara

"Saat ini kami sedang melakukan pemulihan layanan secara bertahap," ujar Budi Arie dikutip dari antaranews.com.

BACA JUGA :
5 Film Korea tentang hacker, Fabricated City penuh adegan baku hantam

Meski ada beberapa layanan publik yang telah pulih, namun sampai saat ini sistem PDN masih bermasalah. Budi Arie berujar bahwa gangguan tersebut akibat adanya serangan ransomware pada server Pusat Data Nasional.

Karena gangguan tersebut, tidak tanggung-tanggung, peretas lantas meminta tembusan ke pemerintah Indonesia jika ingin server kembali normal. Disebutkan, hacker tersebut mematok angka tebusan sebesar 8 juta dolar Amerika Serikat atau setara dengan Rp 131 miliar.

"Iya menurut tim (meminta) 8 juta dolar AS," kata Budi Arie dijumpai di Istana Kepresidenan Jakarta. Dilansir dari antaranews.com.

foto: YouTube/Kementrian Sekretariat Negara

Sampai saat ini, Budi belum menjelaskan secara detail apa yang menjadi motif dari serangan yang membuat server PDN lumpuh. Namun, Budi Arie mengungkapkan bahwa serangan tersebut merupakan virus ransomware jenis baru dari lock bit 3.0.

"Ini serangan virus lock bit 3.0.2," ucapnya.

Sebelumnya, dalam keterangan resmi Kominfo, Sabtu (22/6), Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan berujar, bahwa pihaknya telah melakukan beberapa langkah pemulihan atas gangguan tersebut. Salah satu perkembangannya layanan keimigrasian seperti paspor, visa, izin, tinggal dan perlintasan sudah mulai kembali beroperasi.

"Sebagian layanan imigrasi melalui autogate di Bandara Soekarno Hatta telah kembali beroperasi secara bertahap. Sedangkan layanan autogate di bandara lain masih terus diupayakan pemulihan," kata Semuel.

Meski demikian, atas permintaan dari peretas, Budi Arie menegaskan bahwa pemerintah tidak akan membayar uang tebusan tersebut.

"Tidak akan (bayar uang tebusan)," kata Budi Arie.

Menurutnya, hal itu bisa diselesaikan dengan membentuk sebuah tim untuk memulihkan server PDN. Saat ini tim tersebut telah bekerja dan melakukan perbaikan secara bertahap. Selain itu, Budi juga memastikan keamanan data masyarakat.

"Tunggu aja ini lagi di ini. Yang penting pusat layanan untuk publik udah bisa kita atasin," ujar dia.

foto: pixabay.com

Imbas insiden ini, Budi dan kementeriannya akan melakukan evaluasi untuk mengetahui mengapa PDN bisa diserang ransomware. Dia berjanji akan segera mengumumkannya kepada publik jika hal tersebut sudah diketahui.

"Kita berusaha semaksimal mungkin. Kita lagi evaluasi BSSN lagi forensik," pungkas Budi.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags