Brilio.net - Momen halal bi halal jadi momentum saling memaafkan dan meninggalkan perbedaan. Panasnya Pilpres 2019 yang kian memanas selama bulan Ramadan harus diredam dan kembali menjalin tali silahturahmi. Ketua Tim Penggerak PKK Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani Azwar Anas mengajak seluruh perempuan Banyuwangi untuk kembali merajut persatuan.
Hal itu diungkapkan oleh wanita yang akrab dipanggil Dani itu saat menggelar halal bi halal yang dihadiri ratusan perempuan pengurus PKK di Banyuwangi, organisasi wanita, organisasi perempuan keagamaan seperti LDII, Maatul Sholihah, fatayat, muslimat dan Aisyiyah di Pendopo Kabupaten Banyuwangi pada Senin (17/6) kemarin.
BACA JUGA :
Jelang Lebaran, Bupati Anas promosikan batik khas Banyuwangi
"Dalam suasana Lebaran ini, mari kita manfaatkan untuk saling bermaaf-maafan. Pemilu sudah berakhir waktunya kembali kita satukan hati untuk membangun Banyuwangi. Kita lupakan perbedaan politik saat pilpres, saatnya kita kembali bersatu. Bisa dan sanggup ya ibu-ibu?" seru Dani.
Mendapat respons positif, ratusan perempuan yang hadir dengan semangat menjawab ajakan Dani. "Bisa, dan kami sanggup," ujar mereka secara kompak.
Menurut Dani, momen ini adalah waktu yang pas untuk move on dari perbedaan yang ada. Oleh karena itu, Dani mengajak para perempuan yang hadir untuk kembali menjalankan perannya dengan baik yang berkarier maupun ibu rumah tangga.
BACA JUGA :
Safari Ramadan ke LDII, Azwar Anas ajak pakai medsos untuk ibadah
"Kiprahnya yang di PKK, ayo lanjutkan kembali program-programnya. Dukung program PKK kabupaten sambil kembangkan inovasi di masing-masing wilayahnya. Untuk PKK tingkat desa, khusus saya minta untuk terus menjaga suasana yang kondusif, karena setelah ini akan ada pemilihan kepala desa yang digelar serentak di sejumlah desa," tegas Dani.
Dani juga menekankan pentingnya kerjasama dan persatuan antar warga Banyuwangi. Tak bisa satu organisasi jalan sendiri tanpa mengandeng yang lainnya.
"PKK tidak mungkin bisa jalan sendiri, untuk itu perlu dibantu semua komponen wanita. Mulai dari program menekan kematian balita hingga memantau perkembangan dan pendidikan anak. Mohon bantuannya untuk mengentaskan masalah keluarga," ujarnya.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas turut mendukung perkataan istrinya tersebut. Menurutnya, momen halal bi halal adalah waktu yang tepat untuk kembali merajut semua perbedaan. Bahkan menurutnya, halal bi halal adalah solusi terbaik bagi bangsa.
"Di pertengahan Ramadan 1948, Bung Karno meminta saran KH Wahab Chasbullah untuk mengatasi kebuntuan situasi politik Indonesia saat itu. Kemudian Kiai Wahab memberi saran kepada Bung Karno untuk menyelenggarakan silaturahim," jelasnya.
Dari sinilah istilah halal bi halal jadi populer dan jadi momen menjalin kembali tali persaudaraan yang renggang. Menurutnya, momen seperti inilah yang pas untuk kaum ibu dari berbagai organisasi keagamaan untuk saling bersilaturahmi.
"Saya titip kepada ibu-ibu untuk menjaga anak-anak generasi kita. Mari kita investasi ke anak-anak, yang ke kesekolah kembali ke sekolah, yang ke pesantren kembali ke pesantren. Jangan sampai ada anak putus sekolah. Laporkan kami kalau ada yang terkendala pendidikan. Dan yang paling penting, jaga akhlak dan pendidikan mereka," tutupnya.