Brilio.net - Teka-teki di mana lokasi ibu kota baru Republik Indonesia akhirnya terjawab. Presiden Joko Widodo mengumumkan, lokasi ibu kota baru berada di Kalimantan Timur. Jokowi mengatakan sebagian di Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten Kutai Kartanegara.
Sebelum diumumkannya kepastian tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sempat menunjukkan desain rencana ibu kota yang baru. Namun, desain tersebut rupanya mendapat kritikan dari Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
BACA JUGA :
Penajam & Kutai Kartanegara jadi ibu kota baru, ini 8 keunggulannya
Arsitek kondang itu menilai, lahan yang disiapkan untuk ibu kota baru di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara itu terlalu luas. Dilansir brilio.net dari liputan6, Selasa (27/8), Emil menilai lahan yang luas akan menyebabkan pemborosan infrastruktur.
"Saya kira kita dukung. Cuma sebagai arsitek saya melihat desain dan asumsi ibu kota baru banyak hal-hal kurang tepat. 200 Ribu hektare untuk 1,5 juta penduduk, menurut saya boros lahannya. Contohnya Brasil, itu Brasilia sampai sekarang tanahnya terlalu luas, manusia tidak betah dan lain-lain. Myanmar juga sama, sepi," kata pria yang akrab disapa Kang Emil ini.
Mantan Wali Kota Bandung itu menyontohkan, pemindahan ibu kota yang tepat dilakukan pemerintah Amerika Serikat ke Washington DC. Di sana, masih menurut Kang Emil, memiliki populasi sebanyak 700 ribu orang di lahan 17 ribu hektar.
BACA JUGA :
5 Alasan Jokowi pilih Penajam Paser & Kutai Kartanegara jadi ibu kota
"Akan dihuni 1 juta orang tapi lahannya 200 hektare. Itu kebayang borosnya aspal, kabel, infrastruktur hanya untuk mengakomodir penduduk itu," kata dia.