Brilio.net - Emmeril Kahn Mumtadz mungkin telah pergi. Ridwan Kamil dan Atalia Praratya pun sudah mengikhlaskan kepergian sang putra sulung. Namun kebaikan Eril, panggilan akrab Emmeril, terus hidup. Satu per satu cerita kebaikannya muncul ke permukaan. Seakan tak habis kisah kebaikan pemuda kelahiran New York, Amerika Serikat pada 25 Juni 1999 itu.
Terbaru, sang ayah, Ridwan Kamil menuliskan kisah kebaikan Eril semasa hidup. Dialah saksi kisah teladan yang dilakukan sang putra.
BACA JUGA :
Jejak kebaikan Eril, Ridwan Kamil: Kamu sejatinya adalah pahlawan
"Bismillah dan mohon maaf, ijinkan saya selaku ayahanda Eril, untuk memberi kesaksian atas kiprah dan semangat hidupnya selama ini. Saya tahu betul, Eril jika masih ada, pasti tidak terlalu senang jika amal atau kebaikannya diceritakan," tulis Ridwan Kamil dalam akun Instagramnya @ridwankamil seperti dilansir brilio.net, Senin (6/6).
Catatan terbaru Kang Emil itu dilanjutkan tentang bagaimana upaya ia dan istri, Atalia, ridho terhadap ketetapan Tuhan. Di tengah tulisan, ayahanda Eril, Zara, dan Arka ini menceritakan kebaikan sang putra sulung.
View this post on InstagramA post shared by Ridwan Kamil (@ridwankamil)
BACA JUGA :
Unggah foto terakhir dengan Eril, Atalia: Dimana, Ril? Sini pulang
"Dear Eril, ayahmu ini baru tahu, bukan hanya ratusan atau ribuan tapi jutaan yang mendoakanmu Ril. Dari anak-anak yatim di desa-desa, tukang ojek dan becak di belokan jalan kota, sampai ulama-ulama di Palestina. Dari mereka yang dekat dengan hatimu sampai mereka yang sama sekali tidak mengenalmu," ungkap Kang Emil.
"Mungkinkan ini karena kebaikanmu membelikan baju lebaran kepada anak-anak yatim itu. Atau karena kebaikanmu ngasih thr dari uangmu sendiri ke satpam-satpamn itu ril? Mungkinkah ini pahala kesabaranmu, saat tidak semua maumu kami belikan walau kami mampu, sehingga kamu harus bekerja sambilan sambil kuliah Ril?" tambahnya.
Sebagai orang tua, Kang Emil pun masih berharap untuk bisa melihat putranya walau dalam kondisi apa pun. Hingga kini, pihak otoritas Swiss pun masih terus mengupayakan untuk menemukan Eril.
"Sungguh, kamu diam-diam ternyata sudah menyiapkan bekal untuk pejalanan pulang itu Ril. Masya Allah. Dan tenanglah dimanapun kamu berada Ril. Sesungguhnya, Ridhallahu lil ridhawalidain. Ridha Allah akan menyertaimu sekarang, karena kami kedua orang tuamu sudah ikhlas dan ridha melepas kepulanganmu. Walau suatu saat nanti kami ingin berseru, "Allahu Akbar!", jika suatu hari Allah ijinkan pertemukan kami dengan jasadmu,"tutup Kang Emil.