Brilio.net - Bulan Ramadan adalah bulan yang dinanti-nanti oleh umat Islam di dunia, tak terkecuali di Indonesia. Hadirnya bulan yang berkah ini membuat masyarakat Indonesia berbondong-bondong untuk melakukan kebaikan.
Beberapa persiapan yang dilakukan umat Islam untuk menyambut Ramadan bukan melulu tentang fisik. Masyarakat Indonesia juga biasanya melakukan beberapa persiapan dari segi batin. Seperti salah satu tradisi yang dilakukan masyarakat Yogyakarta ataupun Jawa Tengah ini, yang biasa dikenal dengan padusan.
BACA JUGA :
Warga di sini berebut mandi di kolam yang hanya dibuka jelang Ramadan
Tradisi padusan yang berasal dari kata "adus" atau mandi, merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menyucikan diri, serta membersihkan jiwa dan raga untuk menyambut Bulan Suci Ramadan.
"Padusan itu mandi untuk menghilangkan hadast besar, biasanya dilakukan sehari sebelum Ramadhan. Ya meskipun bisa dilakukan di rumah, tapi namanya tradisi kita ikuti untuk padusan," ungkap Dwi Poniyati, salah satu masyarakat yang mengikuti tradisi padusan di Umbul Saren, Rabu (22/03/2023).
BACA JUGA :
Kemenag umumkan hasil sidang isbat: 1 Ramadan jatuh pada Kamis 23 Maret 2023
foto: Mas Noviani
Tradisi padusan biasanya dilakukan di sumber mata air sekitar. Banyak tempat di Yogyakarta yang kerap dijadikan sebagai lokasi padusan ini. Salah satunya adalah Umbul Saren atau Umbul Pajangan yang terletak di desa Wedomartani, Ngemplak, Kabupaten Sleman.
"Padusan di Umbul Saren itu sudah menjadi tradisi, dan adat keagamaan yang bagus. Tradisi padusan juga sudah terjadi puluhan tahun lalu. Namun, ketika Covid-19 kemarin, tradisi ini diberhentikan selama 3 tahun, dan baru sekarang dibuka kembali," ujar Sumardi, penduduk sekitar Umbul Saren.
Lebih lanjut, Sumardi menjelaskan, sebelum adanya Covid-19, pengunjung yang mengikuti tradisi padusan bisa mencapai 2 ribuan lebih.
Tradisi padusan, sebenarnya bertujuan untuk merenung dari berbagai kesalahan yang telah diperbuat, agar membentuk pribadi yang suci dan lebih baik lagi di bulan Ramadhan. Maka dari itu, tradisi ini seharusnya dilakukan seorang diri dan dalam kondisi yang hening.
"Sebenernya padusan itu dulu untuk berdiam diri dan merenung. Sekarang saja sudah bergeser, dan sifatnya sebagian hiburan dan sebagian lagi diniati untuk mengikuti tradisi para leluhur. Jadi nggak harus di mata air, sekarang juga padusan banyak dilakukan di kolam-kolam renang biasa," tutur Sumardi.
Ramainya pengunjung yang melakukan tradisi padusan di Umbul Saren ini didominasi oleh pemuda dan anak-anak, baik dari warga setempat maupun dari masyarakat luar.
Reporter: mg/Mas Noviani