Brilio.net - Kejadian teror bom di Surabaya beberapa waktu lalu membuat kondisi Indonesia membuat prihatin. Banyak korban jiwa berjatuhan akibat aksi terorisme tersebut.
Namun, ternyata ada orang yang tega menuding kasus bom bunuh diri itu rekayasa. Bahkan, menuding jika kejadian tersebut berhubungan dengan Pilpres 2019.
BACA JUGA :
5 Fakta keseharian Ipda Auzar, rajin dhuha hingga asuh 500 anak yatim
Seperti yang dilakukan oleh pemilik akun Facebook bernama Himma Dewiyana. Dikutip dari akun tersebut, ia menyebutkan bahwa bom Surabaya merupakan skenario pengalihan isu. Tanda pagar #2019GantiPresiden pun ia cantumkan pada status tersebut.
foto: sumut.polri.go.id
BACA JUGA :
Postingan Krishna Murti soal pakaian dan teroris ini ngena banget
Setelah postingannya viral, dosen yang memiliki latar pendidikan terakhir S2 ini langsung menutup akun Facebooknya. Namun statusnya tersebut sudah terlanjur di-screenshoot oleh para warganet.
Direktorat Krimsus Subdit Cybercrime Polda Sumut akhirnya menangkap pemilik akun Facebook yang menebar ujaran kebencian tersebut pada Sabtu (19/5). Dilansir dari laman Tribata Polri, Minggu (20/5), pemiliknya bernama Himma Dewiyana yang merupakan PNS dosen Ilmu Perpustakaan di Universitas Sumatera Utara (USU).
foto: sumut.polri.go.id
Kabid Humas Polda Sumut AKBP Tatan Dirsan Atmaja mengatakan, Himma ditangkap dalam perkara yang diduga adanya pelanggaran tindak pidana ujaran kebencian sebagaimana yang dimaksud pada pasal 28 ayat 2 UU ITE. Wanita tersebut kini telah berada di Mapolda Sumut untuk dilakukan penyidikan lebih lanjut.
"Petugas telah memeriksa saksi dan menyita barang bukti berupa handphone Iphone 6S dan SIM card milik pelaku untuk kepentingan penyidikan," kata AKBP Tatan.
Polisi juga melakukan Digital Forensik terhadap handphone Himma dan melakukan pendalaman jika ada motif lain terkait pemostingan ujaran kebencian itu.
Sebagai generasi millenial, harus hati-hati dan lebih bijak dalam memakai media sosial ya, Sobat Brilio.