Brilio.net - Pandemi Covid-19 telah mengubah perilaku masyarakat. Perekonomian yang terkontraksi, ditambah dengan pembatasan mobilitas selama setahun ke belakang, berdampak besar pada perubahan perilaku konsumen di Indonesia.
Hal inilah yang mencuat dalam perhelatan bergengsi Indonesia Data and Economic Forum (IDE) 2021 bertajuk Reimagining the Future of Indonesia. Dalam sesi berjudul New Trends in Consumer Behaviour after Covid, Presiden Direktur PT Unilever Indonesia, Tbk, Ira Noviarti memprediksi setidaknya ada beberapa perubahan perilaku konsumen akan terus bertahan bahkan setelah pandemi berakhir.
BACA JUGA :
Kenapa keluhan konsumen di medsos dianggap tindakan melawan hukum?
Di antaranya gaya hidup bersih dan sehat. Di mana kesehatan akan tetap menjadi perhatian konsumen, tidak hanya di dalam tetapi juga di luar rumah sebagai bentuk proteksi diri. Lalu hampir semua aspek keseharian menjadi lebih fluid. Karena itu konsumen akan mencari produk yang membantu mereka tetap produktif di dalam rumah, dan produk yang dapat melindungi diri mereka secara efisien dan praktis di luar rumah.
Hal tersebut menunjukkan urgensi dari pelaku industri Fast Moving Consumer Goods (FMCG) seperti Unilever Indonesia untuk terus gesit merespons perubahan perilaku konsumen dan memanfaatkan momentum yang, bukan hanya membawa tantangan tetapi juga, membuka banyak peluang baru, kata Ira.
BACA JUGA :
4 Manfaat tanaman sirih gading, atasi masalah pernapasan
Sementara hasil survei terbaru Katadata Insight Center mengenai Perilaku Keuangan Konsumen Selama Pandemi COVID-19 menyebutkan, masyarakat saat ini lebih berhati-hati dalam menentukan alokasi pengeluaran.
Mulya Amri selaku Direktur Riset Katadata Insight Center menjelaskan, dari survei yang melibatkan 2.491 responden di 34 provinsi ini, terlihat bahwa prioritas pengeluaran konsumen kini didominasi barang kebutuhan sehari-hari (95,5%), biaya kesehatan (81,7%), dan untuk pendidikan (74,7%).
Sementara barang elektronik (6,1%), kendaraan (4,1%), dan wisata, hiburan atau hobi (3,6%) menempati prioritas terbawah, jelas Amri.
Yuswohady, pakar pemasaran Inventure Consulting menanggapi bahwa di tengah pandemi, pergeseran perilaku konsumen adalah sebuah keniscayaan. Pandemi Covid-19 telah memaksa terjadinya apa yang ia sebut sebagai Consumer Megashifts 10X10, di mana perubahan perilaku konsumen menjadi 10X lebih besar dan dengan laju 10 kali lebih cepat.
Dengan demikian, setiap perusahaan, termasuk FMCG, menghadapi a whole new world dengan adanya gaya hidup, preferensi, prioritas, dan pola pengambilan keputusan pembelian konsumen yang sama sekali baru dan akhirnya melahirkan pola baru pula dalam memasarkan produk-produknya, ujarnya.
Karena itu dalam mengantisipasi perubahan pola belanja yang kini serba online, Unilever Indonesia telah melahirkan banyak inovasi di bidang digital seperti, Unilever Home Delivery, eksistensi yang semakin kuat di jalur e-commerce, layanan untuk menjawab kebutuhan konsumen di tingkat profesional melalui Unilever Professional, dan peluncuran aplikasi Sahabat Warung untuk membantu para mitra pedagang warung agar tetap sehat selamat dan dapat tetap berjualan.