Brilio.net - Terombang-ambing di lautan lepas selama berbulan-bulan seorang diri tentu bukanlah pengalaman yang menyenangkan. Sayangnya, hal tersebut terjadi pada Aldi Novel Adilang, seorang pemuda asal Sulawesi.
Pada pertengahan Juli lalu, pemuda 19 tahun asal Wori, Minahasa Utara, Sulawesi Utara tersebut dilaporkan hanyut terbawa arus laut di sekitaran perairan Ternate. Kala itu, dirinya baru saja menangkap ikan dengan rumah rakitnya.
BACA JUGA :
5 Kisah orang bertahan hidup terapung di laut lepas, ada yang 14 bulan
foto: Facebook/indonesiaosaka
Tak disangka, kencangnya angin yang berembus tiba-tiba membuat tali rakitnya lepas. Alhasil, rakit pemuda yang juga berprofesi sebagai penjaga lampu ini pun hanyut terbawa arus.
Tak ingin membuang waktu lama, dirinya pun langsung menghubungi temannya melalui Handy Talky (HT). Beberapa kapal penangkap ikan pun segera mencarinya. Sayangnya, dari hari ke hari, pencarian tak juga membuahkan hasil yang manis.
Aldi sendiri bukannya tak berusaha mencari pertolongan dengan cara lain. Pada setiap kapal yang lewat, dirinya selalu berteriak minta tolong, tetapi tak ada mengacuhkannya.
Beruntung, di dalam rumah rakitnya tersebut terdapat sejumlah perlengkapan untuk bertahan hidup, seperti generator, beras, baju, dan beberapa perlengkapan dapur. Namun perlahan, hari berganti minggu, persediaan makanannya pun habis. Alhasil, untuk bertahan hidup, dirinya terpaksa memakan ikan mentah dan meminum air laut. Aldi bahkan harus berjuang menyelamatkan diri dari kejaran ikan buas.
Minggu berganti bulan, dikutip brilio.net dari laman Facebook Indonesia Consulate General Osaka, pada Sabtu (22/9), Aldi ditemukan oleh kapal berbendera Panama, M.V. Arpeggio di perairan Guam atau sekitar 125 km dari pesisir utara Manado.
Mengetahui keberadaan Aldi, sang kapten pun segera memberikan pertolongan padanya. Ia menyuruh anak buahnya untuk memberi makanan dan baju pada pemuda tersebut.
BACA JUGA :
Kisah wanita selamat dari 3 kecelakaan kapal besar, termasuk Titanic
foto: Facebook/indonesiaosaka
Keesokan harinya, sang kapten pun menghubungi kedutaan Indonesia terdekat. Singkat cerita, setelah melakukan koordinasi, mereka pun diizinkan membawa Aldi berlabuh ke Jepang.
foto: Facebook/indonesiaosaka
Selanjutnya, pada Kamis (6/9) ia langsung dijemput oleh Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Osaka di Tokuyama, Yamaguchi, Jepang. Izin kepulangan pun segera diurus oleh otoritas imigrasi Jepang.
foto: Facebook/indonesiaosaka
Kooperatifitas Pemerintah Jepang tak hanya sampai di situ. Selain berkerja cepat dalam memproses kepulangan Aldi, mereka juga mengecek kesehatan Aldi terlebih dahulu.
foto: Facebook/indonesiaosaka
Sabtu (8/9) lalu, KJRI OSaka pun mengantar dirinya ke Manado, Sulawesi dari Tokyo dengan pesawat Garuda Indonesia. Saat ini sendiri, Aldi sudah bersama dengan keluarganya di Wori dengan keadaan yang sehat.