1. Home
  2. »
  3. Serius
14 Maret 2018 11:56

Stephen Hawking meninggal usia 76 tahun, ini pernyataan resmi keluarga

Kabar meninggalnya ilmuwan kontroversial ini mengejutkan. Eko Wahyu Putradinata
foto: time magazine

Brilio.net - Ilmuwan kontroversial Stephen Hawking yang dikenal dengan teori Lubang Hitam meninggal dunia pada usia 76 tahun. Meninggalnya Hawking dikonfirmasi juru bicara keluarga disampaikan kepada awak media, Rabu (14/3).

"Dia adalah ilmuwan hebat dan sosok luar biasa yang karya dan warisannya akan selalu dikenang selama beberapa tahun," ujar anaknya Lucy, Robert dan Tim dalam sebuah pernyataan.

BACA JUGA :
8 Gaya harian Johnny Jaiyah, pesepak bola transgender pertama di dunia


"Keberanian dan kegigihannya bersama sisi brilian dan humornya menginspirasi banyak orang di dunia. Dia pernah berkata, 'Ini bukan dunia yang kamu sukai jika bukan rumah bagi orang yang kamu sayangi'. Kami akan selalu merindukannya selamanya," tambahnya.

Hawking adalah seorang penulis buku populer berjudul A Brief History of Time. Buku hasil tulisannya ini pernah mendapat predikat buku bestseller Sunday Times selama 237 minggu berturut-turut.

Sempat mengalami kelumpuhan sejak usia 22 tahun, karier Hawking ternyata tidak padam hingga menginjak usia 70 tahun lebih.

BACA JUGA :
10 Gaya Dinda Syarif, transgender Indonesia di kontes kecantikan dunia

Stephen Hawking adalah penerima beberapa penghargaan seperti lifetime achievement dari Pontifical Academy of Sciences, Presidential Medal of Freedom dan mendapat fellow kehormatan dari Royal Society of Arts. Meski dia menderita amyotrophic lateral sclerosis (penyakit neuron motorik), Hawking adalah salah satu ilmuwan yang paling berpengaruh dalam fisika, dengan beberapa publikasi dan buku yang dibuatnya.

Belum lama ini Stephen Hawking mengingatkan bahwa kedatangan bangsa alien ke bumi mungkin tidak membawa dampak yang positif. Sebaliknya, bisa saja mereka justru menguasai planet bumi dan menjajah umat manusia.

Ilmuwan yang terkenal berkat teori fisika kuantum, lubang hitam (Black Hole), dan radiasi Hawking ini memang kerap dimintai pendapat perihal misteri alam semesta. Kali ini profesor berusia 76 tahun itu punya pendapat baru terkait invansi alien ke bumi.

"Jika alien mengunjungi kita, hasilnya tidak akan beda jauh seperti halnya Columbus mendarat di Amerika, yang tidak menguntungkan bagi penduduk asli Amerika," kata Profesor Hawking kepada El Pas yang dikutip brilio.net dari mirror, Kamis (1/10) tahun lalu.

"Alien dengan peradaban maju mungkin akan menjadi nomaden, ingin menaklukkan dan mengkolonisasi planet, serta melakukan apa pun yang mereka bisa," katanya.

Fisikawan, yang telah mengidap penyakit neuron motorik sejak puluhan tahun itu menjelaskan bahwa keberadaan alien sudah tidak diragukan lagi.

"Bagi otak matematis saya, keberadaan alien sangat rasional. Tantangan yang sebenarnya adalah membuktikan seperti apa alien sesungguhnya," imbuhnya.

Dia menambahkan opsi terbaik bagi umat manusia agar tidak punah adalah mencari 'rumah' atau planet baru. "Ada risiko yang tinggi jika bencana kelak menghancurkan bumi. Oleh sebab itu, saya ingin meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya penerbangan luar angkasa," kata dia.

Pada Juli 2015, Hawking membantu program Breakthrouh Listen yang bernilai 64 juta. Dalam proyek didanai oleh miliuner Rusia Yuri Milner tersebut, tim akan mencari sinyal yang disampaikan alien, mengeksplorasi Galaksi Bima Sakti, dan 100 galaksi terdekat. "Pada suatu tempat jauh di alam semesta sana, makhluk hidup yang sangat cerdas sedang memantau kita," kata Hawking.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags