Brilio.net - Kabar Taliban menguasai Afghanistan dan masuk ke istana kepresidenan di wilayah Ibu Kota Kabul menjadi sorotan internasional. Setelah perjalanan panjang dalam melancarkan misi merebut kembali Afghanistan, akhirnya kelompok militan itu berhasil menguasainya.
Kronologi bagaimana kelompok tersebut menguasai Afghanistan ramai diberitakan. Begitu juga dengan kepanikan dari warga di sana. Melansir dari Zee News, Senin (16/8), ribuan orang Afghanistan yang dilanda kepanikan berkumpul di Bandara Internasional Kabul, untuk menaiki pesawat dan meninggalkan negara itu.
BACA JUGA :
10 Potret skater cewek di Afghanistan, tetap ceria apapun kondisinya
Beberapa foto dan rekaman video dibagikan ke media sosial, memperlihatkan bagaimana warga Kabul yang berkerumun di dekat pesawat dan memaksa masuk untuk meninggalkan negara itu, usai Taliban menguasai Afghanistan.
Beberapa rekaman video tersebut dibagikan oleh Sudhir Chaudhary di akun Twitter-nya, @sudhirchaudhary pada Senin (16/8).
BACA JUGA :
Ini alasan Presiden Afghanistan tinggalkan negara saat Taliban datang
Latest pictures from Kabul Airport. People are on their own now while the world watches in silence. Only sane advise to Afghan peopleRUN pic.twitter.com/RQGw28jFYx
Sudhir Chaudhary (@sudhirchaudhary) August 16, 2021
Hanya butuh waktu seminggu bagi Taliban menguasai Ibu Kota tersebut. Mereka melawan pasukan Afghanistan yang telah dipersenjatai dan dilatih oleh Amerika Serikat dengan biaya miliaran dolar.
Dengan berhasilnya Taliban menguasai Afghanistan, kelompok tersebut menyatakan perang telah berakhir. Ungkapan itu disampaikan oleh juru bicara kantor politik Taliban, Mohammad Naeem kepada Al Jazeera TV.
"Hari ini adalah hari besar bagi rakyat Afghanistan dan mujahidin. Mereka telah menyaksikan buah dari upaya dan pengorbanan mereka selama 20 tahun. Terima kasih kepada Tuhan, perang di negara ini sudah berakhir,"
Komandan Taliban itu juga mengatakan bentuk rezim baru di Afghanistan akan segera diperjelas, ia tidak ingin hidup dalam isolasi dan menyerukan hubungan internasional yang damai.
"Kami telah mencapai apa yang kami cari, yaitu kebebasan negara kami dan kemerdekaan rakyat kami," katanya.
"Kami tidak akan mengizinkan siapa pun menggunakan tanah kami untuk menargetkan siapa pun, dan kami tidak ingin menyakiti orang lain," pungkasnya.