Brilio.net - Pandemi Covid-19 membuat perubahan besar dan mendadak. Hampir semua sektor kehidupan manusia tiba-tiba berubah termasuk bidang pendidikan. Kegiatan belajar yang biasanya dilakukan secara tatap muka, seketika berubah menjadi daring.
Sontak hal ini membuat para pendidik harus beradaptasi untuk menyesuaikan diri dengan teknologi yang ada sehingga menguras banyak energi mereka.
BACA JUGA :
Mundur dari dunia hiburan, 6 seleb cantik ini tekuni profesi pengacara
Di sisi lain, peserta didik juga mengalami kebosanan karena metode pembelajaran daring dianggap kurang efektif dan memakan banyak kuota internet. Mereka menginginkan metode baru yang dapat memberikan kesenangan belajar dan dapat dibalut dengan teknologi. Salah satu solusi bagi tenaga pendidik dan peserta didik adalah dengan menggunakan teknologi Virtual Reality (VR) sebagai media pembelajaran.
Hal inilah yang membuat platform pendidikan besutan Putera Sampoerna Foundation, LenteraEdu menggandeng Millealab, yang merupakan satu-satunya produk Virtual Reality berbasis all-in-one platform cloud karya anak bangsa menawarkan program pendidikan berbasis VR lewat VR Ambassador. Tujuannya untuk mencetak tenaga pendidik yang dapat menjadi pionir-pionir teknologi imersif dalam dunia pendidikan Indonesia.
BACA JUGA :
4 Hal ini bisa bantu pemulihan ekonomi saat pandemi, cetak SDM unggul
Wajar jika LenteraEdu berkolaborasi dengan Millealab. Sejak 2019 platform ini telah memberikan warna tersendiri melalui program pelatihan pembuatan VR dan kompetisi 1000 guru pionir VR serta 100 sekolah pionir VR di 34 provinsi yang didukung Ikatan Guru Indonesia DKI Jakarta, Seamolec, dan Pusat Data Informasi (Pusdatin) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Managing Director Millealab, Andes Rizky menjelaskan pihaknya telah melakukan ujicoba di 10 provinsi, bekerja sama dengan sekolah-sekolah yang direkomendasikan jaringan Ikatan Guru Indonesia. Ujicoba yang melibatkan 1.800 peserta didik dari jenjang dasar dan menengah ini memberikan hasil yang sangat positif.
Dari data ujicoba yang dilakukan, penggunaan VR dapat meningkatkan emosi positif siswa hingga 90 %, meningkatkan daya ingat dan pemahaman siswa pada konteks pembelajaran hingga 80%, dan juga mampu meningkatkan nilai rata-rata kelas hingga 53%, katanya.
Kombinasi antara pengalaman pendidik dan fasilitator LenteraEdu dengan teknologi bersahabat dari Millealab tentunya akan saling melengkapi sebagai satu kekuatan yang dapat membuka gerbang pendidikan Indonesia ke langkah yang lebih hebat lagi. Hal ini pun dibuktikan dengan banyak dan meriahnya antusiasme yang didapatkan dari proses pendaftaran VR Ambassador. Hingga hari terakhir, jumlah data yang masuk sebagai pendaftar adalah 3 kali lipat dari target peserta. Dari jumlah ini, LenteraEdu dan Millealab melakukan seleksi hingga mendapatkan 100 calon ambassador terbaik.
Program VR Ambassador ini akan dilaksanakan selama enam bulan. Awalnya akan menargetkan untuk mencetak 100 VR Ambassador yang dapat menciptakan pembelajaran inovatif dengan menggunakan teknologi VR dan melakukan ujicoba kepada peserta didik. Kemudian, para VR Ambassador ini wajib melakukan diseminasi kepada 50 tenaga pendidik di tempat mereka berada. Sehingga memperluas praktik baik dan dampak positif yang diberikan.
Head of Program Putera Sampoerna Foundation Juliana menjelaskan, guru dan teknologi adalah katalisator yang dapat mempercepat upaya perubahan. Disinilah peran guru sebagai penggerak transformasi untuk menciptakan inovasi pembelajaran melalui pengembangan media belajar berbasis VR. Kolaborasi dengan Milealab merupakan upaya kerja bersama untuk mempercepat laju perubahan tersebut, ungkapnya.
Program ini pun mendapat dukungan Kementerian Perindustrian dan Kementrian Riset dan Teknologi. Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA), Gati Wibawaningsih mengatakan pihaknya memberikan dukungan kepada LenteraEdu dan Millealab untuk melaksanakan program ini dengan sebaik-baiknya.
Kami sangat mengapresiasi kolaborasi Milealab bersama dengan Lentera Edu yang diinisiasi Putera Sampoerna Foundation. Mudah-mudahan program ini bisa menjadi katalisator dalam Pendidikan di era 4.0 yang akan melahirkan generasi-generasi emas, tegasnya.
Sementara Staff Khusus Menteri Riset dan Teknologi/Kepala BRIN Danang R Ginanjar mengatakan pihaknya sangat mengapresiaasi adanya program VR yang merupakan bentuk inovasi pendidikan yang diharapkan dapat membawa efek ganda.