Brilio.net - Setelah letusan dahsyat pada tahun 1883, Gunung Krakatau seakan sirna. Gunung ini kemudian meninggalkan jejak berupa pulau-pulau kecil yang muncul di sekitarnya. Letusan itu merupakan salah satu letusan paling dahsyat dan mematikan yang pernah tercatat dalam sejarah. Setidaknya menimbulkan 36.417 korban jiwa akibat letusan dan tsunami akibat erupsi.
Mulai tahun 1927 atau kurang lebih 40 tahun setelah meletusnya Gunung Krakatau, mulai muncul gunung api di dalam air yang kemudian disebut sebagai Anak Krakatau. Sejak kemunculannya, gunung api aktif ini terus tumbuh.
Dilansir dari laman merdeka, Anak Krakatau ini tumbuh tinggi sekitar empat sampai enam meter dan lebih lebar 12 meter dalam setahun. Jika dihitung, maka dalam kurun waktu 25 tahun penambahan tinggi Anak Krakatau mencapai 190 meter. Gunung api ini bertambah tinggi disebabkan oleh material yang keluar dari perut gunung baru tersebut. Saat ini Gunung Anak Krakatau mempunyai elevasi tertinggi 338 meter dari permukaan laut.
Nah, Google dengan teknologinya yang dikembangkan oleh Carnegie Mellon University CREATE Lab's yakni Time Machine, dapat merekam aktivitas berbagai wilayah di seluruh bumi dengan kamera satelit. Termasuk aktivitas dari Gunung Anak Krakatau ini. Dari gambar tersebut, Google menciptakan momen timelapse yang menunjukkan perubahan Anak Krakatau dari tahun 1984 sampai 2016.
Penasaran dengan perubahannya? Berikut ini deretan gambarnya seperti brilio.net lansir dari laman Google Earth, Kamis (27/12).
1. 1984
BACA JUGA :
Anak Krakatau Siaga, BMKG: waspada potensi tsunami Selat Sunda
2. 1989
3. 1997
BACA JUGA :
Anak Krakatau naik status Siaga, bagaimana kondisi Gunung Merapi?
4. 1992
5. 2001
6. 2004
7. 2006
8. 2012
9. 2016
10. Untuk lebih jelasnya, kamu bisa tonton timelapse Gunung Anak Krakatau dari tahun 1984-2016 di bawah ini.