Ditambahkan, wilayah yang tersusun dari endapan kuarter itu bersifat lunak, lepas, dan belum kompak (unconsolidated). Sehingga, memperkuat efek guncangan yang mengakibatkan wilayah tersebut rawan gempa bumi.
"Morfologi perbukitan bergelombang hingga terjal yang tersusun oleh batuan yang telah mengalami pelapukan, berpotensi terjadi gerakan tanah yang dapat dipicu oleh guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi," menambahkan.
BACA JUGA :
Alasan gempa Cianjur picu kerusakan, pemukiman berada di tanah lunak
Berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi, yang bersumber dari BMKG dan GFZ Jerman, kejadian gempa bumi ini diakibatkan oleh aktivitas sesar aktif. Sementara itu, pusat gempa bumi tampak berada di zona sesar Cimandiri yang tak jauh dari sesar Lembang.
foto: vsi.esdm.go.id
BACA JUGA :
Jokowi kunjungi korban terdampak gempa Cianjur, lewat jalur darat
"Keberadaan sesar aktif tersebut hingga kini belum diketahui dengan baik karakteristiknya dan lokasinya berada pada bagian timur laut zona sesar Cimandiri," sebut PVMBG.
Pada pemetaan kawasan rawan bencana gempa bumi juga menunjukkan, Kota Sukabumi, Sukabumi, Cianjur, Cimahi, Kota Bandung berada di zona potensi terlanda goncangan dengan skala lebih dari VIII MMI.
"Guncangan gempa bumi ini terasa pada skala intensitas V-VI MMI (Modified Mercalli Intensity) di kabupaten Cianjur, dan IV-V MMI di Garut dan Sukabumi," tulisnya.
Sedangkan, sebaran permukiman penduduk yang dilanda guncangan gempa bumi terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi tinggi. Gempa darat ini dapat merusak, namun tidak berpotensi tsunami.