Brilio.net - Hingga saat ini, Covid-19 masih jadi perbincangan di tengah masyarakat. Meskipun beberapa negara termasuk Indonesia sudah menerapkan era New Normal, namun masih banyak masyarakat yang merasa takut untuk pergi jauh dan hanya menikmati suasana dalam kota.
Seperti kita ketahui, bahwa penularan virus ini melalui droplet atau sentuhan dengan orang yang terinfeksi. Namun siapa sangka, toilet umum juga jadi salah satu tempat yang memiliki potensi besar penyebaran virus corona.
BACA JUGA :
8 Manfaat popcorn untuk kesehatan, menurunkan kolesterol
Dilansir brilio.net dari Indiatimes, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Jurnal Physics of Fluids, mengungkapkan bahwa toilet pria jadi salah satu pemicu tertularnya virus corona. Karena saat seseorang membilas kotoran akan memicu penularan droplet atau partikel kecil yang mengandung virus corona terhirup oleh hidung.
Dalam hitungan detik, hal ini berisiko menyebabkan kemungkinan infeksi virus kepada pengguna toilet. Apalagi toilet digunakan secara bergantian oleh banyak orang. Para peneliti yang melalukan penelitian di Universitas Yangzhou juga melakukan simulasi bagaimana partikel dikeluarkan dari toilet pria (urinal) setelah dibilas.
Salah satu peneliti, Xiangdong Liu, dari Universitas Yangzhou China, mengatakan pihaknya menggunakan metode komputasi dinamika fluida untuk menggambarkan model pergerakan partikel yang terjadi saat pembilasan.
BACA JUGA :
15 Cara alami memutihkan gigi dengan bahan rumahan, ampuh & praktis
Kami menggunakan metode komputasi dinamika fluida untuk menggambarkan simulasi partikel yang terjadi dengan tindakan pembilasan, jelasnya.
Para peneliti menemukan bahwa dalam proses pembilasan alat kelamin akan terjadi percikan kompleks dari partikel baik dari lubang toilet maupun udara di sekitar toilet. Tindakan pembilasan ini akan menciptakan semacam penyebaran eksternal dan menyebabkan 57 persen partikel bergerak menjauh dari toilet.
Namun penelitian yang mengejutkan adalah pergerakan partikel ini berlangsung sangat cepat. Partikel aerosol kecil ini akan terpercikkan ke paha pengguna hanya dalam waktu lima detik saja. Waktu ini jauh lebih cepat daripada waktu yang diperlukan untuk menyiram toilet sepenuhnya, yang kira-kira membutuhkan waktu 35 detik.
Salah satu peneliti, Liu mengatakan bahwa penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada semua orang berapa pentingnya memakai masker saat memasuki toilet umum.
Dari hasil penelitian kami dapat disimpulkan bahwa pembilasan urinal memang mendorong penyebaran bakteri dan virus. Mengenakan masker harus menjadi kewajiban di dalam toilet umum selama pandemi, dan perbaikan anti-difusi sangat dibutuhkan untuk mencegah penyebaran COVID-19, tutup Liu.