Brilio.net - Universitas Gadjah Mada (UGM) merintis kerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi di Rusia.
Perguruan tinggi Rusia yang digandeng UGM adalah M.V. Lomonosov Moscow State University (MGU), Institute of Asian and African Studies (ISAA) MGU, Peoples- Friendship University of Russia (RUDN University), Ural Federal University (Urfu) dan Russian Academy of Business (RAB).
BACA JUGA :
Tulisan di spanduk ini picu kontroversi, kenapa ya?
Kerja sama yang dilakukan antara lain berupa pengembangan hubungan antar perguruan tinggi, penelitian bersama, simposium atau konferensi, pertukaran mahasiswa dan tenaga pengajar.
Sementara kerja sama dengan Russian Academy of Business (RAB) yang difokuskan pada bidang farmasi, termasuk penelitian pengobatan herbal.
Proses penandatanganan kerja sama dilakukan Rektor UGM Prof. Ir. Panut Mulyono. "Penandatanganan tujuh dokumen kerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi dilakukan di Rusia dalam kunjungan kerja ke Moskow," demikian Sekretaris Pertama Fungsi Pensosbud KBRI Moskow, Enjay Diana kepada Antara London, Kamis (30/11).
BACA JUGA :
Trik perkalian ala siswa Jepang ini bikin semangat belajar matematika
Bukti konkrit kerja sama salah satunya adalah komitmen antara Rektor UGM Panut Mulyono dan Rektor RUDN University Vladimir Filippov yang pernah menjabat Menteri Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Rusia tahun1998-2004 merealisasikan kerja sama.
Sebagai tahap awal dilakukan pertukaran dua mahasiswa dari masing-masing universitas pada tahun 2018.
"Kami mengapresiasi kerja sama ini karena UGM dan RUDN University memiliki catatan hubungan sejarah," ujar Panut Mulyono pada saat pertemuan dengan Vladimir Filippov.
RUDN University merupakan perguruan tinggi multinasional. Dari sekitar 23 ribu mahasiswa, sekitar tujuh ribu di antaranya adalah mahasiswa asing dari 154 negara, termasuk Indonesia.
Kunjungan delegasi UGM ke RUDN University itu juga untuk mengenang kunjungan Ketua Dewan Menteri Uni Soviet, Nikita Khrushchev ke UGM yang dilakukan pada tanggal 21 Februari 1960.
Dalam kunjungan kala itu, Nikita Khrushchev untuk pertama kalinya mengumumkan kepada publik mengenai rencana pembukaan Peoples-Friendship University di Moskow untuk membantu mempersiapkan spesialis dari negara Afrika, Amerika Latin dan Asia.