Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri menindaklanjuti perintah Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo untuk mengkaji ulang layanan pembuatan SIM, khususnya tes jalur angka delapan dan zig-zag.
"Apa yang disampaikan Bapak Kapolri akan kami laksanakan, kami akan mengkaji, mengevaluasi bentuk ujian-ujian praktik lagi khususnya di angka delapan dan zig-zag," kata Direktur Registrasi dan Identifikasi Kendaraan Bermotor (Diregidents) Korlantas Polri Brigjen Pol Yusri Yunus di Mabes Polri, Jakarta, dilansir brilio.net dari Antara pada Jumat (4/8).
BACA JUGA :
Tata cara tes kesehatan saat bikin atau perpanjang SIM online
foto: Liputan6.com
Yusri menjelaskan, pihaknya bakal mengkaji apakah tes jalur angka delapan dan zig-zag tersebut masih relevan digunakan saat ini atau tidak. Tes jalur angka delapan dan zig-zag itu diterapkan juga berdasarkan hasil kajian.
BACA JUGA :
Cara perpanjang SIM secara online, mudah dan tak perlu mengantre
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meminta agar tes dalam ujian pembuatan Surat Izin Mengemudi atau SIM yang tidak relevan untuk segera dihilangkan dan dibenahi. Dia berkelakar, jangan sampai tingkat kesulitan ujian praktik mengemudi bisa membuat seseorang menjadi pemain sirkus setelah lulus ujian SIM.
"Tentunya kita ingin tahu apa yang menyebabkan, apa yang membuat kita kurang bagus. Kalau kita lihat, pembuatan SIM juga masih sulit. Laporan kasus juga sama, balik nama kendaraan, dan seterusnya. Dan tentunya kita akan selalu lakukan perbaikan," tutur Listyo di STIK, Jakarta Selatan dikutipbrilio.netdari Liputan6.com pada Jumat (4/8).
foto: Instagram/@polresbantuldiy
Listyo menegaskan untuk segera mengkaji ulang mengenai lintasan delapan dan zig-zag apakah masih relevan atau tidak.
"Yang namanya angka 8 itu masih sesuai atau tidak, yang melewati zig-zag itu sesuai atau tidak, kalau sudah tidak relevan tolong diperbaiki," jelas dia.
Listyo menekankan, nilai yang dicari terhadap pemohon SIM lewat ujian praktik harus sesuai. Urgensinya adalah bagaimana pengendara menghargai keselamatan para pengguna jalan, serta memiliki keterampilan saat mengendarai kendaraannya. Listyo menegaskan jangan ada kesan mempersulit yang berujung pada prasangka polisi ingin penyelesaian 'di bawah meja.'
"Jangan terkesan bahwa pembuatan ujiannya khususnya praktik ini hanya untuk mempersulit dan ujung-ujungnya di bawah meja, nggak tes malah lulus. Ini harus dihilangkan. Jadi saya minta studi banding segera, kalau bisa satu bulan ini ujian praktik SIM dipermudah, disesuaikan. Saya kira kalau saya uji dengan tes ini, yang lulus paling 20. Bener nggak? Nggak percaya? Kalian langsung saya bawa ke Daan Mogot, langsung saya uji. Ya karena kalau yang lolos dari situ, nanti pasti bisa jadi pemain sirkus," kata Listyo disambut tawa anggota.