Brilio.net - Siaran langsung dari Kementerian Kesehatan RI di media sosial Faceboook menyebutkan, bahwa total pasien positif virus Corona per Senin (16/3) bertambah menjadi 134 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak delapan orang sembuh, sedangkan lima orang lainnya meninggal dunia. Juru Bicara pemerintah penanganan virus Corona, Achmad Yurianto mengatakan penambahan tersebut berasal dari 17 kasus baru yang ditemukan hari ini.
"Ada confirm 17 hari ini, untuk detailnya bisa cek Facebook Kemenkes RI," kata Yurianto dalam konferensi pers, Senin (16/3).
BACA JUGA :
Black Death, wabah mematikan dalam sejarah dunia selain Corona
foto: Faceboook/Kementerian Kesehatan RI
Seperti diketahui, pada Minggu, kasus Corona berjumlah 117 orang. Jumlah pasien positif Corona pada Sabtu sebelumnya mencapai 96 orang. Dari 21 kasus baru kemarin, spesimen positif didominasi dari Jakarta sebanyak 19 kasus. Dua lainnya berasal dari Jawa Tengah.
BACA JUGA :
Potret sesudah dan sebelum lockdown di China & Italia, turunkan polusi
Kasus yang diumumkan kemarin merupakan pengembangan hasil penelusuran atau tracing terhadap pasien sebelumnya. Yuri mengatakan pemerintah daerah kini bisa mengambil kebijakan melakukan tracing lebih jauh melalui dinas kesehatan di daerah masing-masing.
Kepala daerah, lanjutnya, juga memiliki hak untuk mengumumkan kepada masyarakat tentang informasi kasus Corona dengan tetap merahasiakan identitas pasien. Namun demikian, Presiden Jokowi sebelumnya memberi catatan kepada kepala daerah untuk lebih dulu berkonsultasi dengan pemerintah pusat berkaitan keputusan daerah yang akan diambil berkaitan dengan virus Corona di wilayahnya.
Selain itu, dalam konferensi pers tersebut Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menampilkan tiga orang pasien RSPI Sulianti Saroso yang telah sembuh dari Covid-19.
"Pasien 1, 2, dan 3 kini sudah sehat," ujarnya.
foto: Faceboook/Kementerian Kesehatan RI
Terkait kesembuhan ketiga pasien itu, Yuri mengatakan kesembuhan ketiga pasien itu membuktikan Covid-19 tidak perlu ditakuti. "Bisa sembuh dengan baik. Hanya memang membutuhkan proses ini pembelajaran ke masyarakat. Hati-hati iya, takut tidak, apalagi panik," lanjutnya.