Belakangan ini, warganet Indonesia ramai membahas perbedaan mencolok antara kondisi jalan di perbatasan Indonesia dan Malaysia. Hal ini semakin viral setelah kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen. Banyak yang berkomentar dan membandingkan dengan PPN yang lebih rendah di negara tetangga.
Sebuah video dari akun Instagram @daeengg menunjukkan perjalanan seorang pria yang mengendarai sepeda motor menuju perbatasan darat antara Sarawak, Malaysia, dan Kalimantan Barat, Indonesia. Dalam video tersebut, ia memperlihatkan kondisi jalan yang sangat memprihatinkan di Desa Temajuk, Sambas. Saat mendekati perbatasan, jalanan semakin buruk, bahkan hanya berupa jalan tanah.
BACA JUGA :
BBM dan LPG kena kenaikan PPN 12%? Begini penjelasan Pertamina
Di sisi lain, ketika ia menunjukkan jalan di Malaysia, tampak jelas bahwa jalan tersebut sudah beraspal dan terawat dengan baik. Dalam narasinya, ia menyebutkan, 'Beginilah kondisi di pintu masuk perbatasan... Jalanan di wilayah Malaysia sudah beraspal, sementara Indonesia masih jalan tanah.'
Video ini menarik perhatian banyak orang, dan warganet pun langsung memberikan beragam komentar. Beberapa dari mereka mempertanyakan mengapa jalan di Indonesia, yang dikenakan PPN 12 persen, bisa dalam kondisi yang jauh lebih buruk dibandingkan dengan Malaysia yang hanya memiliki PPN 6 persen. Ada yang berkomentar, 'PPN Malaysia bukannya cuma 6 persen, jalannya harusnya enggak boleh bagus. Malah ngalahin negara PPN 12 persen.'
BACA JUGA :
PPN naik tapi hidup tetap sejahtera, begini 8 cara cerdas dan efektif mengatur keuangan
Perbandingan ini bukanlah hal baru. Sebelumnya, seorang WNI yang tinggal di Malaysia juga menunjukkan struk belanja yang hanya dikenakan pajak enam persen. Ia membandingkan dengan pajak yang lebih tinggi di Indonesia, dan banyak warganet yang sepakat dengan pendapatnya.
Warganet Indonesia pun mulai meminta informasi lowongan pekerjaan di Malaysia, berharap bisa pindah ke sana. 'Bang, info loker?' tanya salah satu pengguna. Banyak yang merasa frustrasi dengan kondisi di dalam negeri dan berharap bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik di negara tetangga.
Menariknya, meskipun Malaysia baru saja menaikkan tarif Pajak Layanan dari enam persen menjadi delapan persen, banyak yang masih merasa bahwa pajak di Malaysia jauh lebih ringan dibandingkan dengan Indonesia. Ini menunjukkan betapa pentingnya perbandingan ini dalam konteks kehidupan sehari-hari masyarakat.
Dengan semua komentar dan perbandingan ini, jelas bahwa isu PPN dan kondisi infrastruktur menjadi topik hangat yang terus dibicarakan oleh masyarakat. Warganet berharap pemerintah dapat memperhatikan dan memperbaiki kondisi ini agar tidak ada lagi perbandingan yang merugikan.
Mendapati itu, warganet Indonesia langsung turun ke kolom komentar untuk memberi berbagai tanggapan.
"Ini bukannya wajah gerbang negara? Kenapa gitu banget? Malu banget negara PPN 12 persen ini," sahut pengguna berbeda, sementara yang lain berkomentar, "Gue sih ga yakin hidup orang-orang di wilayah perbatasan ini bakal lebih baik setelah PPN jadi 12 persen."
Nyatanya, bukan sekali ini saja perbandingan Indonesia dan Malaysia terkait PPN jadi sorotan. Pekan lalu, seorang Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Malaysia pamer bayar pajak enam persen. Narasi ini muncul di tengah riuh penolakan kenaikan PPN 12 persen di dalam negeri.
Melalui cuitan di X, Rabu, 18 Desember 2024, pengguna yang diduga tinggal di Selangor, Malaysia itu memamerkan struk belanja minuman di sebuah outlet teh terkenal per 25 November 2024. Ia terlihat membeli minuman tersebut di cabang gerai di TRX MRT Station, Kuala Lumpur.
Menurut struk, ia membayar 8,68 ringgit (sekitar Rp31 ribu) ditambah pajak enam persen 0,52 ringgit (sekitar Rp1,9 ribu), sehingga totalnya sekitar Rp33 ribu. "Ini pajak di Malaysia, murah kan?? Indonesia pajaknya besar, tapi negaranya miskin! ," cuit pengguna tersebut.
Alih-alih bereaksi "normal," warganet Indonesia sepakat. Beberapa di antaranya malah meminta informasi lowongan pekerjaan, supaya bisa pindah ke Negeri Jiran. "Bang, info loker ," kata salah satunya. "Ada job vacancy tak kat Malay bidang hospitaliti? Kalau ada saya nak pindah kat Malay please info," sambung yang lain.
"Kak ada info loker engga? cape tinggal di indo ," pengguna lain menyepakati. Sebagian warganet malah meminta tolong warganet Malaysia untuk ikut mengkritisi kebijakan pajak di Indonesia. "Boleh lah kerahkan rakyat Malaysia buat mengejek pajak Indonesia dan kemelaratan ini. ," tulis seorang warganet terkait kenaikan PPN 12 persen.
Tidak sampai di situ, pengguna X itu juga merekomendasikan untuk lebih baik berwisata ke Kuala Lumpur, karena "lebih murah." "Pokoknya nih yaa untuk yang first time traveler especially, mending liburan naik pesawat ke Kuala Lumpur aja dulu. Harga murah vibes luar negeri ga semrawut. Gau sah naik pesawat tujuan domestik lagi, TITIK NO DEBAT."
Melansir VAT Calc, Jumat, 20 Desember 2024, Malaysia sebenarnya menaikkan tarif Pajak Layanan dari enam persen jadi delapan persen per 1 Maret 2024. Namun, beberapa layanan tetap pada tarif lama enam persen. Tarif Pajak Penjualan terpisah untuk sebagian besar barang tetap pada 10 persen.