Brilio.net - Pandemi Covid-19 telah melanda dunia selama satu tahun lebih. Bahkan, kini berbagai macam varian baru dari virus ini bermunculan. Varian baru Covid-19 yang bermunculan ini memiliki nama-nama sendiri, mula dari Alfa, Beta, dan Delta.
Dilansir brilio.net dari situs Telegraph, Jumat (20/8), Kepala Teknis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Covid-19, Maria Van Kerkhove menyarankan agar penamaan virus Corona varian baru menggunakan rasi bintang begitu huruf alfabet Yunani habis. Misal, varian Delta, varian Aries, dan 10 nama zodiak lainnya.
BACA JUGA :
Laboratorium ini rilis tarif baru swab PCR yang lebih ramah kantong
Maria mengatakan bahwa badan kesehatan PBB telah mencari nama-nama baru untuk mutasi virus corona penyebab Covid-19. Hal ini dilakukan karena ada kekhawatiran akan muncul lebih banyak varian, selain yang telah dan akan dinamai dengan 24 huruf alfabet Yunani.
Sistem tersebut diperkenalkan pada akhir Mei, dan sejauh ini 11 mutasi virus Corona telah diberi nama: empat varian yang menjadi perhatian, termasuk varian Delta dan Beta; empat varian bunga, seperti Eta dan Lambda; ditambah Epsilon, Zeta, dan theta. Akan tetapi karena virus Corona terus bermutasi, ada kemungkinan akan ada lebih banyak jenis kunci daripada huruf yang tersedia.
Lebih lanjut Maria, menjelaskan, rasi bintang adalah yang terdepan saat ini untuk mengikuti alfabet Yunani. Ini menunjukkan bahwa suatu hari masyarakat dunia dapat melihat varian yang dikenal sebagai Aries, Gemini, atau Orion.
BACA JUGA :
9 Makanan ini perlu dihindari saat nyeri dada, bisa makin parah
Sebelum saran terkait rasi bintang, beberapa alternatif telah ditolak, termasuk nama dewa dan dewi Yunani karena kekhawatiran tentang pengucapan. "Kami mungkin akan kehabisan alfabet Yunani, tetapi kami sudah melihat rangkaian nama berikutnya," kata Maria.
Tokoh di balik pencegahan penamaan varian yang dikaitkan dengan tempat karena dianggap diskriminatif ini juga tengah memikirkan nama-nama lain yang mungkin dapat dipakai.
"Pilihan berikutnya dapat diumumkan relatif cepat. Saat ini kelompok kerja evolusi virus dan tim hukum WHO sedang memeriksa ulang proposal untuk memastikan kami tidak membuat siapa pun kecewa dengan nama-nama ini," katanya.
Ide pemberian nama baru bagi varian Covid-19 yang mungkin muncul mulai diperbincangkan ketika upaya untuk melacak varian baru digenjot di seluruh dunia. Melihat pandemi yang tak kunjung usai dan kemungkinan mutasi yang terus bermunculan membuat Maria tak bisa menampik bahwa dirinya merasa frustrasi.
"Saya merasa sangat frustrasi sekarang karena kita berada dalam situasi ini yang kita alami dalam 19 bulan. Kita tahu apa yang harus dilakukan, kita tahu bagaimana melakukannya, kita hanya tidak memiliki keinginan kolektif untuk melakukannya," kata Maria.
"Saya berharap saya tahu kapan pandemi akan berakhir," Maria menambahkan.