Brilio.net - Menjadi pejabat negara tentunya sudah terbayang bagaimana tugas dan tanggung jawab yang harus diemban. Bukan sekadar jabatan, melainkan pengabdian untuk kemajuan masyarakat. Meski begitu, para pejabat publik ini tetap mendapatkan gaji selayaknya pekerjaan lainnya.
Bicara soal gaji yang diperoleh pejabat negara, ada beberapa dari mereka yang memilih untuk tak mengambil gajinya. Mereka memilih untuk menyumbangkan besaran gaji yang diperoleh untuk kepentingan masyarakat luas. Tak sedikit pejabat di Indonesia yang memilih tak mengambil gajinya selama menjabat. Sikap para elite itu perlu ditiru, karena tak hanya memikirkan diri sendiri tapi juga orang-orang yang lebih membutuhkan.
Dilansir brilio.net dari merdeka.com, Rabu (10/7), berikut ini deretan pejabat Indonesia yang memilih gaji mereka untuk disumbangkan kepentingan sosial.
BACA JUGA :
Momen 5 tokoh publik naik MRT, terbaru Basuki Tjahaja Purnama
1. Hendrata Thes.
foto: merdeka.com
BACA JUGA :
Berangsur pulih, Tri Rismaharini tulis surat untuk warga Surabaya
Hendrata Thes merupakan Bupati Kepulauan Syla, Maluku Utara. Ia merupakan pejabat negara yang tak mengambil penghasilannya sama sekali. Hendrata mengalihkan penghasilannya untuk membantu orang-orang yang lebih membutuhkan. Hal ini dilakukan untuk memenuhi janji kampanye saat masih menjadi calon bupati.
Selain itu gaji sang bupati dipakai untuk membangun infrastruktur di wilayah kekuasaannya.
"Gaji bupati sebesar Rp13.140.000 hanya diterima Rp 6 juta, sedangkan sisanya Rp7.140.000 diberikan kepada warga yang sangat membutuhkan," kata Kepala Bagian Umum dan Perlengkapan Hj Mardia di Ternate dikutip dari merdeka.com.
2. Sandiaga Uno.
foto: merdeka.com
Siapa yang tak kenal dengan sosok Sandiaga Uno? Ketika dirinya menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno tidak mengambil gajinya. Ia menyalurkan penghasilannya selama menjabat ke Badan Zakat Nasional (Baznas).
Pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 109 tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, Wakil Gubernur DKI mendapatkan gaji pokok Rp 2,6 juta per bulan dan tunjangan jabatan Rp 4,3 juta per bulan.
Itu artinya uang sebesar Rp 6,9 juta disumbangkan untuk kepentingan sosial. Sebelum menjadi Wagub, Sandi sempat berjanji bahwa seluruh gajinya akan diberikan kepada yang lebih membutuhkan. Hal itu dilakukan karena tahu sebagian warga DKI Jakarta belum sejahtera.
"Seluruh gaji saya untuk kaum yatim dhuafa dan fakir miskin. Bahkan saat saya berkeliling di Jakarta, masih terdapat warga yang tidak sejahtera," ucap Sandiaga, beberapa waktu lalu.
3. Dahlan Iskan.
foto: merdeka.com
Mantan menteri BUMN Dahlan Iskan juga tak mengambil gajinya selama menjadi menteri BUMN. Hal ini dilakukan lantaran, ia merasa hidupnya sebelum menjabat sudah berkecukupan. Gaji dua bulan awal sebagai Menteri BUMN dibagikan ke sejumlah lembaga sosial dan anak jalanan. Setelah itu, gaji sebagai menteri dia berikan kepada Ricky Elson sebagai imbalan mengembangkan mobil listrik. Ricky adalah insinyur Indonesia yang bekerja untuk perusahaan ternama Jepang.
"Sudah hampir dua tahun, tapi beberapa bulan sebelumnya gaji itu saya salurkan ke lembaga-lembaga sosial, anak jalanan, pondok pesantren," kata Dahlan Iskan beberapa waktu lalu.
4. Joko Widodo.
foto: Instagram/@jokowi
Sebagian besar masyarakat belum mengetahui fakta bahwa Jokowi pernah menyumbangkan gajinya untuk kepentingan sosial. Hal itu dilakukannya ketika menjabat sebagai Wali Kota Solo.
"Gajinya tidak pernah dia yang ambil, namun sekertaris pribadinya, secara administratif Jokowi memang menandatangani penerimaan gaji, namun selalu diberikan untuk kepentingan sosial," jelas Sekertaris Daerah Kota Solo Boeddy Soeharto dari merdeka.com.