1. Wakil presiden ke-6 Try Sutrisno.
BACA JUGA :
Cara Susi Pudjiastuti timang bayi tuai kritik, disebut tak sesuai usia
foto: YouTube/Irma Hutabarat - HORAS INANG
Mantan wakil presiden sekaligus mantan panglima ABRI Jenderal Try Sutrisno belum lama ini bercerita soal asal-usul rumah pribadinya yang disebut beli dengan cara nyicil.
Meski pernah menjabat sebagai wakil presiden ke-6 RI dan menjadi orang nomor satu di dunia militer, Try Sutrisno mengaku tak pernah memiliki banyak uang selama menjadi pejabat. Hal itu diungkapkan langsung olehnya dalam video yang diunggah di kanal YouTube Irma Hutabarat - HORAS INANG.
BACA JUGA :
11 Momen pernikahan putra bungsu Sri Mulyani, Jokowi sebagai saksi
"Waktu saya pindah, saya dipersilakan boleh beli rumah dinas. Tapi saya bilang saya nggak punya duit. Ini harganya (dulu) Rp 85 juta, itu di tahun sekitar 86-an lebih. Tapi harga itu bisa dicicil 15 tahun," ungkap Try Sutrisno yang dikutip brilio.net dari kanal YouTube Irma Hutabarat - HORAS INANG, Kamis (17/11).
Dalam video, Try menceritakan setelah selesai menjabat sebagai Kasad, ia pernah ditawari untuk membeli sebuah rumah dinas agar dapat ditempati dan menjadi kediaman pribadinya. Namun, pada saat itu Try mengaku tidak memiliki uang yang cukup banyak. Beruntung, ia diperbolehkan untuk membeli rumah yang dulu ditawarkan dengan harga Rp 85 juta, sesuai kesepakatan dengan cara mencicilnya selama 15 tahun.
"Ini rumah saya bukan korupsi pak, ini rumah dari angkatan darat. Jadi setiap kasad boleh beli rumah dinas," tambah Try.
2. Jenderal Hoegeng.
foto: Merdeka.com/Khulafa Pinta Winastya
Jenderal Hoegeng memang menjadi salah satu teladan dan tokoh yang terkenal jujur dan antikorupsi. Dia dikenal sebagai sosok polisi yang hingga kini dijuluki sebagai Kapolri ideal sepanjang sejarah RI. Terutama terkait integritas pribadinya.
Kejujuran dan keprihatinan Hoegeng Imam Santoso ini mengundang perhatian dari Kapolri penggantinya, yakni Mohammad Hasan dan sejumlah Kapolda. Hasan kemudian berinisiatif untuk mengalihkan kepemilikan rumah dinas menjadi atas nama Hoegeng.
Kemudian, sejumlah Kapolda turut serta melakukan iuran dan membelikan mobil Holden Kingswood untuk Hoegeng. "Itu satu-satunya mobil setelah Bapak pensiun," kata Aditya S Hoegeng dalam tulisannya 'Saya Bangga Menjadi Anak Pak Hoegeng'.
Aditya bercerita, suatu saat datang 2 unit sepeda motor Lambretta ke rumah saat sang ayah masih menjadi Kapolri. Seorang pengusaha otomotif yang mengirimkannya. Jatah untuk pejabat. Aditya senang luar biasa karena sudah lama ingin menaiki sepeda motor.