Brilio.net - Beruntung banget deh para mahasiswa dan civitas akademika di 13 kampus di Indonesia. Mereka berkesempatan bertemu dan menuntut ilmu dari para pemenang Hadiah Nobel. Para peraih Nobel tersebut akan datang ke Indonesia pada Januari Maret 2017 dalam rangka ASEAN Bridges Dialogues Towards a Culture of Peace ke-6. Acara ini difasilitasi International Peace Foundation yang berpusat di Wina, Austria.
Beberapa kampus yang beruntung menjadi tuan rumah dalam acara ini adalah Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta, Institut Teknologi Bandung, Binus School Simprug Jakarta, Universitas Binus Jakarta, IPEKA Sekolah Kristen Terpadu Jakarta, Universitas Gadjah Mada (UGM) Jakarta, Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung, Universitas Kristen Petra Surabaya, Universitas Prasetiya Mulya Jakarta, Universitas Surabaya (Ubaya), Universitas Udayana Bali, Universitas Negeri Jakarta, dan Universitas Indonesia (UI).
Kegiatan ini mendapatkan dukungan penuh dari Pemerintah Indonesia. Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) yang hadir dalam Konferensi Pers Bridges Dialogues towards a Culture of Peace, Kamis (13/10) menyebutkan acara ini sangat penting untuk memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tentang berbagai hal terkait ilmu pengetahuan dan sains.
Menurut JK, acara ini juga bisa membangun dialog antara Timur dan Barat serta bisa memberi solusi tentang permasalahan yang ada. Karena dunia di masa mendatang selain penuh dengan harapan juga penuh tantangan yang perlu dihadapi. Saya menyambut baik acara ini. Dan acara ini akan memberikan manfaat yang banyak, ujar JK.
Rangkaian acara ASEAN Bridges ke-6 ini akan diisi dengan beberapa acara besar untuk umum yang secara keseluruhan mengangkat tema Membangun budaya perdamaian dan pembangunan di dunia global, menjembatani perspektif Indonesia dan luar negeri. Mau tahu siapa saja peraih nobel yang bakal hadir? Nih daftarnya:
1. Prof Eric Stark Maskin, penerima Nobel Ekonomi 2007.
foto: perm.hse.ru
Profesor yang meletakkan dasar-dasar teori desain mekanisme ini telah bergelut dalam teori ekonomi seperti teori permainan, teori ekonomi insentif, kontrak dan termasyhur terutama berkat tulisannya tentang desain mekanisme/teori implementasi dan permainan dinamis.
Proyek penelitiannya saat ini termasuk membandingkan aturan pemilu yang berbeda, memeriksa penyebab ketimpangan dan mempelajari pembentukan koalisi. Dia akan hadir di Ubaya pada 15 Januari untuk menyampaikan materi tentang Kenapa pasar global gagal mengurangi ketimpangan
2. Jose Manuel Barroso, penerima Nobel Perdamaian 2012.
foto: lindau-nobel.org
Dia merupakan Presiden ke-11 Komisi Eropa. Dia berkontribusi terhadap kemajuan perdamaian dan rekonsiliasi, demokrasi dan hak asasi manusia di Eropa selama lebih dari enam dekade. Dia ditunjuk menjadi Perdana Menteri Portugal pada April 2002 dan mengemban jabatannya hingga Juli 2004 ketika ia dipilih Parlemen Eropa sebagai Presiden Komisi Eropa.
Pada September 2009, ia terpilih secara mutlak untuk masa jabatan kedua. Pada 25 Januari 2017, Jose akan mebahas Dari pemerintahan nasional hingga regional dan global di Universitas Prasetiya Mulya.
3. Prof Sheldon Lee Glashow, penerima Nobel Fisika 1979.
foto: lindau-nobel.org
Dia meraih Nobel Fisika atas usahanya dalam merumuskan teori electroweak yang menjelaskan kesatuan elektromagnetisme dan gaya lemah. Sepanjang kariernya di UC Barkeley dan Universitas Houston dan Boston, dia telah melakukan penelitian di bidang fisika partikel elementer dan kosmologi yang menghasilkan prediksi arus netral, charmed particles, dan vektor boson menengah.
Prof Sheldon akan membahas Bagaimana ilmu pengetahuan dasar dapat mendorong kemajuan teknologi di Universitas Binus Jakarta (8 Februari 2017) dan UGM (10 Februari 2017).
4. Dr Sir Richard J Roberts, penerima Nobel Kedokteran 1993.
foto: lindau-nobel.org
Pakar kedokteran ini mulai meneliti enzim restriksi Tipe II yang baru ditemukan pada 1972. Beberapa tahun kemudian lebih dari 100 enzim serupa ditemukan. Dia sekarang fokus pada identifikasi enzim restriksi dan methylase genes dalam database GenBank dan pengembangan metode cepat untuk menguji fungsinya.
Direktur Riset di New England Biolabs, Massachusetts Institute of Technology ini akan membahas tentang Mengapa Anda harus mencintai bakteri di UI (8 Februari 2017) dan UGM (10 Februari 2017).
5. Prof Robert Fry Engle III, penerima Nobel Ekonomi 2003.
foto: fba.umac.mo
Prof Robert mengembangkan teknik matematika yang telah ditingkatkan untuk evaluasi dan peramalan yang lebih akurat dari risiko. Teknik ini menjadi alat esensial dalam teori dan praktik harga aset modern.
Karyanya memiliki relevansi dalam analisis pasar keuangan di mana hasil investasi aset dinilai terhadap risiko dan harga saham serta imbal hasil bisa menunjukkan volatilitas ekstrem. Saat datang ke Indonesia, dia akan membicarakan tentang masa depan untuk stabilitas keuangan global di Unair (20 Februari 2017) dan Kampus Atmajaya (22 Februari).
6. Prof Jerome Isaac Friedman, penerima Nobel Fisika 1990.
foto: lindau-nobel.org
Guru besar Institut Teknologi Massachusetts ini telah melakukan serangkaian eksperimen yang membuktikan dengan jelas bahwa proton dan neutron dari inti atom terdiri dari konstituen seperti titik dengan sifat konsisten dengan quark, partikel yang telah diusulkan pada 1964 tetapi tidak pernah diamati.
Profesor Jerome akan membahas tentang Pencarian Struktur Alam Semesta bagaimana struktur alam semesta menciptakan perdamaian dan menyatukan umat manusiadi UNJ (8 Maret 2017), dan UK Petra (10 Maret 2017).
7. Dr. Peter Agre, penerima Nobel Kimia 2003.
foto: wikipedia.org
Dia merupakan profesor biologi kimia dan kedokteran di Universitas Kedokteran Johns Hopkins serta Direktur Institut Penelitian Malaria Johns Hopkins di Bloomberg School of Public Health di Baltimore.
Dia meraih Nobel berkat karyanya dalam mengisolasi protein membran yang telah menjadi saluran air yang telah lama dicari setelah keluar dari dan ke dalam sel. Dr Peter akan membahas tentang Membuka pintu ke seluruh dunia melalui ilmu kedokteran di ITB (22 Maret 2017, pukul 09.30), Unpad (22 Maret 2017, pukul 14.00), dan Udayana (24 Maret 2017).
Bakal berkualitas pembahasannya. Bagi kamu yang kuliah di kampus-kampus tersebut sangat sayang jika melewatkan kesempatan langka ini.