Brilio.net - Tom Lembong, mantan Menteri Perdagangan Indonesia, dikenal sebagai figur dengan latar belakang ekonomi yang kuat dan berpengalaman. Berkiprah sebagai ekonom, Tom pernah memimpin sektor perdagangan dan berupaya memperluas jangkauan ekspor Indonesia di pasar global. Dia pun dipercaya memegang jabatan strategis sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk menarik investasi asing ke Tanah Air. Kariernya yang sukses di dunia pemerintahan dan ekonomi sempat membuatnya dikenal sebagai tokoh yang berkomitmen memajukan perekonomian Indonesia.
Namun, perjalanan karier yang gemilang tersebut kini berada dalam sorotan karena keterlibatannya dalam kasus korupsi impor gula. Mantan Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Trikasih Lembong ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi komoditas gula yang terjadi di Kementrian Perdagangan pada 2015-2023 oleh Kejaksaan Agung.
Kemudian, sebelum mencapai titik kariernya sekarang Tom Lembong tentunya mengawali kariernya dari bawah. Lantas seperti apa perjalanan karier Tom Lembong? Berikut ulasan lengkapnya, seperti dihimpun brilio.net dari berbagai sumber, Rabu (30/10).
BACA JUGA :
Pengertian gratifikasi, lengkap dengan jenis dan dampaknya
1. Awal Karier dan latar belakang pendidikan.
BACA JUGA :
Sandra Dewi ngotot 88 tas mewahnya sebagai hasil kerja keras, bawa berkas endorsement sebagi bukti
Tom Lembong memulai kariernya di bidang ekonomi dan finansial setelah menamatkan pendidikan di bidang arsitektur dan perancangan kota di Universitas Harvard, Amerika Serikat dan lulus pada 1994. Kemudian usai menyelesaikan pendidikannya, Tom Lembong memulai kariernya pada 1995 dengan bekerja di Divisi Ekuitas Morgan Stanley, Singapore. Setelah itu, Tom bekerja sebagai bankir investasi di Deutsche Securities Indonesia dari 1999- 2000.
2. Menjabat sebagai kepala divisi dan wakil presiden wakil presiden.
Pada 2000 hingga 2002, Tom Lembong dipercaya menjabat sebagai kepala divisi dan wakil presiden senior dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Pada waktu itu, BPPN ini berada dibawah Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia yang merekapitulasi dan restrukturisasi sektor perbankan Indonesia.
Pada 2006, Tom turut mendirikan dan menjabat sebagai direktur utama di Quvat Management, sebuah perusahaan ekuitas swasta yang berbasis di Singapura. Dia juga menjabat sebagai presiden komisaris di PT Graha Layar Prima Tbk (BlitzMegaplex) dari 2012 hingga 2014.
3. Kembali masuk ke pemerintahan.
Pada 2013, Tom kembali bergabung dengan pemerintahan sebagai penasihat ekonomi dan penulis pidato bagi Gubernur DKI Jakarta saat itu, Joko Widodo (Jokowi). Dia melanjutkan peran ini hingga masa jabatan pertama Jokowi sebagai Presiden Indonesia.
Tom menjadi sosok di balik beberapa pidato Presiden Jokowi, termasuk pidato Game of Thrones pada pertemuan IMF-Bank Dunia di Bali pada 2018, serta pidato Thanos di Forum Ekonomi Dunia.
4. Menjadi menteri perdagangan
Tom diangkat menjadi Menteri Perdagangan pada 2015 di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo. Selama masa jabatannya, Tom Lembong dikenal gencar mendorong ekspor Indonesia dan membuka pasar baru untuk produk lokal di pasar internasional. Salah satu pencapaian besarnya adalah meningkatkan hubungan dagang dengan beberapa negara tetangga, sehingga ekspor produk unggulan Indonesia meningkat.
5. Mendirikan Consilience Policy Institute.
Tom kembali meninggalkan pemerintahan dan memilih mendirikan Consilience Policy Institute, yang beroperasi di Singapura. Lembaga yang didirikan oleh Tom ini menjadi wadah untuk mengadvokasikan kebijakan ekonomi internasional dan reformis di Indonesia.
6. Ketua Dewan PT. Jaya Ancol.
Kemudian pada Agustus 2021 lalu, Tom Lembong ditunjuk sebagai Ketua Dewan PT Jaya Ancol, oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Anies Baswedan.
7. Jadi tersangka korupsi impor gula.
Pada 29 Oktober 2024 penyidik Jampidsus Kejagung menetapkan status kedua saksi, salah satunya adalah Tom Lembong yang telah memenuhi alat bukti. Sementara itu, ada tersangka lain yaitu DS yang merupakan Direktur Pengembangan Bisnis pada PT PPI 2015-2016. Keduanya dilakukan penahanan selama 20 hari di Rutan Salemba Kejagung dan di Kejari Jaksel, untuk kebutuhan penyidikan.
"Hari ini, Selasa, 29 Oktober 2024, penyidik dari Jampidsus Kejagung menetapkan status tersangka terhadap dua orang saksi karena telah memenuhi alat bukti yang cukup. Salah satu tersangka adalah TTL, yang pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan pada 2015-2016," ujar Dirdik Jaksa Agung Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejagung, Abdul Qohar, di Kejagung, dikutip brilio.net dari Liputan6.com, Rabu (30/10).
Dalam hal ini Kejagung terus mengejar kasus korupsi impor gula yang terjadi di lingkungan Kementerian Perdagangan (Kemendag) periode 2015-2023, hingga kegiatan importasi gula PT SMIP tahun 2020 sampai dengan 2023. Sampai saat ini penanganan perkara korupsi impor gula terus berjalan.