Brilio.net - Setiap orangtua pasti ingin buah hatinya lahir dalam keadaan sempurna dan sehat. Namun nggak semua keinginan itu sesuai harapan. Kondisi ini yang dialami pasangan Joko Wahyudiono dan Heny Sulistiowati.
Putra mereka, Fajar Abdurokhim Wahyudiono (14) menderita Cerebral Palsy (CP). Dalam bahasa awam penyakit ini disebut lumpuh otak. Penderita akan mengalami gangguan fungsi otak dan sistem saraf.
BACA JUGA :
Jusuf Kalla iringi prosesi pemakaman KH Hasyim Muzadi
Sejak kecil selalu mendengar ayat-ayat suci/foto: brilio.net/yani andryansjah
Akibatnya, kemampuan gerakan, belajar, pendengaran, penglihatan, dan berpikir jadi terganggu. Tapi, pasangan asal Bandung yang menikah pada 2002 ini nggak pernah menyesali takdir.
Kami nggak pernah menganggap kondisi Fajar sebagai beban. Justru dia (Fajar) adalah anugerah yang diberikan Allah kepada kami, ujar Heny saat peluncuran buku Fajar Sang Hafizh, Anak Lumpuh Otak Hafal Al-Quran karya Azhar Azis di Jakarta beberapa waktu lalu.
BACA JUGA :
Jenazah KH Hasyim Muzadi diiringi ratusan pelayat
Fajar dan kedua orangtuanya saat peluncuran buku di Jakarta/foto: brilio.net/yani andryansjah
Oh ya, Fajar lahir prematur. Kandungan ibunya baru berusia tujuh bulan dua minggu. Saat dilahirkan, kondisi Fajar layaknya bayi pada umumnya. Memang sih bobotnya sangat kecil, hanya hanya 1,6 kg.
Fajar baru diketahui menderita CP saat berusia setahun. Itu pun setelah ibunya mendapat masukan dari teman pengajiannya yang pernah bekerja di Yayasan Pendidikan Anak Cacat (YPAC). Dia melihat ada yang beda dengan Fajar.
Fajar bersama teman-teman sekolah di SDIT Al-Ihsan, Colomadu, Karanganyar/foto: brilio.net/yani andryansjah
Sejak Fajar dilahirkan, kedua orang tua Fajar selalu memperdengarkan murattal. Mulai di ruang inkubator hingga di ruang perawatan. Begitu juga di rumah.
Ayat-ayat suci tak hanya dijadikan asupan rohani bagi Fajar, tapi sekaligus menjadi obat (syifa). Kebiasaan inilah yang akhirnya membuat Fajar mampu menghafal Alquran saat berusia 4,5 tahun.
Fajar saat diuji hafalan Alquran/foto: brilio.net/yani andryansjah
Kita tidak terbayang sama sekali cara kita itu membuat Fajar hafal Alquran. Semata-mata hanya untuk obat Fajar saja. Intinya kita memperdengarkan hal-hal yang baik untuk Fajar dan sebagai obat, papar Heny.
Orang tua Fajar juga menjauhkan anaknya dari televisi karena dianggap bisa memunculkan dampak buruk bagi Fajar.
Sang ibu merawat Fajar dengan telaten/foto: brilio.net/yani andryansjah
Sekarang tinggal kita bagaimana menjalani dan berikhtiar. Soal hasil kita serahkan kepada Allah. Kita nggak tahu ke depan Fajar akan seperti apa. Yang penting kita sekarang berusaha dan berikhtiar maksimal, tutur Heny.
Berkat kemampuan Fajar menghafal kitab suci di usia belia, dia bersama kedua orangtuanya pun mendapat hadiah naik haji dari kerajaan Arab Saudi pada 2015 silam. Bahkan Fajar juga mendapat hadiah USD 200 atau sekitar Rp 2,6 juta per bulan selama setahun.
Nih, bukunya/foto: brilio.net/yani andryansjah