1. Home
  2. »
  3. Sosok
20 Oktober 2019 20:01

Anak mantan TKI ini sukses jadi menteri era Presiden Jokowi

Belakangan dia didaulat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Pemuda dan Olahraga menggantikan Imam Nahrawi. Agustin Wahyuningsih
foto: via Instagram/jokowi; Instagram/@hanifdhakiri

Brilio.net - Kepemimpinan Presiden Jokowi dalam Kabinet Kerja jilid 1 sudah berakhir. Hari ini, Minggu (20/10), dia dan Ma'ruf Amin resmi menjabat sebagai Presiden dan Wakil Presiden periode 2019-2024. Dibantu Wakil Presiden Jusuf Kalla dan jajaran para menteri serta segenap dukungan masyarakat Indonesia selama periode pertama kepemimpinan, Presiden Jokowi telah merampungkan tak sedikit agenda pemerintah demi kemajuan negeri.

Dalam Kabinet Kerja 2014-2019, Presiden Jokowi dikelilingi para menteri mumpuni. Di antaranya yang sering mendapat sorotan adalah Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan; Sri Mulyani, Menteri Keuangan Indonesia; Basuki Hadimuljono, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat hingga Muhammad Hanif Dhakiri, Menteri Ketenagakerjaan.

BACA JUGA :
Mengenal Mbah Asih, juru kunci Merapi pengganti Mbah Maridjan


Nama yang disebut terakhir mencuri perhatian. Pembawaannya yang energik dan luwes, bahkan di media sosial, serta usia yang masih terbilang muda (47 tahun), membuat Hanif akrab di telinga masyarakat. Belum lagi, belakangan dia didaulat Presiden Jokowi sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Pemuda dan Olahraga menggantikan Imam Nahrawi yang terseret kasus korupsi.

Memungkasi pengabdiannya sebagai menteri di Kabinet Kerja jilid 1, Hanif meluapkan rasa terima kasih di sebuah unggahan Instagram pribadi. Selain itu dia juga menuturkan kisah kilas baliknya berkarier di bidang politik, sejak mahasiswa hingga menjadi menteri era Presiden Jokowi.

Seperti kebanyakan orang sukses lain, Hanif juga punya kisah silam yang butuh perjuangan. Cerita dia mulai saat mengunjungi Ibukota pada 1997.

BACA JUGA :
7 Orang terkaya China 2019, hartanya ratusan triliun rupiah

"TERIMA-KASIH. Awal 1997 saya berangkat ke Jakarta, dipanggil Pak Matori Abdul Djalil, Ketum @dpp_pkb pertama & Menteri Pertahanan Kabinet Ibu Megawati Soekarnoputri. Sbg mahasiswa yg baru lulus kuliah (1996), saya berangkat ke Jakarta naik bis trayek Solo-Jakarta dr Salatiga. Ongkos bis ekonomi waktu itu sekitar Rp. 8000 & saya tertidur di pintu tangga bus yg penuh penumpang. Bekal saya merantau ke Jakarta adalah tas ransel andalan waktu kuliah & berisi bbrp potong baju, kaos & celana jeans," tulisnya membuka penuturan.

Ayah 4 anak itu mengatakan bahwa selama di Jakarta, dia menginap di kantor ISIS. Suasananya dirasa Hanif sangat jauh berbeda dengan kampung halamannya di Salatiga.

"Di Jakarta, saya tidur di kantor ISIS (Institute for Social Institutions Studies), yayasan sosial politik yg didirikan Pak Matori dkk di kawasan Cawang, Jakarta Timur. Tidur di atas meja rapat kantor, persis di bawah kipas angin yg dipasang di langit2 krn Jakarta sangat panas. Berbeda dg kampung halaman saya, Salatiga, yg dingin krn berada di lembah Gunung Merbabu. Bantal tidur saya istimewa, namanya Yellow Pages, buku telepon sangat tebal, yg dulu pasti dimiliki rata-rata kantor & bahkan rumah tangga," lanjutnya.

Cerita itu disambung dengan nilai hidup bahwa tiada satu pun orang mengetahui rencana Tuhan. Seorang anak daerah dari orangtua guru dan mantan TKI bisa saja meraih posisi tinggi, bahkan menjadi orang penting di kalangan Istana Negara.

"Tak menyangka, perjalanan hidup membawa saya yg orang kampung super biasa layaknya kebanyakan orang Indonesia, mjd pembantu Pak @jokowi dan Pak @jusufkalla sbg Menteri @kemnaker RI 2014-2019. Tentu ini kehormatan luar biasa buat saya & keluarga besar di kampung, terutama Abah yg guru SD & pekerja serabutan, serta Ibu yg pernah menjadi TKI di Arab Saudi selama sekitar 6 tahun. Ada hikmah buat semua orang disini: tak peduli kita ini siapa, dari mana berasal, apapun keyakinan dan agamanya, selama kita percaya kerja keras & kebaikan, kita bisa menjadi apapun yg kita mimpikan. Setidaknya pasti bisa bermanfaat untuk orang lain, sekecil apapun. Maha baik Allah dengan segala ketentuan-Nya," papar pria dengan khas gaya trendi berpenampilan itu.

Hanif pun menutup unggahannya itu dengan ucapan terima kasih serta permohonan maaf.

"Semua awal pasti ada akhir. Syukur pd Allah SWT & terima kasih tak terhingga kpd Pak Jokowi, Pak JK dan Ketum Umum saya yg luar biasa @cakiminow yg telah memberi kepercayaan dan kehormatan pada saya untuk menjadi anggota Kabinet Kerja 2014-2019. Mohon maaf jika ada salah khilaf dan hal yg kurang berkenan. Doa terbaik saya untuk beliau-beliau, smg selalu sehat, sukses dan senantiasa dlm bimbingan serta lindungan Allah SWT. Jazakumullah ahsanal jaza. Alfaatihah.."

View this post on Instagram

TERIMA-KASIH. Awal 1997 saya berangkat ke Jakarta, dipanggil Pak Matori Abdul Djalil, Ketum @dpp_pkb pertama & Menteri Pertahanan Kabinet Ibu Megawati Soekarnoputri. Sbg mahasiswa yg baru lulus kuliah (1996), saya berangkat ke Jakarta naik bis trayek Solo-Jakarta dr Salatiga. Ongkos bis ekonomi waktu itu sekitar Rp. 8000 & saya tertidur di pintu tangga bus yg penuh penumpang. Bekal saya merantau ke Jakarta adalah tas ransel andalan waktu kuliah & berisi bbrp potong baju, kaos & celana jeans. . Di Jakarta, saya tidur di kantor ISIS (Institute for Social Institutions Studies), yayasan sosial politik yg didirikan Pak Matori dkk di kawasan Cawang, Jakarta Timur. Tidur di atas meja rapat kantor, persis di bawah kipas angin yg dipasang di langit2 krn Jakarta sangat panas. Berbeda dg kampung halaman saya, Salatiga, yg dingin krn berada di lembah Gunung Merbabu. Bantal tidur saya istimewa, namanya Yellow Pages, buku telepon sangat tebal, yg dulu pasti dimiliki rata-rata kantor & bahkan rumah tangga. . . Tak menyangka, perjalanan hidup membawa saya yg orang kampung super biasa layaknya kebanyakan orang Indonesia, mjd pembantu Pak @jokowi dan Pak @jusufkalla sbg Menteri @kemnaker RI 2014-2019. Tentu ini kehormatan luar biasa buat saya & keluarga besar di kampung, terutama Abah yg guru SD & pekerja serabutan, serta Ibu yg pernah menjadi TKI di Arab Saudi selama sekitar 6 tahun. Ada hikmah buat semua orang disini: tak peduli kita ini siapa, dari mana berasal, apapun keyakinan dan agamanya, selama kita percaya kerja keras & kebaikan, kita bisa menjadi apapun yg kita mimpikan. Setidaknya pasti bisa bermanfaat untuk orang lain, sekecil apapun. Maha baik Allah dengan segala ketentuan-Nya. . . Semua awal pasti ada akhir. Syukur pd Allah SWT & terima kasih tak terhingga kpd Pak Jokowi, Pak JK dan Ketum Umum saya yg luar biasa @cakiminow yg telah memberi kepercayaan dan kehormatan pada saya untuk menjadi anggota Kabinet Kerja 2014-2019. Mohon maaf jika ada salah khilaf dan hal yg kurang berkenan. Doa terbaik saya untuk beliau-beliau, smg selalu sehat, sukses dan senantiasa dlm bimbingan serta lindungan Allah SWT. Jazakumullah ahsanal jaza. Alfaatihah..

A post shared by hanifdhakiri (@hanifdhakiri) on

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags