Brilio.net - Di era modern seperti saat ini, skincare atau produk perawatan kulit sudah layaknya kebutuhan pokok bagi kaum milenial. Kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan kulit membuat kebutuhan akan skincare semakin meningkat. Permintaan akan produk skincare yang berkualitas dengan harga terjangkau pun semakin besar. Fenomena inilah yang dimanfaatkan oleh seorang pebisnis muda, Anugrah Pakerti, untuk mengembangkan usaha di dunia kecantikan.
Pria kelahiran Blora, 16 September 1993 tersebut berhasil mendirikan dan membesarkan brand skincare berbasis ilmiah dan teknologi yang ia namai Avoskin. Perusahaan produk perawatan kulit ini ia mulai sejak tahun 2014. Berawal dari ketertarikannya di dunia bisnis dan melihat keresahan kaum perempuan akan produk skincare, pria yang akrab disapa Aan itu akhirnya mendirikan bisnis Avoskin.
"Kalau kesukaan memang ada kesukaan di entrepreneurship. Lalu tahun 2014 itu akhirnya menjalankan bisnis Avoskin, tapi tahun sebelumnya saya sempat menjadi part time property sales," ujar Aan saat ditemui brilio.net pada Rabu (14/8).
"Jadi ada saudara yang punya bisnis properti, kemudian saya ikut membantu menjualkan. Komisi dari itu (menjualkan properti) yang kemudian menjadi modal untuk mengawali bisnis Avoskin," lanjutnya.
Bukan tanpa kendala, ia dan dua orang temannya mendirikan bisnis Avoskin dari sebuah kamar kos berukuran 2,5 x 3 meter. Awal mendirikannya pun penuh tantangan, lantaran alumnus S1 Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia (UII) ini juga tengah berjuang menyelesaikan studinya. Tak jarang, Anugrah Pakerti harus mengorbankan waktu tidur dan istirahatnya untuk bisnis dan skripsinya.
BACA JUGA :
Sri Lestari, disabilitas paraplegia yang migunani terhadap sesama
foto: brilio.net/mgg/Arief B Setyo
"Kita pada saat itu dari sisi jam tidur kurang, dari sisi waktu itu harus balance antara bisnis dan skripsi," kenangnya.
Dalam perjalanannya, berbagai rintangan juga harus dialami oleh Aan hingga Avoksin dapat bertahan dan menjadi sebesar sekarang. Di awal bisnisnya, Avoskin terkendala tim yang sangat kecil. Selain itu, Aan juga tak menampik adanya pandangan negatif dari orang-orang terdekat terkait bisnis produk perawatan kulit yang dikembangkannya.
"Awalnya yang terdekat dari keluarga yang pasti ada pertanyaan, 'Kenapa kok skincare? Kenapa nggak bisnis yang lain? Kenapa kok memilih usaha?'. Jawabannya ya sebenarnya sangat sederhana. Kalau kita melihat respons orang, selalu ada respons positif dan respons negatif. Tapi pada hakikatnya kita tidak bisa memuaskan semua orang. Jadi, go on!" terangnya.
BACA JUGA :
Yu Ning, istikamah 7 tahun memanen air hujan jadi air minum
foto: brilio.net/mgg/Arief B Setyo
Dengan keyakinannya akan bisnis ini dan kreativitas dalam usaha, Avoskin berkembang jadi perusahaan dengan profit cukup tinggi. Ketekunan Aan dalam usahanya membuat Avoskin kini berkembang pesat dan menjadi salah satu skincare lokal yang banyak menuai review positif dari beauty influencer. Banyaknya penilaian positif untuk produk Avoskin di media sosial membuat produk lokal berbasis riset ini semakin dikenal masyarakat.
"Kalau growth dari tahun ke tahun kita bisa triple digit saat ini. Pertumbuhan dari tahun 2015 sampai tahun 2019, bahkan forecast sampai akhir tahun ini cukup signifikan," ungkap pria yang mengaku gemar traveling tersebut.
Tak hanya mencari keuntungan, bisnis yang dikembangkan Aan ini juga ikut serta melestarikan lingkungan. Ia bersama Avoskin menggandeng World Wide Fund for Nature (WWF) turut serta dalam isu lingkungan hidup, terutama kelestarian satwa. Baginya, berbisnis mesti memerhatikan harmoni dengan lingkungan sekitar.
"Tujuan bisnis yang kita lakukan dari awal beyond profit. Kita ingin bisnis itu ada harmonis. Harmonisasi bisnis dengan alam, bisnis dengan lingkungan maupun bisnis dengan society," tuturnya.
foto: brilio.net/mgg/M Nurdin Arief
Anugrah Pakerti juga memberikan tips untuk generasi muda yang hendak mulai memasuki dunia bisnis. Salah satu hal penting yang harus diperhatikan dalam memulai bisnis yakni perencanaan yang matang. Selain itu, dalam berbisnis, logika dan passion juga harus seimbang.
"Bisnis tidak hanya melihat dari sisi uang-uang saja, tapi lakukan yang lebih dari sekadar uang. Karena itulah yang mendorong kita untuk melakukan lebih besar. Dan bersiaplah menghadapi risiko, karena setiap bisnis pasti ada risikonya. Rencanakan dengan matang, if you fail to plan, you plan to fail," pesannya.
"Rencanakan dengan matang sehingga kemudian eksekusi itu juga bisa dilakukan. Kemudian yang paling penting dream big, because dreams do happen," pungkas alumnus Magister Bisnis Administrasi Universitas Gadjah Mada tersebut.
Nah, bagi kamu yang masih penasaran gimana wawancara lengkap brilio.net dengan Aan bos Avoskin ini, simak langsung videonya di bawah ini ya!