Brilio.net - Orang bilang wasit adalah penguasa pertandingan dalam sebuah pertandingan olahraga, salah satunya sepak bola. Orang bilang wasit yang memiliki tanggung jawab paling besar atas berjalannya sebuah pertandingan. Memang, pernyataan tersebut tidak salah. Wasit memang memiliki kekuasaan tersebut.
Namun sejatinya, ada sebuah perangkat pertandingan bernama match commissioner yang sebenarnya memiliki kedudukan yang lebih tinggi daripada wasit. Mereka adalah orang-orang yang paling bertanggung jawab terkait kelancaran, keamanan serta hal-hal lain terkait dengan jalannya sebuah pertandingan sepak bola.
BACA JUGA :
Tahu 10 pemain sepak bola ini? Umur kamu berarti tak muda lagi
Di Indonesia, nama match commissioner agak ribet dan belum familiar di kalangan masyarakat. Publik lebih familiar dengan sebutan pengawas pertandingan. Tidak banyak match commissioner yang kiprahnya sudah internasional. Di antara yang sedikit itu, ada nama Asep Saputra.
Sosok yang akrab disapa Kang Asep merupakan match commissioner di Piala Asia U-23 2018. Berkat kepiawaiannya mengorganisasi pertandingan, Piala Asia dapat berjalan dengan lancar.
BACA JUGA :
Penampakan jet pribadi 10 pesepak bola dunia yang jarang orang tahu
foto: dok. pribadi
Walau tim nasional Indonesia tak berhasil melaju di ajang itu, namun kesuksesan Kang Asep bisa mengobati kekecewaan. "Saya juga nggak nyangka bisa dipercaya bertanggung jawab di laga final. Saya kan terhitung match commissioner baru," ucap pria dua anak ini merendah saat dihubungi brilio.net, Rabu (14/2).
Meski datang sebagai orang baru, namun dia berhasil menumbangkan 80 pesaingnya dari seluruh Asia, termasuk para pengawas senior. Lulusan S1 Sistem Informasi Universitas Gunadarma ini didapuk sebagai pengawas pertandingan pada laga final Uzbekistan versus Vietnam, semifinal, satu laga perempat final, dan enam laga penyisihan.
Asep menceritakan pengalaman menariknya saat memimpin laga final. Di luar dugaan, laga yang digelar di Changzhou Olympic Sports Centre, China ini harus berjalanan di bawah guyuran salju yang cukup deras. Padahal, salju terakhir kali turun di China pada tiga tahun lalu.
"Yang berkesan ya, itu. Padahal menurut orang sana (China), salju terakhir turun tiga tahun lalu. Jadi tantangan, sih, sebenarnya. Kan belum pernah menangani pertandingan seperti ini sebelumnya," kata Asep.
foto: dok. pribadi
Pertandingan tersebut harus tertunda selama 45 menit. Salju yang kian menumpuk harus dikeruk dulu agar aliran bola bisa stabil di atas lapangan. Daripada menghadapi lapangan yang becek dan berlumpur, Asep lebih memilih lapangan bersalju.
"Kalau di Indonesia kan biasanya lapangan becek atau berlumpur. Kalau salju ini teksturnya kayak kapas, mas. Jadi aliran bola sebenernya nggak tersendat. Tapi kalau salju sudah agak dalam, ini harus dikeruk," ungkap pria 34 tahun ini.
Beruntungnya para pemain dari kedua kesebelasan tak keberatan bermain di bawah guyuran salju yang deras. Wasit yang memimpin pun sudah punya pengalaman seperti ini sebelumnya. Asep terdengar sangat lega mengingat momen bersejarah tersebut.
Menariknya, jika di Asia dia bisa ditugaskan di sampai laga final, tapi di dalam negeri Asep tak pernah sekalipun jadi match commissioner. "Saya di PT Liga Indonesia Baru menjabat sebagai manajer kompetisi. Sebelumnya saya menjabat media officer di PT LI (Liga Indonesia) dari 2012 sampai 2017," sebut pria asal Kuningan, Jawa Barat ini.
Lantas apa sih yang sebenarnya dilakukan pengawas pertandingan? Apakah hanya mengawasi sebuah pertandingan semata? "Ya kita tugasnya memastikan sebuah pertandingan bisa berjalan dengan lancar, aman dan tidak terkendala apapun. Match commissioner ini kan orang yang mempunyai tanggung jawab paling tinggi di pertandingan, mas," jelas pria berkaca mata ini.
foto: dok. pribadi
Asep juga menambahkan, mereka mencatat segala kejadian penting yang terjadi pada pertandingan tersebut. Termasuk insiden yang dilakukan ulah para suporter. Nantinya pengawas pertandingan akan mencatat itu dan melaporkan kepada komisi disiplin untuk dilakukan tindakan lebih lanjut. Bisa jadi pemberian hukuman ataupun denda.
Ada beberapa faktor yang diuji AFC, badan sepak bola tertinggi Asia, untuk para pengawas pertandingan. Asep dan para kandidat harus melalui ujian teori, praktek dan juga wawancara. Dari aspek-aspek tersebut kandidat pengawas pertandingan bisa dikatakan layak atau tidaknya untuk diberi tugas di laga internasional.
Sebelum menutup pembicaraan yang panjang dan seru, Asep menambahkan tentang target selanjutnya sebagai match commissioner. "Ya setelah bisa tembus AFC ini, harapannya bisa berkontribusi di pertandingan FIFA ke depannya," tandas Asep.