Brilio.net - Modal kecil bukan jadi halangan untuk bisa sukses di dunia usaha. Riastika Adi Sudarman telah membuktikannya. Wanita berusia 23 tahun ini mampu membuka bisnis merangkai bunga dengan modal hanya Rp 90 ribu saja. Tapi kini ia bisa meraup omzet Rp 30 juta tiap bulannya.
Usahanya itu dimulai saat banyak temannya yang bingung hendak memberi bunga sebagai hadiah ucapan. Lalu kepikiran membuat rangkaian bunga sendiri. "Soalnya kalau beli di toko bunga modelnya gitu-gitu aja. Bosen," ucap Rias mengawali ceritanya.
BACA JUGA :
10 Foto kerennya Audrio Susanto, pemilik clothing line yang naik daun
Tak disangka, respons teman-teman kuliah Rias sangat baik. Bersama Salma Nur Fahmaddin (24), di kamar kos bisnis merangkai bunga itupun dimulai. Banyaknya pesanan membuatnya makin semangat menggeluti bisnis bunga. Rias kemudian menciptakan brand toko bunga online dengan nama Hanabira pada bulan Juli 2015.
BACA JUGA :
Ini strategi Billy Boen besarkan startup teknologi rintisannya
"Hana aku ambil dari bahasa Jepang yang artinya bunga, sementara Bira artinya kelopak. Nama brand dari bahasa Inggris udah terlalu mainstream sih," ujar wanita berjilbab ini sambil tersenyum.
Memulai bisnis tentu butuh modal. Namun Rias menceritakan bahwa Hanabira dimulai dengan modal yang sangat terbatas. Hanabira pada mulanya dibuka oleh Rias hanya dengan modal Rp 90 ribu.
"Uang Rp 90 ribu aku pakai buat belanja alat dan bunga. Aku rangkai jadi model bunga ikat biasa dan model bunga dalam box, terus aku upload di IG. Terus udah deh dari situ customer datang sendiri sampai sekarang," aku Rias.
Mengingat dalam menjalankan bisnis toko bunga online ini makin banyak kompetitornya, memaksanya untuk terus kreatif dan pintar mengatur strategi penjualan. "Ada nilai seni dalam setiap rangkaian bungaku," katanya.
Bisnis itu pun terus berkembang. Dari modal yang hanya Rp 90 ribu saja, kini sudah punya empat karyawan tetap dengan kapasitas produksi mencapai 10-15 pesanan rangkaian bunga setiap harinya. Terlebih saat wisuda, Rias bisa mendapatkan pesanan sampai 100 rangkaian.
Strategi penjualan pun dikembangkan lewat toko offline juga, yakni di Jalan Pandega Marta 406 Yogyakarta. Omzetnya kian berkembang dan kini bisa mencapai Rp 30 juta setiap bulannya.