Brilio.net - Masa kecil menjadi momen anak-anak menikmati pertumbuhannya dengan penuh eksplorasi. Biasanya, bakat akan mulai terlihat di masa kanak-kanak. Di usia tersebut, anak-anak biasanya menyukai hal-hal berbau kreatif, seperti menggambar, bernyanyi, maupun yang mengasah kekuatan fisik seperti olahraga. Namun berbeda dengan seorang gadis kecil asal Bandung berama Chubbya ini
Baru menginjak kelas 6 SD, gadis kecil ini sudah memiliki bisnis aksesori sendiri bernama Vhelope. Berawal dari iseng belajar membuat aksesori lewat TikTok dan YouTube di usia 11 tahun, Chubbya sukses memiliki bisnis UMKM aksesori handmade yang menjual gelang, tas, dan pernak-pernik lainnya.
BACA JUGA :
Dulu diremehkan karena gaptek, kisah pria buktikan bisa kuliah sampai S3 di Australia ini bikin salut
"Seru, pengen aja," ujar Chubbya sambil malu-malu saat ditanya awal mula ketertarikannya membuat aksesori pada brilio.net.
foto: Dokumen Pribadi Vhelope
BACA JUGA :
Buang gengsi sejak dini, perjuangan bocah jualan jagung sampai bisa nabung Rp 80 juta ini bikin kagum
Vera Nikasari, ibunda Chubbya, mengakui anak keduanya sudah memiliki bakat membuat kerajinan. Sejak TK, Chubbya sudah memborong banyak piala saat mengikuti berbagai lomba. Bahkan, ia pernah menjuarai lomba kesenian melukis sandal se-Kota Bandung.
Vera mengenal Chubbya sebagai anak kreatif yang bisa membuat kerajinan hanya bermodalkan nonton TikTok dan YouTube. Mulai dari kardus bekas, stik es krim, dan bahan-bahan lainnya bisa disulap jadi kerajinan yang unik oleh anaknya.
"Ada kardus dia sulap jadi mainan pokoknya. Jadi anaknya memang senang DIY (do it yourself) begitu. Lihat-lihat YouTube sama TikTok saja sih, jadi memang kreatif, ada basic kreatifnya," jelas Vera.
Bermula iseng dengan modal Rp37 ribu
Mengenai bisnis yang didirikan oleh Chubbya awalnya juga dari keisengan sang anak. Mulanya, gadis cilik ini mengambil benang jahit milik ibundanya untuk dibuat jadi gelang kepang. Namun, ternyata teman-temannya tertarik dengan gelang yang dibuatnya. Alhasil, ia pun membuat gelang dari benang tersebut untuk dijual kepada teman-temannya.
Saat itu, Chubbya hanya memiliki uang Rp37 ribu saja sebagai modal berjualan. Dari uang tersebut, ia membeli manik-manik huruf dan benang jahit. Ternyata, kerajinannya tersebut menarik lebih banyak konsumen yang membuatnya harus membuat gelang lagi untuk dijual.
Mendapatkan banyak orderan, Vera memodali sang putri dengan uang Rp 200 ribu untuk membeli lebih banyak bahan. Hanya dalam waktu seminggu, Chubbya berhasil mengembalikan modal yang diberikan ibundanya. Pada awalnya, sang anak belum memahami apa yang perlu dilakukan ketika berjualan. Ia bahkan sempat memberikan jualannya secara cuma-cuma kepada temannya.
"(Awalnya) Dia nggak niat jualan cari duit, bahkan pernah bikin, terus barangnya dikasih-kasihin, duitnya nggak diambil. Saya bilang, 'Kamu bagaimana ini, itu kan modal mami, harus balik modal lagi'. Seminggu kemudian dia balik modal," ungkap Vera sambil tertawa mengingat kelakuan anaknya yang lucu.
foto: Instagram/@vhelope_diy
Vera melihat peluang bisnis dan berpikir untuk mengembangkannya, apalagi ternyata sang anak senang menjalaninya. Saat awal-awal berjualan, gadis cilik yang akrab disapa Bya mengatakan jika dirinya ingin berjualan mendirikan booth. Orang tuanya kemudian memfasilitasi sang anak berjualan hanya dengan meja belajar kecil di CFD (car free day) di Waterpark Banja, Bandung.
"Nah, waktu itu jualan di CFD dengan meja belajar kecil, dia dapet duit Rp 40 ribu waktu awal-awal. Senangnya minta ampun waktu dia dapat duit Rp 40 ribu," ungkap Vera.
Bya kemudian meminta dibuatkan booth yang lebih besar agar saat berjualan lebih estetik. Vera pun memberikan modal Rp 1 juta untuk membeli perlengkapan booth. Hanya dalam dua kali berjualan di CFD, ia sudah berhasil mengembalikan modal Rp 1 juta yang diberikan ibunya.
Saat ini, aksesori yang dijual Vhelope bukan hanya gelang saja. Chubbya membuat berbagai aksesori mulai dari gelang, kalung, cincin, phone straps, sampai tas dari manik-manik. Semua itu dipelajarinya lewat video TikTok dan YouTube. Vera mengungkapkan jika anak keduanya membuat aksesori lewat nonton video sambil mempraktekkannya.
foto: Dokumen Pribadi Vhelope
Harga aksesori yang dijual di Vhelope bervariasi tergantung jenis dan kerumitannya. Untuk gelang mulai dari Rp 4.000 sampai Rp 6.000 untuk custom nama. Sementara kalung mulai dari Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu, sedangkan untuk phone straps mulai Rp 10 ribu sampai Rp 25 ribu.
Harga yang paling mahal adalah tas dari manik-manik yang dirangkainya sendiri. Untuk tasnya sudah dipasang label brand Vhelope. Harga tasnya berkisar Rp 65 ribu hingga Rp 150 ribu tergantung kerumitannya. Biasanya, Chubbya juga menerima pesanan custom dengan waktu pengerjaan 2-3 hari.
"Mulai dari 65 ribu sampai 150 ribu. Tergantung kerumitannya sih. Bikinnya lumayan kayak merajut," ungkap Vera menceritakan kerumitan membuat kerajinan tas dari manik-manik.
Selain berjualan di CFD Waterpark Banjar, lapak Vhelope hadir di Alun-Alun Kota Banjar setiap sore. Selain itu, ternyata Vhelope juga berjualan via online di TikTok dan Shopee. Saat ini, orderan online yang masuk sehari bisa 5-10 orderan.
foto: Instagram/@vhelope_diy
Untuk menjalankan bisnisnya, seluruh keluarga Chubbya turut ikut mengelola Vhelope. Bahkan, ayah dan ibu Chubbya, serta kakaknya, ikut belajar meronce agar dapat membantu saat mendapatkan banyak orderan. Toko online turut dikelola bersama keluarga.
"Kakaknya, papinya, maminya, semuanya ikutan. Kalau semisal dia kerepotan papinya sudah mulai bisa diajarin bikin cincin. Ada custom nih, bikinin cincin, dia bisa. Terus aku juga udah bisa," ungkap Vera.
Nama brand Vhelope sendiri diambil dari nama panjang Bya, Chubbya Vhelope Suntara. Kini, Vhelope sudah berkembang menjadi UMKM di Kota Banjar. Lewat usaha yang dilakukan Bya bersama keluarga, omset yang diterimanya mencapai Rp 4 jutaan sebulan.
Di samping berjualan, lewat Instagram @vhelope_diy dan TikTok @vhelope.id, Bya juga membagikan ilmu cara meronce manik-manik buat jadi aksesori. Dari media sosial tersebut, kisah Bya sebagai anak SD jadi pebisnis aksesori, viral di TikTok dan Instagram, lho. Vera memanfaatkan media sosial sebagai tempat promosi.
Ajarkan profesionalisme sejak kecil
Saat ini, sekolah merupakan kegiatan utama yang wajib dilaksanakan oleh Chubbya. Sebelum menjalani rutinitas mengelola bisnisnya, ia harus mengutamakan kegiatan dan tugas sekolahnya. Apalagi, Bya cukup aktif mengikuti kegiatan seperti les hingga pencak silat. Saat ia tengah sibuk menjalani aktivitasnya di sekolah, keluarganya yang menangani penjualan Vhelope.
Buat Vera, ia selalu mendukung kegiatan anaknya selama masih positif. Bahkan, sebagai orang tua, ia ingin usaha anaknya berkembang maju. Untungnya, guru di sekolah tempat Bya belajar mendukung bisnis yang dilakukannya. Bahkan, Bya juga menjual aksesorisnya di kantin sekolah, lho.
foto: Dokumen Pribadi Vhelope
"Alhamdulillah di sekolah anak aku gurunya welcome malah ikut bangga punya didik bisa kayak gitu. Dia udah nitip (barang jualan) di kantin. Terus di event-event CFD didaftarain UMKM juga. Jadi tiap ada event atau apa itu kita ikut," jelas Vera.
Meski kerap merasa lelah dengan kegiatan meronce, Bya bahagia karena mendapatkan penghasilan dari yang dikerjakannya. Selama berjualan, Bya jadi belajar banyak hal, salah satunya adalah cara menangani konsumen dengan profesional. Di usianya yang masih muda, ia belajar cara melayani pembeli untuk pembelian di stand maupun online.
Hal penting yang diajarkan Vera saat Bya berjualan adalah menjaga profesionalitas dengan mengelola emosi. Tentunya, mereka menemui berbagai macam pembeli. Namun, prinsip yang ditanamkan Vera kepada Bya adalah "Pembeli adalah Raja".
foto: Dokumen Pribadi Vhelope
"Aku juga ajarin gimana caranya melayani customer. Dia kan judes ya, awal-awal jualan, kalau misalkan ada yang mau beli, diem saja, diliatin. Si customer malah takut kan mau beli. Aku ajarin 'Bya, kamu nggak boleh kayak gitu, kamu harus ramah, terus bilang terima kasih'," jelasnya.
Dengan semangat dan dukungan keluarganya, Chubbya berhasil mengembangkan Vhelope menjadi UMKM yang sukses di usianya yang masih belia. Kesuksesan ini menunjukkan bahwa kreativitas dan kemauan belajar bisa membawa hasil yang luar biasa. Chubbya bisa jadi inspirasi bagi orang tua yang memiliki anak-anak seusianya untuk berani mencoba dan mengembangkan bakat yang dimiliki.