Brilio.net - Keunikan dan keindahan seni budaya wayang membuat seorang gadis remaja berusia 18 tahun tertarik menjadi dalang. Gadis remaja itu bernama Bernadetha Astri Putri Nugraheni, remaja asal Sleman, Yogyakarta yang sejak kecil menggeluti dunia pedalangan.
Meski sejak kecil dikenal sebagai dalang perempuan, Astri mengaku, sebenarnya tidak berambisi menjadi seorang pedalang. Bahkan tidak pernah terpikirkan untuk menjadi pedalang. Sebenarnya, cuman tertarik nontonnya aja," ucap Astri saat ditemui brilio.net, kemarin.
BACA JUGA :
Jadi petani muda di kala pandemi, kisah pria sukses usaha melon hingga punya greenhouse berjejer
Apalagi, lanjut dia, orang tuanya nggak ada yang berlatar belakang seniman pewayangan. Anak kedua dari pasangan berdarah Yogyakarta-Palembang ini mengaku sering membersamai ayahnya nonton pentas wayang.
foto: brilio.net/Dokumentasi Pribadi
BACA JUGA :
Tak cuma sehat, berkat food preparation wanita ini bisa punya tabungan untuk pergi haji
Nah, kebiasan itulah yang sedikit demi sedikit melahirkan rasa penasaran Astri terhadap budaya pementasan wayang. "Ya namanya anak perempuan, kebiasaan yang disukai bapak ya pasti disukai anak perempuannya kan. Aku juga gitu suka nonton aja karena sering diajak bapak," tuturnya menjelaskan.
Ketertarikan pada seni pewayangan ini mendapat dukungan penuh dari orang tuanya, yang memang juga gemar kesenian dan budaya. "Aku anak pertama yang menggeluti seni pedalangan ini," lanjut Astri.
Saat di sekolah dasar Astri pun mengikuti ekstrakurikuler karawitan (seni gamelan) untuk mengiringi wayang 'wahyu'. Momen-momen pertemuan dengan pedalang saat SD itu semakin membuatnya penasaran terhadap seni wayang.
Terlebih, semesta mempertemukan Astri Nugraheni dengan seorang dalang cilik. Sehingga, membuatnya menyadari bahwa pedalang juga bisa dilakoni oleh anak kecil. Padahal, awalnya ia mengira bahwa wayang hanya bisa dilakukan oleh orang dewasa.
Astri mengakui pertemuan itu jadi salah satu hal yang menginspirasinya untuk menjadi dalang. "Awalnya memang nggak tahu sih dalang bisa diperankan sama anak cilik, pas liat dalang cilik itu jadi sadar 'Oh jadi ternyata dalang itu bisa diperankan oleh dalang cilik to'," tegas dia.
foto: brilio.net/Dokumentasi Pribadi
Setelah mengetahui bahwa pewayangan bisa dimainkan oleh dalang cilik, Astri langsung mencari informasi tentang sanggar pedalangan. "Waktu itu, aku pun kesusahan cari komunitas sanggar, lalu nanya dalang cilik yang aku temui itu,"
Berbagai rintangan dan tantangan Astri yang kala itu berusia 11 tahun. Meski tergabung dalam sanggar, ia tak memiliki teman seangkatan. Kebanyakan para pedalang memiliki usia lebih muda maupun sudah senior, sehingga ia pernah mengalami kesulitan beradaptasi, apalagi para seniornya rata-rata berlatar belakang keluarga dalang.
Astri mengeksplorasi ilmu pedalangan seorang diri tanpa menempuh kursus formal lainnya. Dia hanya berbekal tontonan dalang senior yang tampil dan latihan beberapa bulan. Astri pun harus membiasakan diri dan berupaya dua kali lebih keras dari rekan-rekannya.
Beratnya latihan dan tak punya rekan senasib, membuatnya mengalami titik terendah dan mogok bermain dalang. Ia pun sempat punya keinginan untuk berhenti menjadi dalang. Namun, berkat dorongan dan dukungan dari keluarga dan orang terdekatnya, Astri akhirnya bangkit dan memulai kembali menjadi seorang dalang cilik perempuan.
Sebulan tergabung dalam sanggar pedalangan, Astri pun dipercaya mengambil peran untuk pentas menjadi dalang cilik. Tak disangka, pertama kali pentas di usia 11 tahun itu sukses membuatnya dikenal sebagai dalang cilik wanita. Ia pun mengikuti berbagai festival pedalangan.
Astri bercerita, ketika awal bergabung dalam sanggar, ia dan ayahnya sering 'berburu' festival budaya pewayangan atau menyaksikan pentas pewayangan di berbagai tempat. Pada saat menyaksikan wayang, ayahnya mulai memperkenalkan dirinya kepada banyak orang, terutama pada penyelenggara pentas wayang itu bahwa Astri juga seorang dalang cilik.
Usaha ayah untuk memperkenalkan Astri kepada para pedalang senior membuahkan hasil. Ia pun dipercaya membawakan berbagai event festival budaya, sehingga membuatnya lebih dikenal lagi sebagai 'Astri dalang cilik perempuan'.
Alhasil ia mampu berprestasi dengan memenangkan Juara III Festival Dalang tingkat SMP pada 2018. Astri juga mendapat kategori Juara Harapan I Festival Dalang Remaja di Gedung Kesenian Sleman pada 2021.
Astri juga banyak terlibat dalam sejumlah pentas di berbagai festival dan kegiatan budaya di Jogja. Pada September 2021 lalu, dia berkolaborasi dengan Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) dalam mementaskan lakon Sang Krincing Wesi di Sanggar Gita Langen Budaya.
Tahun ini, Astri menjuarai lomba Festival Dalang Tingkat Remaja Se-Sleman dan juara dua Festival Dalang Tingkat Remaja se-DIY.
Alasan menjadi dalang...