Brilio.net - Keterbatasan seharusnya memang tak menjadi alasan seseorang untuk bisa berkembang lebih baik. Apalagi jika dengan keterbatasan yang ada malah mampu menunjukkan kemampuan yang lebih dibandingkan dengan lainnya. Hal itulah yang coba ditunjukkan Kurnia Khoirul Candra (20), siswa kelas XII SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta.
Menjadi penyandang difabel tuna rungu dan tuna wicara tak lantas membuat dia patah semangat mengejar prestasi. Buktinya, ia mampu membuktikan kemampuannya dengan raihan medali perak dan perunggu pada kompetisi Global IT Challenge se-Asia Pasifik pada 26-28 Oktober lalu. Ia bersaing bersama sesama penyandang difabel dari berbagai negara se-Asia-Pasifik.
Didampingi guru sekaligus koordinator inklusi SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta, Muhaimin, Candra bercerita jika awal keikutsertaannya pada kompetisi tersebut karena keberhasilannya menang pada kompetisi IT yang dilaksanakan tingkat nasional. Dari empat kategori perlombaan yang ada, E-Tool Challenge, E-Lifemaps Challenge, E-Design Challenge, dan E-Creative Challenge, ia berhasil memborong juara 1 di semua cabang perlombaan tersebut. Maka tak heran jika kemudian ia diganjar penghargaan juara umum pada acara yang digelar 2-7 Juni 2015 lalu.
"Kemenangan itulah yang lalu mengantarkan saya menjadi delegasi Indonesia pada ajang Global IT Challenge se-Asia-Pasifik yang diadakan di Universitas Multimedia Nasional Jakarta Oktober silam," kata Candra ketika ditemui brilio.net, Jumat (11/12).
Pada ajang IT se-Asia-Pasifik khusus siswa berkebutuhan khusus itu, Candra berhasil meraih medali perak untuk kategori E-Tool Challenge dan medali perunggu untuk kategori E-lifemap Challenge.
Muhaimin yang menemani Candra membantu menerangkan bahwa pada kategori E-Tool Challenge, peserta diuji keterampilan pemecahan masalah menggunaan Microsoft Excell. Sedangkan kategori E-lifemap Challenge menguji peserta dalam hal web browsing.
BACA JUGA :
Tak terhalang cacat, para musisi ini bikin karya legendaris, salut!
Menurut Muhaimin, tak hanya kali ini siswa asli Temanggung itu menunjukkan kemampuannya. Pada tahun sebelumnya, Candra juga berhasil menjadi delegasi DI Yogyakarta pada Olimpiade Sains Nasional (OSN) PK-PLK khusus difabel dalam bidang IPA. Ia sukses melaju ke tingkat nasional setelah berhasil lolos di tingkat DI Yogyakarta.
Siswa yang selalu mendapat peringkat 5 besar di kelasnya ini juga pernah menjadi delegasi sekolah pada Student Exchange Indonesia-Thailand pada 16-27 Juni 2014. Pada perlombaan yang ada pada acara pertukaran pelajar tersebut, Candra yang berpasangan dengan siswa Thailand berhasil meraih juara 2 pada lomba membuat desain website.
"Dari 10 siswa yang kita kirim ke Thailand, dua di antaranya difabel, termasuk Candra. Saat kompetisi non difabel pun, dia sering menjadi delegasi sekolah," kata Muhaimin.
Wah, inspiratif banget ya? Kalau Candra yang difabel bisa berprestasi seperti itu, kamu sendiri bagaimana?
BACA JUGA :
Pantang menyerah, Mbah Dongkrak kayuh sepeda 70 kilometer jual burger