1. Home
  2. »
  3. Sosok
10 Desember 2016 05:05

Cerita toleransi agama dari ujung timur Indonesia ini bikin hati adem

Potret toleransi beragama seperti ini layak kita teladani dan jaga bersama. Sabar Artiyono

Brilio.net - Isu soal toleransi keagamaan memang memanas akhir-akhir ini. Banyak orang yang tiba-tiba pecah kesabarannya karena gesekan kecil. Sementara itu, di ujung timur Indonesia ada cerita kesejukan bagaimana sebuah toleransi dijunjung tinggi.

Cerita ini merupakan pengalaman pribadi dari Agung Rangkuti, Pengajar Muda XII dari Indonesia Mengajar. Alumni Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini ditempatkan di Kabupaten Kepulauan Yapen, Papua.

BACA JUGA :
Curhat alumni UKDW soal penurunan baliho mahasiswi berjilbab ini viral


Dalam masa pengabdian tersebut, dia tinggal bersama dengan orangtua asuh yang keyakinannya berbeda dengannya. Meskipun begitu, toleransi tetap terjaga dengan baik.

Malam itu, lulusan jurusan komunikasi tersebut sedang ingin berbuka puasa. Dia menyuruh adik angkatnya, Aulio untuk menerangi menggunakan cahaya flash di kamera ponselnya. Secara tidak sengaja, anak tersebut malah menekan tombol kamera. Agung menyadarinya karena bunyi 'cekrek'.

"Kau foto Bapak guru kah?" tanya Agung.

"Haa iyo Pak guru, tong tara sengaja tekan tombol Pa guru pu HP," Jawab Aulio.

BACA JUGA :
Restoran muslim ini bagikan makanan gratis di hari Natal, salut!

Saat beranjak ke tempat tidur, dia kemudian melihat hasil jepretan tersebut. Ada perasaan sejuk melihat foto itu.

"Tidak tahu mengapa saya sangat suka dengan hasil foto yang diambil secara tidak sengaja ini. Pakaian yang saya kenakan sangat berbeda dengan simbol yg tertempel di dinding rumah, tapi inilah yang saya alami. Sangat terlihat toleransi yang terjadi dalam keluarga kecil angkat saya di desa penempatan," tulisnya via Facebook dikutip brilio.net, Jumat (9/12).

Lanjut dia, saat bulan puasa, ibu angkatnya selalu menyiapkan menu untuk berbuka. Sementara bapak angkatnya dan Aulio menemani makan sahur. Saat dia menunaikan ibadah salat, rumahnya begitu hening.

"Kembali saya merasa menjadi orang yang sangat beruntung bisa ada di kondisi ini. Beruntung bisa merasakan Ramadan bersama keluarga Protestan saya yang sangat taat," tulisnya.

"Semoga dari foto ini kita semua, orang-orang yang sering melabeli diri sebagai manusia berpendidikan, bisa belajar dan merefleksikan tentang toleransi dan perbedaan dalam kebersamaan," tutupnya.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags