Banyak dilirik pelanggan luar negeri.
Eri Sudarmono pun tak menyangka jika replika robot Transformers hasil kreasinya telah mengubah banyak hal dalam hidupnya. Hasil kreasinya bahkan telah dilirik pelanggan dari luar kota hingga luar negeri. Selain China, robot Transformers bikinan Eri juga sudah dikirim ke Jerman hingga Korea.
BACA JUGA :
Kisah pesantren tunarungu, mendidik santri menjadi penghapal Alquran dengan bahasa isyarat
foto: Brilio.net/Ferra Listianti
"Saya ekspor ke Jerman, China, Korea, dan lokal di luar Jawa," ungkapnya.
Untuk membuat satu replika robot, Eri membutuhkan kurang lebih lima unit sepeda motor bekas. Mengenai harganya pun cukup beragam, mulai dari Rp 30 juta hingga Rp 150 juta tergantung tingkat kerumitannya.
BACA JUGA :
Bertemu sejak di panti asuhan, 9 potret persahabatan dua kakek di panti jompo ini bikin trenyuh
"Berkisar Rp 30 juta sampai Rp 150 juta dengan ketinggian 3 meter," ujarnya.
Tak lulus kuliah bukan penghalang.
Kendati tak berhasil menyelesaikan pendidikan di bangku perkuliahan, Eri membuktikan jika kerja kerasnya berbuah manis. Kini, ia memiliki ruang workshop bernama ER Studio Art yang berada di rumahnya. Tak sampai disitu saja, Eri juga mampu membuka lapangan pekerjaan untuk tetangga sekitar rumahnya. Saat ini, Eri memiliki 10 tim kerja yang hebat untuk membantu menyelesaikan pembuatan robot Transformers.
"Masyarakat sekitar sangat mendukung. Saya dibantu sekitar 10 karyawan yang kebanyakan di sekitar workshop," terangnya.
Pengerjaan tiap replika memakan waktu antara 1 sampai 1,5 bulan. Sejak tahun 2021 hingga saat ini, pria yang akan menginjak usia setengah abad ini telah mengerjakan 250 replika robot Transformers.
"Untuk pengerjaan selama 1,5 bulan dengan 2 karyawan untuk 1 robot tinggi 3 meter. Saat ini sudah ada 250 replika yang dibuat," imbuhnya.
Selain replika robot berbentuk manusia, Eri juga mendapatkan pesanan replika robot berbentuk anjing, gajah, maupun kuda. Pemesanan terakhir yang di ekspor ke Jerman, Eri mengerjakan replika motor gede lengkap dengan knalpot dan ban yang terbuat dari besi bekas.
foto: Brilio.net/Ferra Listianti
Menawarkan lewat koneksi.
Eri awalnya tidak menawarkan replika robot secara langsung, hanya melalui koneksi pembeli lukisannya dulu. Namun kini, melalui media sosial Instagram @eri_studio_art, dia memajang hasil karyanya. Terlihat dari unggahannya, Eri tak hanya membuat beragam replika bentuk lain yang tak kalah menawan.
Limbah motor bekas itu berhasil disulap menjadi bentuk kuda, kalajengking, gajah, laba-laba, orang mengayuh sepeda, dan beberapa yang lain. Jika ingin membeli replika robot Transformers buatannya pun harus antri. Ia bahkan, kerap menolak permintaan karena banyaknya pemesan.
foto: Brilio.net/Ferra Listianti
"Sering karena saya sesuaikan dengan deadlinenya," terang Eri.
Di saat waktu luang ketika tak ada orderan robot, Eri menyempatkan diri menuangkan gagasannya dalam lukisan. Lukisan-lukisan tersebut dia tawarkan pada kolektor dan pembeli, baik dalam negeri maupun luar negeri. Di ruang workshop ER Studio Art, terpajang beberapa lukisan yang pernah dia buat. Juga motor-motor klasik yang menjadi bahan utama pembuatan replika robot Transformers.
Selanjutnya, Eri berencana untuk membuat robot yang bisa bergerak. Namun, proses menuju ke arah tersebut masih cukup panjang. Ia masih perlu mematangkan lagi mengenai desain dan mekanisme agar replika robot tersebut bisa bergerak dengan baik.
"Ingin membuat robot yang bisa digerakkan atau berjalan hanya dengan menggunakan limbah motor," tandasnya.