Brilio.net - Anak kecil tentu butuh banyak inspirasi untuk bisa bermimpi dan belajar. Apalagi anak-anak kampung yang akses informasinya lebih terbatas dibandingkan anak-anak yang tinggal di kota. Hal itulah yang disadari oleh Edwin Daru Anggara (27). Putra daerah Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini lantas membentuk komunitas Dolanan Pinter.
Komunitas ini mengajak volunternya datang ke sekolah, komunitas remaja, taman bacaan, hingga Taman Pendidikan Alquran (TPA) untuk memberikan motivasi dan inspirasi. Setiap volunter bisa memberikan inspirasi atau keterampilan sesuai dengan kemampuan atau profesinya.
BACA JUGA :
Angkot di Bandung ini keren, sediakan bacaan gratis bagi penumpang
Tak hanya berasal dari dalam negeri, volunter komunitas ini juga datang dari Warga Negara Asing (WNA) alias para bule. Mereka diajak Edwin untuk berbagi inspirasi dan juga mengajar Bahasa Inggris.
"Kebetulan saya punya banyak teman dari negara lain yang sedang di Jogja. Karena banyak anak-anak di desa yang tidak berkesempatan ngomong sama native English bahkan ketemu WNA asing saja tidak pernah," kata Edwin ketika dihubungi brilio.net beberapa waktu lalu.
BACA JUGA :
Penyiar radio ini nyambi jadi buzzer, penghasilannya menggiurkan
Edwin menerangkan jika WNA yang ikut jadi volunter di komunitasnya berasal dari berbagai negara, mulai dari Venezuela, Madagaskar, Bangladesh, Nepal, Mesir, Rusia, Iran, Meksiko, Argentina, dan beberapa negara lain. Selain memberi inspirasi, volunter yang ikut kegiatan ini bisa mengajari anak-anak sesuai dengan profesinya.
Edwin mencontohkan, volunter yang berasal dari latar belakang kesehatan bisa mengajari tentang pola hidup bersih dan sehat. Seorang pustakawan bisa mengajari menyampul buku kepada anak-anak. Kemudian volunter yang berprofesi sebagai desainer sekaligus makeup artis bisa mengajari anak-anak soal modeling.
"Untuk volunter kami terbuka dari yang tidak sekolah sampai yang sudah S-3 boleh bergabung berbagi inspirasi," ungkapnya.
Konsep komunitas ini sengaja dibuat Edwin menyenangkan. Tak cuma memberi inspirasi di kelas, anak-anak juga diajak bermain sekaligus jalan-jalan untuk mengenal potensi wisata dan budaya.
"Tag line kami Dolani, Dolanan, Dolan-dolan. Dolani berarti berkunjung bersilaturahmi menambah saudara dan teman baru, dolanan maksudnya bermain sambil belajar dengan menyenangkan. Serta dolan-dolan berarti jalan-jalan mengenalkan potensi wisata dan budaya masyarakat, khususya kepada para relawan," ungkapnya.
Komunitas inilah pada akhirnya membawa lulusan S-2 farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta tersebut menjadi salah satu dari 44 orang terpilih pada program Menyapa Negeriku yang diadakan Kemenristekdikti. Wow, selamat buat Edwin Daru Anggara ya!