1. Home
  2. »
  3. Sosok
12 Juli 2016 14:06

Gunakan penampung air, Budi ciptakan 'Bahtera Nuh' untuk tsunami

Budi membuat alat sederhana untuk meminimalisir korban jika bencana itu terjadi kembali. Islahuddin

Brilio.net - Masih ingat musibah tsunami yang terjadi di Nanggroe Aceh Darussalam 2004 silam? Ya peristiwa memilukan itu masih menyisakan luka mendalam bagi para keluarga korban. Bagaimana air laut menerjang apapun yang ada tanpa ampun. Ratusan ribu korban jiwa berjatuhan. Tentu saja kita berharap peristiwa semacam itu nggak terulang lagi di Indonesia ya.

Tapi nggak selamanya tsunami meninggalkan duka lho. Peristiwa itu rupanya menginspirasi Budi Laksono, aktivis sanitasi yang punya insiatif unik. Dengan cara yang belum pernah dipikirkan orang lain, Budi membuat alat sederhana untuk meminimalisir korban jika bencana itu terjadi kembali. Budi menyebutkan, tsunami adalah risiko abadi hunian pinggir pantai kepulauan vulkanis seperti Indonesia.

Musibah ini tidak bisa diprediksi apalagi dicegah, maka perlu mempersiapkan diri jika hal itu benar-benar terjadi lagi. Karena pada dasarnya masih ada waktu antara peringatan tsunami dengan empasan gelombang yang menghantam daratan. “Kemampuan renang tidak menjamin seseorang bisa selamat karena aliran bersama sampah dan kayu serta jeratan di baju. Allah SWT memberikan ilmu lewat Nabi Nuh AS, bagaimana kita menyiapkan diri. Hanya perlu perangkat sederhana, murah, mudah bagi setiap keluarga untuk menyelamatkan dalam hitungan menit pasca informasi tsunami,” ujar Budi di akun Facebooknya.

Berdasarkan hal itu, Budi kemudian berpikir apa alat yang bisa dipergunakan untuk menjadi “Bahtera Nuh”. Dia kemudian teringat pada toren yang biasa dipakai untuk menampung air. Toren ini biasanya terbuat dari bahan yang tidak mudah pecah. “Kajian kami diilhami seorang korban tsunami di Leupung Aceh Besar yang selamat tanpa luka ketika masuk dalam gerobak kelontong tempat ia jualan di pinggir jalan,” ujar Budi.

Toren ini diyakini mempunyai bahan lebih kuat dibanding gerobak milik korban tsunami yang selamat tersebut. Dia kemudian bereksperimen dengan mengapungkan toren ke dalam air dan orang masuk ke dalamnya. Benar saja, toren tetap mengapung meski di dalamnya berisi manusia. “Bila ada tsunami, tinggal masuk, tutup dan nikmati pelayaran dalam gelombang sambil berdoa. Insya Allah selamat,” tambah Budi.

Wah inspiratif juga “Bahtera Nuh” dari toren ini. Mau tahu seperti apa pemanfaatannya? KLIK NEXT ya...


SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags