Brilio.net - Pada awal Januari tahun lalu, seorang bocah menjadi perbincangan hangat di internet. Bocah asal China ini jadi sorotan sebab penampilannya yang tidak biasa. Bocah bernama Wang Fuman ini harus berjalan kaki dari rumahnya ke sekolah yang berjarak 4,8 kilometer.
Dengan cuaca dingin yang melanda kawasan China saat itu, Wang berjalan kaki menembus jalan dengan suhu di bawah minus sembilan derajat celcius. Oleh karena itu, sesampainya di sekolah setelah berjalan kaki 30 menit, rambut bocah ini menjadi beku dan dipenuhi dengan es dan salju. Kemudian bocah kelas tiga SD ini dijuluki bocah salju.
Kisah Wang yang viral di China bahkan hingga luar negeri ini menimbulkan keprihatinan. Setahun berselang, kini hidup bocah salju dan keluarganya ini berubah 180 derajat. Berkat donasi dan bantuan dari pemerintah, kini ia menjalani hidup yang lebih baik.
BACA JUGA :
Dianggap aneh, baju penyiar ini dikritik warganet
foto: weibo.com
Dilansir brilio.net dari laman scmp, Kamis (10/1), Wang dan keluarganya kini pindah dari rumah lama yang berlumpur dan bocor. Keluarga Wang kini menempati rumah baru dengan dua tingkat di kawasan Zhuanbaoshan. Satu hal yang menjadi poin penting, lokasi rumah keluarga Wang kini hanya berjarak 10 menit dari sekolahnya.
"Dibanding rumah lama kami yang banyak lumpur, sekarang rumah kami lebih bagus. Kami terlindung dari angin dan hujan," ujar sang ayah, Wang Gangkui, seperti brilio.net kutip dari laman scmp.
BACA JUGA :
Ini pengakuan ayah bocah tabrak senapan di markas TNI
foto: scmp.com
Selain itu, ayah bocah salju ini juga mendapat pekerjaan yang lebih baik. Gangkui bekerja di sebuah konstruksi di kawasan Kunming, ibu kota Yunnan. Ia berpenghasilan sekitar 200 yuan atau setara dengan Rp 400 ribu dalam sehari. Nilai yang cukup tinggi untuk di wilayah tersebut.
Meski mendapat sorotan serta bantuan dan hadiah dari donatur, namun kepala sekolah tempat Wang sekolah, Fu Heng, mengatakan bocah ini tidak lantas terlena. Ia dikenal tetap rendah hati dan rajin belajar.
Tak cuma Wang dan keluarganya saja yang mendapat durian runtuh karena kisahnya itu. Sekolahnya pun mendapat berbagai bantuan seperti alat-alat yang mendukung kegiatan belajar mengajar, beberapa pakaian dan alat penghangat.
foto: weibo.com
Dari uang yang diterima, sekolah ini kemudian merenovasi dan membangun beberapa ruangan baru dan juga asrama. Ini berguna bagi anak-anak yang bertempat tinggal jauh dari sekolah, bisa tinggal di asrama tersebut jika cuaca sedang buruk.