Brilio.net - Kamu tahu tim aerobatik TNI AU, Jupiter Aerobatic Team (JAT)? Kalau belum, kamu kudu kenalan sekarang juga. Pasalnya, JAT ini sudah tersohor di dunia kedirgantaraan nasional maupun internasional, lho.
BACA JUGA :
Ismi Arum, pasukan perdamaian PBB berhijab yang siap menjaga hatimu
A post shared by The Jupiters (@jupiteraerobaticteam) on
Sejarah JAT sendiri dibentuk atas inisiatif para instruktur penerbang di lingkungan Skadron Pendidikan 103 yang mengawaki pesawat MK 53 HS Hawk untuk membentuk suatu tim aerobatik. Mereka tampil pertama kali pada HUT TNI, 5 Oktober tahun 1997 lalu dengan menggunakan empat pesawat MK 53 HS Hawk. Sayangnya, JAT sempat vakum mulai tahun 2002. Namun pada awal 2008, TNI AU merintis kembali tim aerobatik menggunakan KT-1B Wong Bee buatan Korea Selatan.
BACA JUGA :
Ini dia sosok penerjun wanita pertama Indonesia, cantik dan tangguh!
Seperti namanya, JAT menyuguhkan "seni" terbang indah di dunia kedirgantaraan. JAT termasuk salah satu tim aerobatik favorit di kancah internasional. Seperti dalam acara Airshow di Thailand pada tahun 2012, JAT disebut masyarakat Thailand sebagai tim aerobatik paling rapi. Bukan hanya itu, penampilan para penerbang aerobatikkebanggaan Indonesia yang melekat bagi pecinta dunia dirgantara adalah saat peringatan 100 tahun penerbangan Thailand di Bangkok (2012), Langkawi International Maritime and Aerospace Exhibition di Malaysia (2013), Brunei International Defense Exhibition (BRIDE) (2013), dan Singapore Air Show (2014).
Dengan manuver-manuver keren yang ditunjukkan, tak pelak membuat JAT mendapat penghargaan. Salah satunya adalah penghargaan pada 2014 dari Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) yang ketika itu dijabat Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia.
Nah, sekarang ini JAT sedang mengikuti perhelatan dua tahunan Langkawi International Maritime and Aerospace (LIMA) 2017 Malaysia pada 21-25 Maret 2017, sebagaimana informasi yang dihimpun brilio.net dari berbagai sumber, Senin (20/3).
Tim Jupiter bersama Black Eagle, Korea Selatan di LIMA 2017/foto: Facebook/@JupiterAerobaticTeam
Kabarnya JAT juga akan melakukan combine flight dengan tim aerobatik Korea Selatan, Black Eagle. Bukan cuma itu, kemungkinan juga kedua tim tersebut akan bertukar pesawat. Tim Black Eagle akan menjajal menerbangkan pesawat KT-1B Wong Bee, sedangkan JAT akan menerbangkan pesawat andalan Black Eagle, T-50.
Nah, kali ini yuk kenalan dengan masing-masing penerbang JAT yang siapunjuk gigi dalam rangkaian gelaranLIMA 2017pada 21-25 Maret ini.
1. Letkol Pnb Hermawan Muhammad "Razor" Kisha (Jupiter 1, Leader).
foto: instagram/jupiteraerobaticteam
Pria kelahiran Bandung, 24 Maret 1978 ini dalam kesehariannya menjabat sebagai Danskadik 102. Sewaktu SD, Kisha, panggilan akrabnya, justru bercita-cita menjadi tukang becak agar bisa mengantar sang ibu ke manapun, lho. Tak pernah terpikirkan olehnya menjadi seorang pilot TNI AU.
Namun di sisi lain, hobinya bermain playstation (PS) sewaktu kecil sebagai sarana bermain, justru menjadi sarananya belajar menjadi pilot. Sejurus kemudian, ketika Kisha beranjak dewasa, dia iseng mendaftar menjadi tentara dan akhirnya diterima di Akademi Angkatan Udara. Tahun 2001 adalah tahun pertamanya terbang.
Seiring berjalan, kariernya pun meningkat, termasuk tergabung dalam JAT. Dia sudah ikut menghadiri undangan berbagai acara air show di luar negeri. Kali ini, pria yang pernah mengalami tragedi tergelincirnya pesawat Hawk TT-0203 di Bandara Sultan Syarief Kasim, Pekanbaru pada 30 Oktober 2007 lalu ini membawa tim JAT unjuk kebolehan di LIMA.
2. Kapten Pnb Idam "Godham" Satria (Jupiter 2, Right Wing).
foto: instagram/jupiteraerobaticteam
Ayah dari dua orang anak ini adalah alumni AAU Angkatan 2005. Posisinya di JAT sekarang sebagai wingman kanan dalam. Idam sendiri merupakan wajah lama dalam JAT. Pada gelaran LIMA 2015 lalu, pria yang berasal dari Pekanbaru ini juga berada di posisi yang sama dengan LIMA 2017 ini.
3. Kapten Pnb Ferdian "Corbie" Habibi (Jupiter 3, Left Wing).
foto: instagram/jupiteraerobaticteam
Alumni AAU Angkatan 2005 ini menjadi bagian JAT dalam perhelatan LIMA 2017. Ferdian sebagai Jupiter 3 menjalankan tugasnya bersama dengan JAT, terkhusus Jupiter 2, untuk melakukan manuver-manuver secara halus karena pergerakan tiba-tiba (rough) bisa saja menyulitkan bagi posisi wingman sebelah luar.
Sedikit flash back, Corbie, namanya di udara, meraih 1.000 jam terbang pada Desember 2013 lalu. Kala itu dia masih berdinas sebagai penerbang tempur di Skadron Udara 1 Lanud Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat. Keberhasilannya ini ditandai dengan penyematan bagde 1.000 jam terbang oleh Komandan Lanud Supadio Kolonel Pnb Novyan Samyoga di depan crew room Skadron Udara 1 Elang Khatulistiwa.
Keberhasilan mencapai 1.000 jam terbang merupakan prestasi gemilang yang diimpikan banyak penerbang. Hal ini disebabkan pencapaian 1.000 jam terbang menjadi penilaian seorang penerbang mampu melaksakan tugas dengan aman dan punya profesionalisme yang tinggi. Tentu juga skill terbangnya yang mumpuni.
4. Kapten Pnb Oliv "Cyborg" Rizando (Jupiter 4, Slot).
foto: instagram/jupiteraerobaticteam
Anggota JAT ini adalah anggota paling muda, 29 tahun. Kapten Pnb bernama lengkap Oliv Rizando Azka ini merupakan Alumni AAU Angkatan 2008 dan pernah mengenyam pendidikan di Sekolah Penerbang Angkatan ke-80.
Sebelum bergabung dengan JAT, Oliv berhasil menyelesaikan program peningkatan kualifikasi penerbang dari kualifikasi wingman menjadi elemen leader pesawat Hawk 100/200 di Skadron Udara 12 Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Riau, pada April 2014 lalu.
Di JAT, pria yang hobi menyanyi ini menempati posisi Jupiter 4 atau slot, yakni berada di bagian belakang tengah. Posisi Slot ini memiliki tingkat kesulitan manuver cukup tinggi karena posisinya yang di belakang membutuhkan power ekstra untuk mengimbangi pesawat di depannya.
5. Mayor Pnb Marcellinus "Liger" Dirgantara (Jupiter 5, Lead Synchro).
foto: instagram/jupiteraerobaticteam
Pemilik nama lengkap Marcellinus Ardha Kilat Dirgantara ini merupakan alumni AAU Angkatan 2000, dilanjutkan Sekolah Penerbang (Sekbang) Angkatan 64 tahun 2002 . Pada 3 Maret 2009 silam, pria yang akrab disapa Marcel ini menjadi penerbang ke-24 yang berhasil meraih 1.000 jam terbang dengan pesawat F-5 Tiger II di Lanud Iswahyudi, Magetan, Jawa Timur.
Nah, dalam perhelatan LIMA tahun ini, pria kelahiran Malang, Jawa Timur tersebut menempati posisi Jupiter 5, yakni lead synchro. Posisinya berada pada paling kiri luar. Tugasnya adalah memimpin Jupiter 6 saat melaksanakan manuver synchro yang sangat ekstrem.
6. Mayor Pnb Frando "Fennec" Marpaung (Jupiter 6, Synchro).
foto: instagram/jupiteraerobaticteam
Frando Marpaung adalah wajah lama di JAT. Pada LIMA 2015 lalu, pria alumni AAU Angkatan 2000 ini mengisi posisi Jupiter 2 yang sering mengandalkan manuver tanggo to diamond loop dengan tingkat kesulitan yang cukup tinggi.
Frando sendiri bergabung dalam JAT sejak Januari 2012, setelah sebelumnya menerbangkan MK-53 H.S Hawk. Pada LIMA 2017 ini, dia mengisi posisi Jupiter 6 melakukan beberapa manuver berbahaya dan ekstrem yang dilaksanakan bersama dengan Jupiter 5.
7. Mayor Pnb Oktavianus "Kujang" Olga (Jupiter 7, Narrator).
foto: instagram/jupiteraerobaticteam
Pria bernama lengkap Oktavianus Olga Satya Nugrah ini merupakan alumni AAU Angkatan 2004. Ayah dari tiga putri ini pernah mengikuti latihan simulator Pesawat Helikopter jenis EC 120 Colibri di eurocopter south east asia, Changi Air Base, Singapura pada Mei 2011 lalu. Kala itu Oktavianus Olga masih berpangkat Lettu Pnb.
Dalam LIMA 2017 ini, Oktavianus menempati posisi Narrator yang bertugas menjelaskan aksi manuver anggota JAT yang sedang terbang kepada penonton.