Brilio.net - Mendaki gunung bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Dibutuhkan kesiapan mental dan fisik yang tinggi untuk mampu menaklukkan puncak-puncak tertinggi di dunia. Niat dan tekad yang tinggi untuk menaklukkan puncak tertinggi diberbagai dunia rasanya dimiliki para pendaki, tak terkecuali dua pendaki wanita yang juga mahasiswa Universitas Kristen Parahyangan (Unpar), Bandung.
Kabar perihal pendaki Indonesia yang berhasil menaklukkan berbagai puncak tertinggi di dunia sudah sering terdengar dan kini kabar membanggakan tentang prestasi anak muda Indonesia itu datang dari tim Women of Indonesia's Seven Summits Expedition Mahitala (WISSEMU) Universitas Kristen Parahyangan (Unpar), Bandung.
BACA JUGA :
Ada di ketinggian 4.250 mdpl, basecamp ini dilengkapi fasilitas mewah
Seperti yang dilansir brilio.net dari akun Facebook resmi WISSEMU, Rabu (3/2), sebelum berangkat menuju Argentina, seluruh tim telah melakukan persiapan fisik seperti lari dan latihan beban ditambah dengan berbagai kegiatan yoga yang bertujuan untuk menambah kekuatan mental dan fisik anggota tim. Persiapan logistik pun dilakukan dengan sangat terencana.
Puncak Aconcagua yang terletak di antara Pegunungan Andes ini memiliki jalur yang cukup panjang dan akan sangat melelahkan bagi pendaki. Tantangan terbesar yang dihadapi para pendaki yang melakukan pendakian di Pegunungan Andes adalah cuaca dingin dan ekstrim. Apalagi kondisi cuaca yang tidak menentu yang sewaktu-waktu dapat menyebabkan badai salju.
Setelah melakukan berbagai persiapan, perjalanan ketiga mahasiswi ini pun dimulai pada tanggal 17 Januari 2016 dengan keberangkatan dari Penitentes menuju Confluencia yang memiliki tinggi berkisar 3.368 mdpl. Melalui Horcones Valley, California, mereka memutuskan untuk berkemah selama dua malam di daerah tersebut sebelum melanjutkan menuju ke Plaza De Mulas yang memiliki tinggi 4.250 mdpl. Plaza De Mulas merupakan base camp untuk rute umum dalam pendakian ke Aconcagua. Berbagai persiapan tetap mereka perhatikan mulai dari barang bawaan hingga kondisi kesehatan.
BACA JUGA :
Jalur pendakian Gunung Sindoro rawan aksi pemalakan, hati-hati ya!
Perjalanan menuju Plaza De Mulas dimulai pada tanggal 19 Januari 2016 dengan trekking selama 9,5 jam. Kondisi cuaca di Plaza De Mulas cukup ekstrim namun tidak membuat semangat mereka menurun. Setibanya disana mereka langsung memisahkan logistik yang akan digunakan untuk pendakian berikutnya dan tidak ketinggalan mereka melakukan pengecekan kesehatan.
Pendakian menuju puncak pun dimulai pada tanggal 19 Januari 2016 pukul 22.00 waktu setempat. Butuh waktu kurang lebih 12 jam hingga mereka mampu mencapai puncak Aconcagua pada tanggal 30 Januari 2016 pukul 17.45 waktu setempat atau sekitar pukul 03.45 WIB. Yang berhasil tiba dipuncak adalah Fransiska DImitri Inkiriwang dan Mathilda Dwi Lestari sedangkan rekannya Dian Indah Carolina semapt tertinggal dan akhirnya dibawah turun karena alasan kesehatan.
Informasi keberhasilan para pendaki ini tiba di puncak Aconcagua ini sampai ke Presiden Joko Widodo. Bahkan Jokowi pun sempat mengucapkan selamat kepada keduanya, "Membanggakan! Fransiska Dimitri Inkiriwang & Mathilda Dwi Lestari dari Unpar bisa menaklukkan Aconcagua, puncak tertinggi benua Amerika," kicau akun @jokowi.
Sekali lagi selamat untuk keberhasilan tim WISSEMU dalam menaklukkan puncak Aconcagua, Indonesia tentunya bangga memiliki generasi muda seperti mereka. Berikut adalah video singkat tim WISSEMU saat berada di base camp.
Update dari Plaza De Mulas! Pendakian hari ini ditutup semua karena badai. Semalam basecamp sempat diguyur hujan salju. Kami mohon bantuan doa dari semua rekan-rekan agar cuaca kembali membaik.
Posted by Indonesia Seven Summits Expedition Mahitala Unpar on Sunday, January 24, 2016