1. Home
  2. »
  3. Sosok
29 Agustus 2016 09:03

Keterbatasan tak halangi 5 sosok ini untuk berprestasi hebat

Berbuat sesuatu yang lebih dari kemampuan yang disangka.
+

Brilio.net - Keterbatasan seharusnya memang tak menjadi alasan seseorang untuk bisa berkembang lebih baik. Keterbatasan pun bukanlah alasan untuk memudarkan cita-cita. Justru keterbatasan adalah tantangan untuk berbuat sesuatu yang lebih dari kemampuan yang disangka. Apalagi jika dengan keterbatasan yang ada malah mampu menunjukkan kemampuan yang lebih dibandingkan dengan lainnya.

Hal itulah yang dilakukan oleh sosok-sosok menginspirasi berikut ini. Meski memiliki keterbatasan fisik dan finansial, sosok-sosok di bawah ini rupanya mampu membuktikan kalau mereka mampu berprestasi.

Yuk, intip sosoknya berikut ini yang dirangkum brilio.net dari berbagai sumber, Senin (25/8).

1. Muhammad Wishka Al Hafiidh Suskalanggeng

BACA JUGA :
Perjuangan hidup kakek penjual kaca ini bikin terenyuh

Muhammad Wishka Al Hafiidh Suskalanggeng atau Wishka telah berhasil mewujudkan impiannya untuk masuk Program Studi Kedokteran Umum Universitas Gadjah Mada (UGM). Siapa sangka, siswa penuh semangat yang pernah meraih Juara 2 Fisika Paket Hari Ilmiah se-Jawa Bali pada Oktober 2015 ini ternyata anak seorang tukang pencari rongsokan. Ayahnya, Permana Suskalanggeng, telah menjalani pekerjaan mengumpulkan barang bekas tersebut sejak delapan tahun silam. Sementara itu sang ibu, Dwi Asih Prihati, hanya seorang ibu rumah tangga.

Setiap hari, pria yang akrab disapa Sus itu berkeliling mencari rongsokan dari satu desa ke desa lain dengan motor tua miliknya. Hal itu mendorong Wiskha untuk semangat mencari beasiswa. Kedua orang tuanya juga tiada henti memberikan semangat kepada putranya tersebut untuk tidak menyerah masuk kuliah.

2. Priyono

Keterbatasan bukanlah alasan untuk memudarkan cita-cita. Justru keterbatasan adalah tantangan untuk berbuat sesuatu yang lebih dari kemampuan yang disangka. Salah satu yang telah membuktikannya adalah pria tuna netra yang telah menamatkan studi strata 2 berikut ini. Dia bahkan telah mendaftarkan diri sebagai tenaga pendidik di sebuah universitas negeri di Semarang. Kisah ini dituturkan oleh Karyati Ulya Hadibasuki melalui Facebook beberapa waktu lalu. Karyati mengaku dirinya diajak bicara lebih dulu oleh pria tuna netra bernama Priyono yang selisih umrnya 10 tahun dengannya itu saat naik bus.

3. Rahmat Hidayat

BACA JUGA :
Mengais rezeki berjualan seadanya, nenek ini ajarkan ketabahan hidup

Bocah asal Cirebon bernama Rahmat Hidayat atau akrab disapa Rahmat ini menjadi seorang penceramah meski memiliki keterbatasan fisik. Sejak usia 5 tahun, Rahmat sudah mempelajari bahkan menyukai ilmu agama. Apa yang jadi kecintaan Rahmat tak lepas dari peran kedua orangtuanya yang mendidik dan mendukung bakat yang dimiliki bocah kelahiran Majalengka ini. Kini, memberikan dakwah sudah jadi hobi dan kesibukannya sehari-hari. Namun apa yang dijalani Rahmat kini tentu bukan jadi perkara yang mudah. Mengingat kondisi fisiknya yang lumpuh dari bagian dari pusar ke bawah.

4. Kurnia Khoirul Candra

Menjadi penyandang difabel tuna rungu dan tuna wicara tak lantas membuat dia patah semangat mengejar prestasi. Hal itulah yang dialami Kurnia Khoirul Candra, siswa SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Buktinya, ia mampu membuktikan kemampuannya dengan raihan medali perak dan perunggu pada kompetisi Global IT Challenge se-Asia Pasifik pada 26-28 Oktober 2015 lalu. Ia bersaing bersama sesama penyandang difabel dari berbagai negara se-Asia-Pasifik.

5. Fakhry Muhammad Rosa

Fakhry Muhammad Rosa, pemuda penyandang tuna netra sejak lahir ini tidak pernah menyikapi kekurangannya sebagai sesuatu yang menghalangi mimpi-mimpinya. Fakhry membuktikan bahwa setiap orang bisa memaksimalkan kemampuan mereka dengan segala kekurangan orang tersebut. Fakhry tinggal di Jalan Haji Asmawi no 38, Depok, Jawa Barat. Waktu SD dia bersekolah di SLB A Pembina Lebak Bulus sampai kelas 4 SD. Karena kemampuannya dinilai gurunya mampu bersaing dengan anak normal lainnya, Fakhri disarankan untuk pindah ke sekolah negeri. Setelah lulus SD, Fakhry melanjutkan sekolah ke SMP Negeri 85 Jakarta kemudian ke SMA Negeri 34 Jakarta. Waktu SMA inilah Fakhry bercita-cita kuliah di Universitas Indonesia (UI). Dan akhirnya ia bisa berkuliah di Sastra Jerman, Universitas Indonesia.

Semangat tanpa batas sosok-sosok di atas tentunya bisa menjadi motivasi kita untuk meraih mimpi kita kan? Kamu pun bisa kok untuk #BikinKerenIndonesia sesuai dengan passion yang kamu miliki. Bahkan kamu juga berkesempatan bisa dapetin hadiah menarik. Mau tahu caranya gimana? Yuk cek di telkomsel.com/bikinkerenindonesia.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags