1. Home
  2. »
  3. Sosok
13 Agustus 2019 16:32

Kisah 3 polisi kerja sampingan tambah penghasilan, ada jadi pemulung

Polisi ini tak malu mencari pekerjaan lain untuk menambah penghasilnya. Nur Luthfiana Hardian
foto: ilustrasi Liputan6 dan Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua

Brilio.net - Polisibertugas untuk selalu menjaga keamaan. Polisi dituntut untuk stand by sedia kapan saja untukmenjaga keamanan masyarakat. Di beberapa wilayah ada polisi yang bisa menjadi teladan. Kisah-kisah mereka menginspirasi.

Terkadang demi mendapatkan uang lebih untuk menutupi masalah ekonomi. Pasalnya hasil dari bekerja sebagai polisi tidaklah cukup. Inspiratifnya, polisi-polisi ini tak malu mencari pekerjaan lain untuk menambah penghasilnya.

BACA JUGA :
Kisah tragis Briptu Hedar, disandera & ditembak hingga tewas di Papua


Pekerjaan ini dilakukan usai mereka menjalankan kewajibannya sebagai abdi negara. Jadi pekerjaan sampingan ini tak mengganggu tugas mereka sebagai polisi abdi negara.

Bagaimana kisah inspiratif dari deretan polisi Indonesia ini? Berikut rangkuman brilio.net darimerdeka pada Selasa (13/8).

1. Jadi tukang angkut sampah.

Aiptu Trisih Setyono memiliki pekerjaan sampingan yakni menjadi tukang angkut sampah. Trisih bercerita hal ini sudah dilakukan sejak tahun 2016. Dia menggunakan waktu lepas dinasnya dengan mengambil sampah warga, Desa Ngrendeng, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung dan membuangnya ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pagerwojo.

Semua berawal saat, dia risih lantaran banyak sampah berserakan di wilayahnya. Beberapa lokasi di Desa Gandang seperti di area Jembatan Sungai Gondang, Jembatan Kalitelu dan Jembatan Kedung Gudel sempat dijadikan warga tempat pembuangan sampah liar.

"Mengambil sampah ini biasanya saya lakukan tiga hari sekali selepas jam dinas," ujar Trisih di Tulungagung, Selasa, 10 April 2018 lalu.

Tindakannya diapresiasi warga. Bahkan, tidak hanya warga desa di wilayah Tulungagung. Tetangga desa yang masuk wilayah Trenggalek pun ikut meminta jasa Trisih dan rekannya membuang sampah. Warga membayar iuran sebagai pengganti biaya operasional. Rp 20 ribu per bulan untuk rumah tangga dan Rp 50 ribu untuk warung.

Duit iuran juga dipakai membiayai truk yang dibeli dengan cara mengangsur. Bagi Trisih, kegiatan ini bisa jadi cara untuk mengisi masa pensiun yang tiga tahun mendatang. "Saya berharap bisa jadi lapangan kerja. Nanti kalau sudah tak kuat, siapapun yang mau meneruskan silakan," ujar Trisih.

2. Jadi pemulung.

Kemudian ada juga, Bripka Seladi selain menjadi polisi, menjadi pemulung untuk menambah mata pencahariannya. Pekerjaan sampingan sebagai pemulung ini mulai dilakukan oleh Seladi sejak tahun 2006.

Ketika itu dia melihat sampah yang menumpuk di Polresta Malang. Suatu saat, dia datang ke pengepul rongsokan dengan membawa sampah itu yang ternyata laku dijual.

"Ini rezeki, kenapa harus dibuang-buang. Sampingan saja, satu jam atau dua jam waktu luang saya manfaatkan untuk kegiatan ini," kata Seladi.

Seladi mengumpulkan sampah walaupun hanya di lingkungan Polresta Malang. Baru setelah itu dia akhirnya berkeliling kota untuk menengok setiap bak sampah, barangkali menemukan barang yang masih dapat digunakan. Kegiatan itu biasanya dilakukannya di luar jam tugas yaitu pada malam hari.

3. Penambal ban.

BACA JUGA :
Kisah Iptu Triadi terancam dipecat karena ngojek untuk hidupi keluarga

Aiptu Mustamin yang mencari penghasilan tambahan dengan menjadi tambal ban. Pekerjaan ini dilakukan Mustamin selepas tugas.

"Saya kerja jadi tukang tambal kalau lepas tugas, dan benar-benar tidak ada tugas dari kantor atau perintah dari komandan. Sehingga kedua profesi ini tidak saling mengganggu," kata Mustamin yang bertugas di satuan Sabhara penjagaan objek vital, Kapolsek Ujung Pandang, Sulawesi Selatan.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags