Brilio.net - Hanan Al Hroub adalah salah seorang guru dari Sekolah Menengah Atas Samiha Khalil, Palestina, yang baru saja mendapatkan penghargaan Global Teacher Prize 2016 sebagai salah satu guru terbaik di dunia. Perjuangan Hanan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Palestina sudah dilakukannya dalam beberapa tahun terakhir. Gejolak perang tidak memudarkan keinginan Hanan untuk mencerdaskan anak-anak Palestina.
Masa kecilnya dilalui dengan penuh perjuangan. Demi pendidikan, Hanan rela melawan rasa takut untuk setiap hari pergi ke sekolah dalam suasana penembakan yang terjadi hampir setiap harinya. Baginya pendidikan harus diperjuangkan dan perang bukan halangan baginya untuk terus menempuh pendidikan. Tak sampai di situ saja, Hanan bahkan harus merasakan kehilangan anak dan sanak saudaranya karena perang.
Meski melalui duka kehilangan orang tercinta, namun Hanan tidak ingin terpuruk. Dia bergabung di beberapa kelas di pengungsian. Hanan belajar berbagai ilmu pengetahuan di camp. Dengan penuh semangat dia akhirnya mencoba meninggalkan dukanya dan menyibukkan diri dengan mengajar anak-anak Palestina korban perang yang ada di camp pengungsian.
WAJIB KAMU BACA: 7 Fakta mengagumkan Rumah Sakit Indonesia di Palestina, bikin bangga!
'No to Violence' yang berarti tidak untuk kekerasan adalah prinsip yang dipegang teguh oleh Hanan. Sekolah dibuatnya tidak hanya untuk pendidikan ilmu pengetahuan semata tapi juga pembinaan psikologis dan akhlak. Dia berfokus mengembangkan hubungan saling percaya, saling menghormati, jujur dan penuh kasih sayang antar sesama.
"Anak-anak boleh hidup dalam perang, tapi hati mereka dan jiwa mereka tidak boleh ikut berperang, anak-anak memiliki hak untuk hidup bahagia karena kebahagiaan mereka ada di tangan mereka sendiri bukan pada serdadu perang," kata Hanan seperti dikutip brilio.net dari globalteacherprize.org, Senin (14/3).
NAH, MAU TAHU GIMANA KESIBUKAN HANAN SAAT MENGAJAR DI PALESTINA?
KLIK NEXT UNTUK LIHAT FOTO-FOTONYA.. DIJAMIN KAMU BAKAL KAGUM DAN 'ANGKAT TOPI' UNTUK HANAN
BACA JUGA :
Sarjana ini abdikan hidupnya untuk mencerdaskan anak TKI di Malaysia