1. Home
  2. »
  3. Sosok
8 Agustus 2021 16:26

Kisah pria asal Surabaya jadi tentara Amerika Serikat, awalnya kuliah

Jovan Zachary merupakan warga AS keturunan Indonesia. Keluarganya banyak yang tinggal di Surabaya. Desinta Ramadani
foto: Instagram/@jovanzachary

Brilio.net - Seorang pemuda asal Surabaya bernama Jovan Zachary Winarno mendadak jadi buah bibir warganet. Hal ini dikarenakan, dirinya kini telah sukses menjadi tentara angkatan laut Amerika Serikat (AS).

Semula ia bahkan mengaku tidak bisa berbahasa Inggris dan hanya ingin hanya ingin melanjutkan kuliah di negeri Paman Sam tersebut. Dilansir dari unggahan video VOA pada Minggu (8/8), akhirnya Jovan memilih untuk bekerja sebagai tentara AS.

BACA JUGA :
Momen wanita Indonesia kunjungi pacar tentara Amerika, bikin baper


Menariknya lagi, kini ia sudah digaji dengan nominal yang fantastis di usianya yang baru menginjak 21 tahun. Jovan tampak gagah mengenakan seragam tentara komplet beserta atributnya.

Pada video tersebut, ia menceritakan aktivitasnya selama menjadi tentara di Amerika Serikat. Ternyata aksinya tersebut berhasil mencuri perhatian para netizen dan teman-temannya di Indonesia yang sudah dilanda kerinduan.

BACA JUGA :
TNI beri rendang dan durian pada tentara AS, ekspresinya tak terduga

foto: Instagram/@jovanzachary

"Jarene kabeh kuliah, malah dadi tentara, yo opo sih kon iku? (Katanya semua kuliah, kok malah jadi tentara? Gimana sih kamu itu?)," jelas Jovan lewat wawancara Skype dengan VOA beberapa waktu lalu.

Kisah perjalanannya pun dimulai, kala itu Jovan mengaku tidak pandai berbahasa Inggris sama sekali. Tekadnya yang kuat, akhirnya mampu mengantarkannya melanjutkan pendidikan di Los Angeles, California, pada 2018 silam.

Dikutip dari VOA Indonesia pada Rabu (6/8), Jovan mengatakan bahwa ia juga ingin sekali merasakan bekerja di AS terlebih dahulu. Jovan yang dibantu oleh teman ayahnya pun pindah ke Texas untuk bekerja sebagai pramusaji restoran sekitar enam bulan.

Dari sinilah, jejak permulaan Jovan menjadi seorang tentara AS. Ia memperoleh kabar seputar informasi tentara AS dari temannya.

Ia pun mencoba mengikuti seleksinya dan berhasil lolos. Perlu diketahui, Jovan adalah keturunan Indonesia yang lahir di AS sekaligus berkewarganegaraan AS.

Saat ditawarkan menjadi tentara, ia merasa tertarik dari berbagai benefit yang diberikan. Mulai dari tunjangan sekolah, asuransi kesehatan, tempat tinggal, makan sehari-hari hingga biaya untuk ke tempat kebugaran.

Keputusannya ini mengejutkan para keluarganya yang di Surabaya. Beruntung, Jovan pun mendapat restu dari sang ayah yang ingin mendukung harapan dan cita-cita Jovan.

"Menurut saya itu sih terlalu berisiko. Tapi saya juga ndak bisa membatasi ya antara ruang gerak saya dan dia," beber Susanto Budi Winarno dalam wawancara virtual Skype dengan VOA.

Jovan menjadi tentara laut AS karena penawaran yang diberikan berada di posisi tersebut. Dengan keputusan yang matang, Jovan mengikuti pelatihan tentara angkatan laut.

Tidak mudah, Jovan harus kuat menerima perlakuan yang keras dari pelatihan ketat selama dua bulan. Jovan bersama 20 orang lainnya biasa naik bus ke tempat pelatihan.

foto: Instagram/@jovanzachary

"Awalnya kaya santai gitu pas di bus, terus pas turun, ada satu (orang) pangkatnya Chief kalau nggak salah. (Dia) langsung teriak-teriak, Ayo turun! Ayo turun! Langsung kayak ngomong kotor gitu," ungkap tentara kelahiran tahun 2000 ini.

Sebelum berangkat ke pelatihan, Jovan pamit kepada orang tuanya dan meninggalkan pesan terakhir selama dua bulan ke depan untuk menjalani pelatihan. Di mana, dirinya mau tidak mau harus terbangun sekitar jam 4 pagi dan tidur pukul 10 malam waktu setempat. Sesekali Jovan juga mendapatkan tugas untuk berjaga malam sekitar 2-4 jam.

Wajar saja kalau Jovan sebelumnya kerap takut dan memilih menjadi teknis kapal. Ia mengaku bahwa tak pernah di benaknya menjadi tentara. Pastinya ia sangat awam dan tentara di sana cukup ketat.

"Kalau udah ke tentara, kan pasti, 'oh perang ini.' Cuman kalau udah ke sini, kalau udah masuk ke tentara, udah biasa gitu," cerita Jovan.

Jovan pada akhirnya mengikuti rangkaian seleksi untuk penentuan posisinya. Merasa yakin, dipilihlah jabatan sebagai teknisi kapal bagian pemeriksaan mesin kapal laut yang sedang berlabuh.

Jovan mengatakan sebanyak tiga kali seminggu mulai jam 7 pagi hingga 4 sore dirinya bertugas. Baginya, teknisi kapal tidaklah terlalu sulit. Jovan cukup mengikuti pedoman yang sudah ada saja.

"Kerjanya gampang aja. Terus Sabtu, Minggu juga libur," tuturnya.

Meski begitu, ia memiliki keterbatasan bahasa sebagai kendala. Jovan juga pernah malu ketika ingin berbicara.

"Saya biasanya (menerjemahkan) dulu kalau misalnya nggak tahu apa yang saya mau omongin. Habis itu saya baru ngomong," beber Jovan.

Jovan berpendapat mengenai penghasilan seorang tentara setingkat dirinya bisa mencapai sekitar Rp 575 juta - Rp 718 juta per tahun.

Menjadi tentara tidaklah mudah, seperti Jovan yang sempat hilang kontak akibat harus menetap di San Diego, California. Jovan harus patuh ketika mendapat tugas berlayar hingga berbulan-bulan. Kondisi itu membuatnya tidak bisa menghubungi keluarganya. Lantaran tidak ada sinyal di tengah laut.

Meski begitu, keluarga sangat mendukung dan mendoakan yang terbaik untuk dirinya. Ayahnya pun mendoakan agar anaknya ini bisa meraih cita-citanya sebagai insinyur di AS.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags