Brilio.net -
Sudah sejak usia muda Atemo Wiyono (81) atau yang kerap disapa Mbah Atemo membuat mainan dan menjualnya. Warga Sewon, Yogyakarta ini sudah kenyang dengan asam garam dunia jual beli mainan.
BACA JUGA :
Kisah bakti anak 'jadi kaki' untuk ayahnya yang lumpuh ini bikin haru
Angrek, payung, kitiran, wayang, dan klunthungan merupakan beberapa mainan tradisional yang dibuat oleh Mbah Atemo. Ia memproduksinya sendiri mainan yang dijualnya. Mbah Atemo tak pernah mematok harga mahal untuk mainannya, Rp 5.000 jadi harga termahal untuk mainan buatannya.
Waktu teruys berlalu dan berbagai perubahan dirasakan betul oleh Mbah Atemo. Apalagi terkait usahanya tersebut. Ia merasa sudah banyak yang berubah.
"Kalau dulu dibuat hidup cukup, kalau dulu laku lah. Kalau sekarang, ya sedikit-sedikit masih laku tapi tak seperti dulu," cerita Mbah Atemo pada brilio.net beberapa waktu yang lalu.
BACA JUGA :
Penjual roti keliling ini diperas oknum polisi Rp 50 ribu, duh..
Banyaknya permainan modern menurut Mbah Atemo membuat minat anak-anak pada permainan tradisional menurun. Kini juga semakin sedikit orang yang mau menggeluti profesi seperti Mbah Atemo.
"Sekarang yang buat mainan begini tidak banyak, anak saya saja belum tentu bisa," lanjutnya.
Lima puluh tahun lebih Mbah Atemo menekuni profesinya. Sebuah konsistensi yang tak main-main. Belum tentu kita bisa menjadi sepertinya, setia menjaga permainan tradisional. Salut!
Nah, berikut ini selengkapnya kisah Mbah Atemo: