Brilio.net - Sosok Septinus George Saa merupakan sudah cukup terkenal. Namanya pertama kali dikenal publik usai memenangkan lomba First Step to Nobel Prize in Physics pada tahun 2004. Bagaimana tidak ia berhasil membuat sebuah penemuan baru yang berjudul Infinite Triangle and Hexagonal Lattice Networks of Identical Resisto, Rumus Penghitung Hambatan antara Dua Titik Rangkaian Resistor yang ditemukannya diberi namanya sendiri yaitu "George Saa Formula".
Saat membuat makalah tersebut ia masih berstatus murid SMA Negeri 3 Jayapura, Papua. Dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Jumat (23/8), dalam penelitiannya itu, ia digembleng khusus oleh Bapak Fisika Indonesia, Profesor Yohanes Surya. Awal November 2006 ia harus mempresentasikan hasil risetnya di depan ilmuwan fisika di Polandia. Ia harus membuktikan bahwa risetnya tentang hitungan jaring-jaring resistor itu adalah orisinil gagasannya.
BACA JUGA :
7 Fakta Nufi Wardhana, penyanyi lagu Didi Kempot versi Indonesia
foto: Facebook/Taufik Haras
Berkat penemuannya itu George Saa mendapat kesempatan belajar riset di Polish Academy of Science di Polandia selama sebulan di bawah bimbingan fisikawan hebat. Tak hanya itu saja, ia juga berkesempatan mendapat beasiswa dari Freedom Insitute milik Aburizal Bakrie untuk melanjutkan studi S1 di jurusan aerospace engineering, Florida Institute of Technology pada tahun 2006.
BACA JUGA :
Kisah Rachel Vennya dan suami raih beasiswa S2 ini inspiratif
Terbukti bahwa dirinya adalah sosok yang cerdas, tak butuh waktu lama, hanya 3,5 tahun George Saa berhasil menyelesaikan pendidikannya, yakni pada tahun 2009. Usai lulus ia sempat bekerja di perusahaan pertambangan di Bintuni, Papua Barat. Tahun 2015 lalu, George melanjutkan S2 di bidang teknik material Universitas Birmingham, Inggris.
George Saa menjadi putra kebanggaan Papua dan tentunya ia berhasil mengharumkan nama bangsa Indonesia. Meski dirinya dari keluarga yang sederhana, namun tak mematahkan semangatnya untuk berjuang dan agar menjadi sosok yang berguna.
foto: Facebook/Saya Cinta Indonesia! (I Love Indonesia)
George Saa lahir di Manokwari pada 22 september 1986, sejak kecil ia merasakan bagaimana hidup sederhana. Ia mulai sedikit merasakan hidup makmur ketika ayahnya Silas Saa, adalah Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat, periode 2003-2008. Namun meski begitu, keluarga mereka tetap harus berhemat.
Ketika George Saa masih kecil, ia kerap kekurangan ongkos untuk berangkat ke sekolah. Kala itu sang ayah hanya menjabat kepala seksi dengan pangkat eselon IV di Jayapura. Sedangkan kebutuhan sangat banyak, sang ayah harus menghidupi dan menyekolahkan lima orang anak.
foto: Facebook/Milkinep Dalpapa
Meski masa lalunya yang cukup sulit, George Saa telah membuktikan, kekurangan bukan berarti membuat dirinya harus berhent bermimpi. Ia membuktikan, banyak cara untuk meraih kesuksesan dan menjadi sosok yang membanggakan.