Brilio.net - Ketua Dewan Pers Prof Azyumardi Azra dikabarkan meninggal dunia di Rumah Sakit Serdang, Selangor, Malaysia pada Minggu (18/9) pukul 12.30 waktu setempat. Prof Azra sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Serdang sejak Jumat (16/9) setelah mengalami sesak napas dalam penerbangan menuju Kuala Lumpur. Dilansir dari laman Antara, berdasarkan surat kematian yang dikeluarkan oleh rumah sakit, Prof Azyumardi Azra meninggal dunia karena menderita acute inferior myocardial infarction. Selanjutnya, jenazah Prof Azra dijadwalkan akan tiba di Indonesia pada Senin (19/9) malam. Saat ini jenazah Prof Azra tengah dalam proses penyiapan untuk pemulangan ke Indonesia.
Pihak keluarga juga menyampaikan bahwa Prof Azra akan disalatkan di Masjid Student Center Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata Blok Z pada Selasa (20/9). Kabar kepulangan Prof Azyumardi Azra pun meninggalkan kesan mendalam bagi dunia pers di Indonesia. Prof Azyumardi Azra dikenal sebagai sosok kritis, kreatif, dan menjadi salah satu cendekiawan muslim yang terpandang.
BACA JUGA :
Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra meninggal di Malaysia
Berikut sederet sepak terjang Prof Azyumardi Azra yang telah dirangkum brilio.net dari berbagai sumber pada Senin (19/9).
1. Prof Azyumardi Azra memperoleh gelar dari Kerajaan Inggris.
BACA JUGA :
Fakta-fakta Hermanto Dardak, ayah Wagub Jatim yang dulu Menteri SBY
Prof Azyumardi Azra merupakan warga negara Indonesia pertama yang memperoleh gelar Commander of the Order of British Empire (CBE) dari Kerajaan Inggris dan menjadi 'Sir' pertama di Indonesia. Selain itu, gelar tersebut juga membuat Prof Azra sangat dihormati di kalangan intelektual.
2. Prof Azyumardi Azra pernah menjabat sebagai Deputi Politik dan Staf Khusus.
Pada masa Jusuf Kalla menjabat sebagai wakil presiden, Prof Azyumardi Azra mendampingi Jusuf Kalla dan berperan penting sebagai Deputi Politik dan Staf Khusus selama dua kali periode kepemimpinan.
3. Prof Azyumardi Azra juga berjasa dalam mendirikan dan memimpin redaksi Studia Islamika.
Setelah menempuh pendidikan di IAIN Jakarta pada tahun 1892, Prof Azyumardi pernah menjadi wartawan Panji Masyarakat pada tahun 1972 sampai 1985. Selanjutnya, Prof Azyumardi Azra mendirikan dan memimpin redaksi Studia Islamika untuk studi Islam pada tahun 1993.
4. Pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Prof Azyumardi Azra pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada periode 1998 hingga 2006. Pada bulan Desember 2006, Prof Azyumardi Azra juga pernah menjabat sebagai Direktur Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah dan menjadi Guru Besar Sejarah di Fakultas Adab.
5. Menjadi penduduk Asia Tenggara pertama yang diangkat sebagai Professor Fellow.
Prof Azyumardi Azra telah menorehkan sejumlah prestasi, salah satunya adalah menjadi orang Asia Tenggara pertama yang diangkat sebagai Profesor Fellow di Universitas Melbourne, Australia pada tahun 2004-2009.
6. Pernah menjabat sebagai Dewan Penyantun (Board of Trustees).
Dikenal sebagai sosok yang kritis dan kreatif, Prof Azyumardi Azra juga berhasil menorehkan sejumlah prestasi, salah satunya pernah menjabat sebagai anggota Dewan Penyantun (Board of Trustees) di International Islamic University Islamabad Pakistan pada tahun 2004-2009.
7. Menjadi Ketua Dewan Pers periode 2022-2025.
Prof Azyumardi Azra dipercaya untuk menjadi Ketua Dewan Pers untuk periode 2022-2025. Pria kelahiran 4 Maret 1955 itu baru saja dilantik sebagai Ketua Dewan Pers dari unsur tokoh masyarakat pada bulan Mei lalu.